Waktu terus berjalan, detik demi detik, hari demi hari berlalu. Indah telah selesai melaksanakan kegiatan ulangan akhir. Ada masa dimana seluruh siswa 'santai' yaitu kegiatan pekan olahraga. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun sehabis ulangan akhir. Kegiatannya seminggu, sambil menunggu pembagian rapor. Dan hari ini adalah hari pertama kegiatan.
"Ah dulu enak jadi panitia, sekarang jadi penonton doang," ucap Indah pada teman sebangkunya, Via, yang sekarang menonton pertandingan bersama.
"Iya, pas jadi panitia gue langganan banget ngitungin skor," jawab Via. "Ah jadi kangen dulu."
"Walau jadi penonton, kita harus meriahkan acara ini, itung-itung terakhiran di sekolah," ucap Indah. "Bener gak?"
"Hehe ... iya juga sih ...," Via nyengir.
Pertandingan yang berlangsung sengit membuat mereka tak mau beranjak pergi. Akan tetapi, tak lama Via merasa lapar dan meminta Indah untuk mengantarnya membeli makanan di kantin. Awalnya Indah menolak, tapi karena Via terus memohon akhirnya dia mengiyakan.
Sampainya di kantin.
"Oy, Via, Indah!" terdengar suara memanggil mereka. Indah melihat Ibra dan dua orang temannya duduk di salah satu kursi kantin melambai-lambai, memberikan kode panggilan.
"Tuh, si Ibra and the gank," ucap Indah. Pandangan Via tertuju pada Ibra.
"Ngapain mereka manggil kita?" tanya Via.
"Entah. Mau nyamperin?"
"Kita mau beli makanan dulu!" Via berteriak. Teriakannya sepertinya terdengar oleh mereka. Ketiga laki-laki tersebut mengangguk.
Indah dan Via berjalan menuju kantin langganan mereka. Jajanan cilok bumbu yang membuat mereka selalu ketagihan saat jam istirahat. Setelah membelinya, mereka datang ke tempat Ibra dan teman-temannya berada.
"Apaan sih kalian manggil-manggil," Indah bertanya sambil mengambil posisi duduk.
"Cuman manggil doang, lagian ngapain kalian kesini," jawab Ibra.
"Ih nyebelin banget, gue kira apaan," ucap Indah kesal.
"Tau, nyita waktu kita aja kalian!" Via menyambung.
"Hehe, santai dong!" ucap Alvin.
"Kita pengen kumpul aja, kangen gak sih kalian ... Dulu pas jadi OSIS kita kan sering kumpul-kumpul beginian," Ibra meletakkan kamera yang ia kalungkan sedari tadi.
"Ceritanya kita abis foto-foto kegiatan sambil liat-liat foto tahun kemaren juga," lanjut Ibra.
"Flashback gitu, kan ahli kameranya juga ada disini," sambung Aldo sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Berisik lu bombom, kerjaan lu juga dari dulu cuman nebeng makan doang!" celetuk Via.
"Eh sembarangan! Bayangin lu, kalo gak ada gue, kalian pasti kelaparan! Justru yang doyan makan lu," jawab Aldo dengan percaya diri. Semuanya tertawa.
"Rasanya kayak reuni ya, padahal kita belum lulus," ucap Indah.
"Bentar lagi juga lulus, kok," jawab Alvin.
"Eh tau gak, si Alvin naksir ama lu, Ndah!" celetuk Ibra.
"Apaan lu sembarangan kalo ngomong!" Alvin terkejut.
"Alah, tadi lu cerita sendiri ke kita," jawab Ibra. "Ya kan, Do?"
Aldo mengangguk.
"Dah, jujur aja, gak bakal kita apa-apain kok," ujar Aldo.
"Gak ya, gue gak ngomong gitu," kilah Alvin. "Jangan percaya sama mereka, Ndah, gak pada bener!"
"Eeemm Indah langsung merah!" Via turut nimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil[ BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS ] Kau tahu, mempertahankan sebuah hubungan tak semudah membalikkan telapak tangan, tak sesingkat mengedipkan mata. Namun apa arti sebuah hubungan jika pada akhirnya meneteskan air mata? Ini bukanlah cerita cinta biasa...