...
"Na, dengerin gw dong" Ucap Jaemin setengah berlari, Dia tengah mengejar kekasihnya yang marah
Hina seakan tuli, Dia tak pernah menghentikan langkahnya, Dia juga Menghiraukan semua perkataan Jaemin
"Na" Panggil Jaemin lagi, Jaemin menghembuskan napasnya kasar, lalu Dia berlari dengan kecepatan penuh agar bisa menghentikan Hina
"STOP" Jaemin berhasil menyalip Hina, sekarang Ia tengah merentangkan tangannya tepat di hadapan wanita itu
Hina mendengus kesal "Awas" ucapnya dengan suara seraknya
"Ko lo jadi marah sama gw sih, di sini yang salah Koeun, Dia iri sama Lo makannya Dia nampar Lo tadi" ucap Jaemin sedikit marah, Bahkan Dia telah merubah kosa katanya
Hina terdiam sejenak lalu menatap mata Jaemin "Kenapa Koeun bisa tau kalo kita pacaran?" Tanyanya dengan suara yang menantang
Jaemin berdecih "Temen-temen yang kasih tau Dia, bukan gw" ucapnya dingin, jika boleh jujur Jaemin merasa kesal dengan sikap Hina yang seperti ini, jelas-jelas ini salah Koeun tapi kenapa Hina menyalahkan hubungannya
"Awas, gw mau pulang" ucapnya kesal
"Salah gw apa hah?" Sentak Jaemin
Hina merasa sakit hati ketika mendengar Jaemin sedikit menyentaknya "Kalo kita gk pacaran, mungkin sekarang gk akan kaya gini" ucapnya dingin
Jaemin tersenyum miring "Lo salah, kalo aja si Koeun gk sirikan orangnya, mungkin sekarang gk akan kaya gini" ucapnya sedikit mengejek
Hina mendelik tidak suka "Seburuk apapun Koeun, Dia tetap sahabat gw" Dia meninggikan suaranya
"Emang ada yah seorang sahabat nampar pipi sahabatnya sendiri cuman karena Dia punya pacar, sedangkan Dirinya nggak, emang ada yang kaya gitu?" Tanya Jaemin dengan emosi yang sudah memuncak
Hina mengeraskan rahangnya menahan marah, "Lo lebih belain si Koeun yang udah jelas-jelas salah daripada belain gw cowok lo sendiri yang sama sekali gk bersalah?" Tanya Jaemin sambil menarik dagu Hina agar menatapnya
Hina menepis lengan Jaemin dengan kasar "Iya, kenapa emang?" Tanyanya menantang
Jaemin menghela napasnya kasar Dia mengacak rambutnya Frustasi "Oke kalo gitu, kita putus aja" ucapnya asal tanpa berpikir, emosinya sudah memuncak Dia tak bisa lagi menahannya, dan akhirnya Jaemin melenggang pergi meninggalkan Hina yang sudah meneteskan air matanya
Hina hanya diam dalam tangisnya, Dia sedikit menggigit bibir bawahnya guna menahan isakan agar tidak keluar
"Gw bego" ucapnya lirih...
"Mau sampe kapan lo nangis gini?" Tanya Haechan entah sudah yang keberapa kali, pasalnya sedari tadi Koeun hanya diam saat Haechan memberinya berbagai pertanyaan
"Udah dong gk usah nangis, masa Gangster Cengeng sih" Haechan menggoda Koeun, agar wanita itu berhenti menangis
"Lo ngapain bawa gw kesini?" Tanya Koeun sambil menahan isaknya, Karena setahunya Haechan membencinya tapi kenapa sekarang Ia malah menolongnya
"Gw gk mau liat lo kaya gitu lagi, makannya gw bawa lo ke sini, gw takut ntar lo malah saling tonjok sama si Jeno lagi, lo belum taukan otot si Jeno kaya apa" ucapnya sambil menghibur Koeun
"Maafin gw chan" ucap Koeun tiba-tiba
Haechan tersenyum "sebelum lo minta maafpun gw udah maafin kok tenang aja" ucapnya sambil tersenyum
"Gw malu" ucapnya lagi, Koeun masih terus terisak seakan air matanya itu tak ada habisnya
Haechan tersenyum hangat "Lah, emang lo punya malu yah?" Haechan kembali melontarkan lelucon ke arah Koeun, bukannya berhenti menangis Koeun malah semakin terisak
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE or FRIEND [End]
FanfictionKetika cinta mengalahkan segalanya, hingga persahabatanpun mereka pertaruhkan dan berimbas pada ketidak adilan. Benarkah cinta membutakan semua mata? Ataukah tidak? ... (Nct dream & Smrookies Girls) [End]