Part 25

38 9 1
                                    

Dosen mata kuliah siang ini keluar dari kelas. Indah tampak sedang mengemasi bukunya, memasukkannya ke dalam tas dan kemudian mengeluarkan HP-nya yang sedari tadi ia silent.

Saat sedang memainkan HP, tiba-tiba Widya datang menghampiri Indah.

"Coklat buat lu," Widya memberikan sebatang coklat yang masih dibungkus pada Indah. Indah sempat terkejut.

"Eh, ada apa nih, tiba-tiba ngasih coklat?" tanya Indah.

"Tadi di minimarket lagi ada diskon coklat, beli dua gratis satu. Ya udah, dua gue makan, satu gue kasih ke lo," jawab Widya. Dia juga terlihat sedang menikmati coklatnya.

"Kek anak kecil aja makan coklat," ujar Indah.

"Hei, jangan salah! Coklat itu sebagai tanda cinta, romantisme, buat kita-kita nih. Lo pernah dikasih coklat ama pacar lo? Eh, maksud gue mantan lo? Enggak pernah?  Kasihan," cibir Widya.

"Apaan sih Wid," tukas Indah.

"Oh ya, gue mau cerita nih sama lo," Widya mengubah topik pembicaraan.

"Apa?  Lo mau ngajak gibah soal tetangga lo lagi? Bosen tahu gak," balas Indah.

"Eits, jangan salah lo!" ucap Widya.

"Terus, lo mau ngomong apaan?" tanya Indah.

"Kemaren, gue berhasil buat si Farhan sama si Rahma jadian!" ucap Widya dengan sedikit berbisik pada Indah.

Seketika Indah terdiam. Ucapan Widya terus terngiang di kepala Indah. Mengapa tidak, seseorang yang dia cintai dan dia harap mencintainya juga ternyata malah menjadi milik orang lain.

"Serius lu?" Indah meyakinkan.

"Gue sih gak berani boong. Lagian, dia kan cewek yang dia incer di kelas," jawab Widya.

Bukan gue ya?  Batin Indah.

"Hemm... Mungkin kemarin dia ngajak gue ngobrol kek nya buat bantuin dia deketin Rahma ya?" tanya Indah.

"Bisa jadi," jawab Widya. "Emang kemaren lu gak jadi ngobrol?"

Indah menggeleng.

"Gue tahu mereka jadian tadi malem. Ya mungkin si Rahmanya juga suka. Emang, cewek mana sih yang gak mau nerima Farhan. Udah ganteng, auranya dapet, pinter, beuh... Idaman banget," ujar Widya. "Gue juga suka sih ama itu anak, ya tapi gue sadar diri aja. Ngapain ngejar yang mustahil kita dapet. Iya gak?"

"Hem...  Iya juga sih," jawab Indah. "Syukur deh kalo mereka udah jadian, ikut seneng juga."

"Moga langgeng dah mereka ampe pelaminan, tanggung setahun lagi kuliah. Lulus terus nikah," ucap Widya dengan enaknya.

Jujur Indah memang cukup sakit hati mendengarnya. Memang bukan miliknya. Indah kembali merasakan sakit hati. Luka yang masih belum kering sempurna harus basah kembali.

Jika jatuh cinta hanya membuat sakit,  kenapa aku harus jatuh cinta lagi?  Indah membatin.

Buang perasaan ini, Farhan bukan milikmu. Masih banyak hal yang harus kau hadapi. Jangan menumpuk terlalu banyak kesedihan bila di depanmu masih ada secercah harapan untuk mencapai kebahagiaan...

:'(

"Ki, lo tahu, Farhan jadian ama orang lain," Indah memegang tangan Kiki erat. Suasana berubah menjadi sedih.

Kiki yang sedang membaca novel langsung menutup novelnya dan menatap sahabatnya lekat.

"Gue, gue udah salah berharap besar dari dia," ucap Indah. "Salah gue, kenapa gue naruh hati ke dia."

ABOUT YOU (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang