Part 12

54 13 0
                                    

Suara langkah kaki yang terdengar begitu cepat membuat satu kelas geger. Pasalnya, kelas yang sedang ramai karena jam istirahat, digemparkan dengan pengumuman baru yang dibawakan oleh sang ketua kelas. Indah yang tengah mengobrol ria dengan Kiki dan beberapa temannya sambil makan cilok ikut terkejut. Baru saja ciloknya masuk ke dalam mulut tiba-tiba tersapu tanpa dikunyah menuju lubang kerongkongannya. Indah hampir tersedak.

"Woi para penghuni kelas! Guru fisika hari ini gak akan masuk!" sang ketua kelas berteriak dari depan kelas setelah aksi menggedor pintu kelas dengan sangat kencang.

"Lo yakin?" salah satu penghuni kelas bertanya.

"Gue yakin!" jawabnya.

"HOREEE!" seisi kelas pun ribut atas kabar bahagia ini. Indah juga ikut senang karena dia bisa terus mengobrol ria tanpa diganggu jam pelajaran.

"Itu Ibu baik banget sih, sampe gak masuk segala ... makin cinta deh ...," celetuk Kiki.

"Muji apa nista lu," Indah mencubit tangan Kiki pelan sambil tertawa.

"Oke ya gua lanjutin. Jadi pas SMP, gue tuh pernah suka nih ama seseorang ceritanya. Tapi gue rasa kalo cinta itu datangnya terlambat. Kenapa gue bisa berpendapat gitu, karena orang yang gue suka, dulu pernah suka ke gue dan nembak gue, cuman gue gak mau, emang belum suka ama itu orang. Namun seiring berjalannya waktu, perasaan gue ke dia tumbuh begitu cepat. Alhasil, gue suka dia tapi dianya gak suka gue," Kiki bercerita.

"Sedih sih ya, gue denger cerita lo," Indah berkomentar.

"Sampe sekarang gue suka sama kakak kelas, eh dianya gak suka sama gue," ucap Kiki. "Malah suka sama lo, Ndah."

"Hehe ... tapi gue gak suka ya ...," ujar Indah.

"Terkadang gue juga suka cemburu sama lo, Ndah. Ya dulu gue sempet ngerasa kalo dunia gue itu seakan-akan milik lo."

"Mmm ... jadi sedih ...," Indah menyeka air matanya yang sedikit keluar. "Maafin gue Ki, gue gak bermaksud buat ngerebut dunia lo, atau apalah. Semua itu diluar rencana gue. Disana gue juga sadar diri, Ki, gue udah punya pacar, dan gak mungkin gue deketin laki-laki lain, termasuk orang yang lo suka."

"Tapi gue salut ama lo Indah, ya lo bisa jaga komitmen gitu diatas hubungan jarak jauh lo. Kakak gue yang baru kemaren lulus dari sekolah ini, terpaksa harus putus sama pacarnya. Mereka juga sama-sama LDR," sambung salah satu teman mereka. "Lo kuat Ndah, gak berani deketin cowok lain."

"Hehe ... makasih ya ...," ucap Indah sambil nyengir.

"Btw, itu kakak lo kenapa putus?" tanya Indah.

"Ya katanya sih ceweknya gak kuat LDR, dia udah punya cowok lain. Jadi sebelum mereka putus, si cewek udah jadian ama yang baru. Kasihan kan ..."

"Semoga lo gak kayak gitu, Ndah," ujar Kiki. "Semoga hubungan lo bisa baik-baik aja."

"Makasih Ki ... Lu masih marah ama gue?" tanya Indah.

"Enggak, tadi gue cuman cerita doang. Gue gak marah sama lo, Ndah ...," jawab Kiki. Indah tersenyum.

"Nah kalau gue kayak gini. Gue ceritain dikit ya ...," ucap Indah.

"Oh tidak, mimpi buruk kita telah datang ...," teman Indah menyetop pembicaraan Indah. Dia mengarahkan pandangannya pada seorang wanita yang tengah masuk ke kelas dengan membawa tas jinjingnya.

"Fisika is coming ...," Kiki menggenggam erat tangan Indah. Mereka langsung duduk siap seperti biasanya.

"Kok bisa masuk sih? Katanya bakalan enggak ada," ujar Indah. Dia membuang pandangannya menuju sang ketua kelas yang duduk di bangku paling belakang. Sang ketua kelas hanya nyengir sambil mengekspresikan ketakutan.

ABOUT YOU (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang