Libur telah tiba. Matahari bersinar terang pagi ini. Burung-burung berkicau menghangatkan suasana. Indah membuka jendela kamar, menghirup segarnya udara. Setidaknya di awal liburan hati Indah terasa lega. Hasil semester ini tidak mengecewakan. Indah yang tak pintar-pintar amat bisa meraih peringkat lima besar.
Rencana liburan Indah kali ini tidak ada yang mengesankan. Sang Ayah sibuk mengurus proyek besar sehingga tak bisa membawa keluarga berlibur. Indah yang ingin pergi ke rumah nenek di desa, bernostalgia dengan masa kecilnya, tidak dapat terlaksana tahun ini. Dia harus membuang jauh-jauh rencananya tersebut.
Hari ini juga, Indah teringat akan janji yang pernah Alvin ucapkan dulu, di suatu malam yang membuat Indah menangis tersedu. Liburan ini, Alvin mengajak Indah ketemuan, dia ingin memberikan penjelasan atas semua yang telah terjadi. Kafe Andalusia memang cocok dijadikan tempat untuk bertemu. Setahu Indah, setiap malam minggu selalu ramai dengan muda-mudi yang tengah 'malam mingguan' walau sekedar ngopi atau bersantai.
Indah meraih HP-nya, dia mencabut catu daya yang masih tersabung. Senangnya, pagi ini baterai HP-nya masih penuh dan segar. Dia mengulur jadwal mandinya. Sekarang dia fokus pada akun media sosialnya dengan bersantai kembali diatas tempat tidur.
Pesan masuk membuat Indah menyunggingkan senyumnya. Kekasih hati telah mengirimkannya pesan lebih dari satu. Tiga pesan belum terbaca oleh Indah. Jemarinya gatal, dia segera membuka dan membaca pesan tersebut.
Alvin Arz
Selamat pagi dan selamat liburan Indah :)
Gue gak mau lama-lama, udah gak kuat, nimbun rasa kangen yang amat mendalam :)
Siang nanti gue langsung meluncur ke kafe Andalusia. Lo siap-siap ya, banyak hal yang mau gue omongin. Sayang Indah :D
"Apaan sih dia pagi-pagi genit banget," gumam Indah. Dia menggigit bibir bawahnya. Seketika dia tak tahu harus menjawab apa.
Indah menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengutarakan isi hatinya.
Indah Utami
Secepat itukah? Oke, gue bakal kesana. Lo kasih kabar aja kalo udah deket kafe. Sampai ketemu
Terkirim.
"Oh, terlalu dingin? Atau ...," Indah gundah akan balasannya. "Tapi ya sudahlah ..."
Dia mematikan HP-nya. Rupanya sang Ibu sudah memanggil untuk sarapan. Saat akan beranjak, HP Indah kembali berbunyi. Kali ini bukan suara pesan masuk, melainkan suara panggilan.
"Kiki?" Indah melihat layar HP-nya yang menyala. Disana terlihat jelas bahwa ada panggilan masuk dari Kiki. Dia buru-buru mengangkatnya.
"Halo Ki ... Ada apa?"
"Halo Indah ... Gue pengen ngobrol sama lo bentar."
"Ngobrolin apa? Oh ya, hari ini gue bakal ketemuan ama Alvin. Lo jadi kan nganter gue ke Kafe?"
"Gue mau ngomongin itu. Gue ... Gue minta maaf Ndah, gak bisa nganter lo kesana. Hari ini, kakek gue meninggal. Gue sekeluarga harus kesana sekarang. Kemungkinan gue liburan disana juga. Jadi maaf banget gue gak bisa bareng lo."
"Turut berduka cita, Ki."
"Makasih Ndah ... "
"Gitu ya, jadi gue sendiri dong kesana ..."
"Maaf banget, Ndah. Ini semua diluar dugaan."
"Iya Ki, gue ngerti, gue juga gak berhak maksa lo buat nemenin gue hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU (SUDAH TERBIT)
أدب المراهقين[ BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS ] Kau tahu, mempertahankan sebuah hubungan tak semudah membalikkan telapak tangan, tak sesingkat mengedipkan mata. Namun apa arti sebuah hubungan jika pada akhirnya meneteskan air mata? Ini bukanlah cerita cinta biasa...