Bagian 1

1.7K 46 25
                                    

"Masih Menjadi Bagian Tersulit"

Alex Grey masih setia berada di makan itu. Duduk berjongkong, memegang batu Nissan yang ada dihadapannya. Dia masih tidak percaya dia tetap berkunjung kemari. Di dalamnya hanya terdapat peti kosong. Selama enam tahun dia memaksa untuk percaya bahwa istrinya ada di sana. Rasa sakit itu memang masih terasa. Semua nya terdengar tidak masuk akal memang. Dia membenci keadaan ini. Setiap hari, setiap saat.

Setelah kecelakan kapal itu, tidak ada yang membuat hidupnya bergairah lagi. Hanya kesedihan, dendam juga kekecewaan yang terus dia simpan. Entah untuk siapa dia ingin menyalahkan atas kepergian istrinya itu. Semuanya tampak tabu, bahkan saat ini dia masih tidak dapat memproses semua kejadian yang terjadi begitu cepat itu.

Alex sedang bergelut dalam batinnya.

Pria itu memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Ia tak kuasa menahan air matanya. Sesaat, dia memang akan terlihat sangat lemah hanya karena harus menerima bahwa wanita yang dia cintai benar-benar telah pergi.

Beberapa detik kemudian, dia membuka matanya karena tiba-tiba seseorang memanggilnya. Dia membalikkan badannya dengan cepat sembari menyeka air matanya. Seorang laki-laki berambut pirang kecokelatan terlihat tengah menghampirinya, berpakaian rapi, memakai setelan warna abu-abu.

Pandangannya sudah sangat dekat dengan Alex. Ia mengadah sebuah senyuman. Ya, siapa lagi kalau bukan James yang sedang menghampirinya. Itu kakak sulungnya.

"Masih betah disini, huh?" ujar James sembari berdiri tepat di samping Alex. Sorot matanya memandang Alex, begitu parau. Ia kemudian memegang pundak Alex, sembari memandang batu nisan yang ada di hadapannya. Tidak ada sepatah kata yang dia berikan. Hanya napas berat, yang setidaknya bisa membuatnya lega sekarang, karena akhirnya ia bisa berdamai dengan Alex setelah enam tahun lamanya.

James tidak dapat mengindari rasa bersalahnya bertahun-tahun. Ia tahu, betapa Alex mencintai istrinya. Rasa cintanya begitu besar, dan dia adalah kebahagiaan terbesar Alex. James merasa-telah menghancurkan kebahagiaan adiknya itu.

"Hey, apakah kau baik-baik saja?" tanya James yang tidak ingin terlalu lama merasakan keheningan dengan Alex.

Alex memandang James dengan tatapan datar.

"Ya, aku baik-baik saja," jawabnya singkat.

Alex bisa merasakan ketegangan yang ia buat di hadapan James. Rasanya dia ingin berteriak ketika dia melihat wajah James. Ia tidak membencinya. Namun entah mengapa, ia masih bisa merasakan nada bicara James kala itu yang mengabarkan bahwa istrinya ditemukan menghilang, dan akhirnya meninggal.

Ya, dia tahu ini sudah enam tahun. Dia seharusnya bisa menjalani hidupnya lebih baik lagi. Dia bisa saja mencari pengganti istrinya. Alex bukanlah pria yang sulit untuk membuat wanita jatuh cinta padanya. Siapa yang tidak akan jatuh hati dengan pesona Alex Grey.

Namun, tidak dengan Alex yang sangat tertutup. Ia tidak membuka hati untuk siapapun. Cintanya, hanyalah satu. Sampai kapanpun, dia tidak akan bisa melupakan wanita itu.

"Hey, Alex!" tepukan tangan James di atas pundak Alex, berhasil membuyarkan lamunannya. Pria itu tersentak dalam batin namun berhasil terfokus kembali walaupun ketika ia melihat James, ia kembali memandangnya datar. James hanya memberikan tatapan seadanya pada Alex.

Ia memulai percakapan lagi. Sembari mereka berjalan keluar dari area pemakaman.

"Apakah kau bisa membantuku hari ini?" tanya James sembari menurunkan pandangannya, memperhatikan rerumputan yang terinjak-injak oleh sepatunya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang