Part 24

43 10 0
                                    

Lalu lalang mahasiswa terlihat jelas sore hari ini. Cuaca cukup gerimis. Keluar dari gedung kuliahnya, Indah berpamitan pada Kiki, bahwa dia ada acara sebentar. Sudah jelas, permintaan Farhan untuk bertemu dengan Indah adalah sebuah "acara" yang tidak boleh dilewatkan.

Kiki pulang dengan menaiki angkutan umum bersama teman-teman sekelasnya. Sementara itu, Indah berjalan keluar dari komplek kampus menuju sebuah kafe yang terletak tepat di depan kampus. Hanya butuh menyebrang jalan raya yang ramai saja.

Kafe ini terkenal sebagai tempat nongkrong mahasiswa sepulang kuliah. Bagi mereka yang berduit, pasti setiap hari stay di kafe ini. Entah itu makan lah, minum kopi, atau sekedar hang out bareng temen-temen mereka. Setelah hampir tiga tahun kuliah, Indah tak pernah melihat kafe tersebut sepi pengunjung.

Indah menyebrang jalan bersama beberapa mahasiswa lainnya. Diantara mereka, ada satu dua orang yang satu tujuan dengan Indah, pergi ke kafe. Sampai disana, Indah langsung mencari keberadaan Farhan.

HP Indah berbunyi. Farhan mengirimkan pesan bahwa dia berada di meja paling belakang. Indah segera mencarinya. Tak lama, dia menemukan keberadaan Farhan dan menghampirinya.

"Nungguin lama?" tanya Indah.

"Enggak kok," jawab Farhan.

"Mau pesan minuman?" Farhan kembali bertanya.

"Mm.. gak usah," jawab Indah.

"Yakin?" Farhan menawarkan.

"Iya, gak usah."

"Jadi gak enak gini," ucap Farhan.

"Enakin aja...," jawab Indah sambil tersenyum.

"Ya udah deh. Sebelumnya gue ucapin makasih dateng."

"Kan lo sendiri yang ngajak dan nyuruh gue!" ujar Indah.

"Hehe, iya..  Makasih banget."

"Oke, jadi ada apa gerangan mengajak saya kemari? Mau konsultasi tugas?" tanya Indah dengan gaya berbeda.

"Hahaha kek dosen aja lo," cibir Farhan.

"Ih ayo, ada apa?  Ini udah sore lho, mana diluar gerimis, tar kalo hujan gede gimana?" Indah mulai kesal.

"Oh oke oke...," ujar Farhan.  "Gue cuman mau ngomong sama lo."

Suasana ini membuat gue teringat dengan Alvin. Dimana petemuan terakhir gue dengannya saat di kafe Andalusia, tepat saat dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, batin Indah.

"Indah, sebenarnya gue..."

Ucapan Farhan terpotong. HP-nya berdering. Indah menghela nafasnya setelah tidak kuat menahan rasa gemetar dalam dirinya.

"Gue angkat telepon dulu," ujar Farhan.

"Oke," jawab Indah singkat.

Farhan beranjak dari tempat duduknya dan pergi mengangkat telepon. Tak lama kemudian, Farhan kembali duduk di posisinya.

"Sori Ndah, gue gak bisa jelasin sekarang. Gue harus buru-buru pulang. Ada urusan keluarga dadakan," ucap Farhan.

Indah mengeluh dalam hatinya. Sudah lelah dia menanti ungkapan Farhan, ternyata tundaan yang ia dapat.

"Oke oke," jawab Indah.

"Yuk, gue anterin pulang," ucap Farhan. Indah mengangguk.

"Gue bener-bener minta maaf," lanjut Farhan.

"Gak usah terlalu dipikirkan. Lagian gue fine aja kok," jawab Indah.

Gue gak tahu apa yang bakal lo ucapin, Farhan. Tapi entah hati ini selalu menanti ucapan spesial darimu, sebuah kata yang bisa membuatku lupa dan bangkit dari masa lalu, batin Indah.

ABOUT YOU (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang