Kecewa. Rasa yang kian hadir di hati Indah. Alvin yang bungkam, seakan membuat hubungan ini mengambang. Tiap malam menanti, tak kunjung datang. Lelah menunggu, layaknya menunggu hal yang mustahil terjadi. Jefri juga tidak pernah memberi informasi mengenai Alvin hingga saat ini. Indah hanya bisa bersabar dan terus bersabar.
:'(
Penantian ini begitu panjang, seperti takkan berakhir. Kesabaran ini berujung dengan air mata. Kemana dirimu sekarang?
Kehadiran orang lain membuat hati ini gusar, seakan diri ini gagal untuk menjaga. Apakah kau lupa segala janjimu? Apakah kau lupa bahwa ada aku? Kini aku sadar, kalau ternyata dirinya lebih sempurna.
Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi. Mulutmu tak pernah terbuka untuk memberikan penjelasan, pada diriku yang sedang membutuhkannya. Apa mungkin kau memang sengaja pergi tanpa alasan?
Sulit melepas dirimu, rasa cinta ini telah menjerat hatiku. Sampai kapan kau begini? Aku rindu, rindu serindu-rindunya.
Malam yang sunyi, ditemani kelipan bintang dan sinar bulan.
~Indah Utami:'(
Air mata Indah menetes. Indah seakan tersiksa atas hubungannya. Tak tahu sampai kapan dia harus berjuang tanpa kepastian. Melepas begitu saja hanyalah perbuatan sia-sia, tapi mempertahankannya juga hanya membuat hati tersiksa. Ada kalanya Indah harus seperti ini.
Besok lusa Indah akan dihadapkan dengan ujian akhir semester. Mungkin sejenak ia harus melupakan perihal hubungannya. Indah hanya menitipkannya pada doa-doanya pada Tuhan. Ada hal yang lebih penting yang harus dihadapi.
:'(
"Semangat Ndah, semoga berhasil!" ucap Kiki saat Indah akan masuk ke ruang ujiannya.
"Makasih Ki, semangat juga, ya!" jawab Indah. Kiki tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Indah dan Kiki tidak berada dalam satu ruangan, hanya ruangan mereka berdampingan. Indah di ruang 14, dan Kiki di ruang 15. Ujian hari pertama diawali dengan pelajaran Biologi.
Lima belas menit pertama, Indah masih fokus dalam mengerjakan soal. Satu persatu soal dapat terselesaikan dengan mudah. Hanya saja, pikiran Indah buyar seketika, saat sosok Alvin tiba-tiba tersirat dalam pikiran Indah. Dia berusaha untuk tetap fokus dan konsentrasi.
Jam istirahat tiba. Dengan membawa buku pelajaran Bahasa Inggris, Indah berjalan menuju ruangan Kiki. Ternyata mereka berpapasan tepat di depan ruangan Indah.
"Yah ketemu disini. Baru aja gue mau ke ruangan lo, Ki," ucap Indah. Kiki nyengir.
"Mending ke kantin, yuk!" ajak Kiki.
"Yuk!"
Indah dan Kiki berjalan menuju kantin. Sampai disana, mereka membeli bubur ayam dan es jeruk. Sebuah meja kosong menjadi tempat mereka menghabiskan makanan istirahat mereka. Ada waktu kurang lebih dua puluh menit menuju ujian selanjutnya.
"Gimana Ndah, belum dapet kabar juga?" tanya Kiki. Indah menggeleng.
"Kasian banget ya, ada aja kejadian kayak begini," Kiki berkomentar.
"Mau gimana lagi, Ki," jawab Indah. "Gue juga ngambil pelajaran dari ini semua, kalo hubungan itu gak selamanya lurus, pasti ada belokannya juga."
"Iya juga sih. Apalah gue yang gak ngerasain semua itu, haha ..."
Indah hanya tersenyum sambil mengaduk-aduk buburnya. Selera makannya seakan hilang begitu saja. Alhasil, dia hanya menghabiskan es jeruknya lalu kemudian membaca buku catatan Bahasa Inggris yang dia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU (SUDAH TERBIT)
Jugendliteratur[ BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS ] Kau tahu, mempertahankan sebuah hubungan tak semudah membalikkan telapak tangan, tak sesingkat mengedipkan mata. Namun apa arti sebuah hubungan jika pada akhirnya meneteskan air mata? Ini bukanlah cerita cinta biasa...