Part 24 ( Will be alright)

1.6K 118 3
                                    

Rose terbaring lemah dengan bibir pucatnya setelah Rose sampai di rumah sakit semalam Rose sudah tidak sadarkan diri dan langsung di bawa ke ruang UGD sementara itu Jaehyun mencoba menelpon mama Rose dengan meminta nomor teleponnya dari supir pribadi Rose,Jaehyun baru memilih pulang ketika dokter keluar dan menyatakan bahwa bayi Rose tidak apa-apa hanya saja jantungya lemah begitupun dengan kondisi Rose tapi kata dokter pengaruh dari racun tersebut mungkin akan mempengaruhi bayi Rose ketika lahir nanti.
Papa Rose tidak tinggal diam Papa Rose yang notabenenya punya koneksi dengan hukum menelpon polisi mencari tahu penyebab anaknya teracuni Papa Rose juga tak segan memberi hukuman kepada orang yang berani melukai anak serta calon cucunya.

Mama mengusap punggung tangan Rose manatap anaknya sendu sejak dua bulan ini Mama belum pernah melihat sorot kebahagiaan di wajah putrinya itu yang ada hanya luka yang tak pernah henti Rose dapatkan seperti saat ini nyawa bayi Rose hampir saja melayang.

Mama mengusap air matanya yang ingin jatuh lalu menatap jam di dinding.
"ini sudah siang,kemana papa Rose pergi?" Mama menatap Bunda yang sedang mengupas buah berharap Rose cepat sadar dari pengaruh bius yang belum hilang dan memakan buah yang Bunda siapkan untuknya khusus.
"Ke kantor polisi" Bunda berdiri dari duduknya lalu memberikan Mama roti bakar di nakas samping ranjang Rose "makan ini kamu belum makan dari tadi pagi sampai-sampai saat Papa Rose pamit pun kamu ngga sadar" Mama mengambilnya tapi tak memakannya ia menatap Rose.

"Kenapa Rose belum sadar? ini sudah siang dia dan bayinya perlu makan" Mama bertanya khawatir membuat Bunda menghela nafas.
"Kamu juga makanlah dulu" Bunda mengambil roti bakar di tangan Mama lalu menyuapinya dengan paksa.

Bunda menghela nafasnya lalu menatap pintu "Dimana Jungkook semalam? bahkan ketika Rose membutuhkannya dia tidak ada padahal Jungkook juga menghadiri acara reunian kampusnya " Bunda mengambil ponselnya menekan beberapa angka lalu menelponnya.
"Halo dimana kamu?" Tanya Bunda dengan dingin

"aku sedang di sekolah Jeonshan menemaninya sampai pulang sekolah" sahut seseorang di balik telepon.

"Bodoh kenapa kamu tidak kesini menjenguk dan memeriksa keadaan istrimu? kenapa kamu malah pergi dan seakan-akan tidak peduli jika bayimu tidak tertolong"

"Bunda"

"apa? kamu mau bilang apa? Bunda ngga bisa maafin sikap kamu" bunda diam sejenak "kamu terlalu gengsi bahkan gengsimu mengalahkan keinginan mu untuk menyelamatkan anakmu sendiri jujur Bunda kecewa sama kamu Jungkook Bunda kecewa karena kamu gagal menjadi suami serta ayah yang melindungi keluarga kecilnya" Bunda menarik nafasnya lalu perlahan menghembuskannya pelan

"Sudahlah jangan memarahinya Jungkook pasti punya alasan kenapa dia seperti itu" sahut Mama membuat Bunda mengangkat tangannya.
"Stop aku ngga bisa ngebiarin anak kurang ajar yang ini apanya yang perlu di banggakan dari sikapnya yang seperti itu? Jangan ganggu aku dulu" Bunda dengan emosi serta rasa kecewanya terhadap Jungkook mendominasi membuat Mama diam karena sudah cukup kenal dengan sikap Bunda yang tegas dan tak suka di ikut campuri masalahnya.

"Bunda ngga maafin kamu Jungkook bahkan kalo bisa Bunda hukum kamu sekarang juga saat istri kamu sangat membutuhkan dekapan dan dukunganmu dimana kamu? jangan bohong Bunda tau kamu pasti ada di sana dan hanya menyaksikannya layaknya orang asing,Bunda benci sifat gengsi kamu baru kali ini Bunda merasa kecewa sama sifat kamu Jungkook" Rose yang mendengarnya memalingkan wajahnya membiarkan air matanya lolos keluar sebenarnya Rose sudah sadar dari tadi tapi ia enggan untuk membuka matanya hatinya pedih bagai teriris pisau tajam sesak menjalar di hatinya mendengar fakta bahwa Jungkook ada pada pesta reunian tadi malam dan tidak ada niat untuk menolong Rose sama sekali membuat Rose merasa Jungkook sudah benar-benar berubah,perasaannya ke Rose sudah berubah.

DIA MILIKKU (MINE)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang