Sekilas Tentang Masa Lalu

218 28 1
                                    

...

Herin menarik lengan Koeun dengan kasar hingga sang empu meringis kesakitan

"Puas Lo udah bikin persahabatan dan Hubungan Hina hancur?" Herin berteriak tepat dihadapan wajah Koeun

Koeun hanya menunduk takut, Dia merasa bahwa Dia pantas di perlakukan seperti ini Toh ini semua juga salah Dia

"JAWAB GW" sentak Herin dengan suara yang sangat keras

Jaemin, Jeno dan Renjun yang sedang beristirahat di pinggir lapangan langsung tersentak ketika mendengar suara teriakan Herin

"Ada apaan tuh?" Tanya Renjun penasaran

Jeno tersadar ketika suara teriakan itu adalah suara Herin, Dia langsung berlari ke arah ketiga wanita itu, Jaemin dan Renjunpun turut mengikutinya

"Rin udah udah" ucap Jeno menengahi

Bukannya menghentikan pertempuran Herin malah semakin menjadi-jadi "Kenapa Lo Lakuin Ini Semua?, Kenapa Lo Nampar Hina?, Lo Ngiri Sama Hina Karena Dia Laku Sedangkan Lo Nggak?" Tanyanya penuh penekanan

Koeun semakin menunduk dalam Dia menangis, "Maafin gw" ucapnya bergetar

Jaemin tersenyum miring "Udah gini aja lo baru minta maaf, dengan maaf lo itu emang bisa bikin gw sama Hina balikan?" Dia berdecih

Hina yang mendengar ucapan Jaemin tersebut langsung terdiam

Tiba-tiba Koeun bersimpuh di hadapan Jaemin "Maafin gw, gw tau ini semua salah gw, gw janji gk akan ngulangin ini lagi" ucapnya sambil terisak

Mark dan Haechan yang baru saja kembali dari kantin langsung terkejut ketika melihat Koeun tengah bersimpuh sambil memohon di hadapan Jaemin

"Eh eh apa apaan nih" ucap Haechan memecah keheningan

Mark langsung menarik lengan Koeun seraya membangunkannya "Bangun bangun ngapain duduk di lantai? Kotor Tau" ucapnya dingin

"Kemarin Dia nampar Hina gara-gara gw sama Hina pacaran" ucap Jaemin sambil berkacak pinggang

"Dia juga hampir nampar gw" ucap Herin sambil menunjuk Koeun

Mark diam tak percaya, benarkah Koeun telah bermain fisik bahkan pada sahabat sendirinya sekalipun

"Maafin gw" Koeun semakin terisak

Mark menggelengkan kepalanya "Gw kira lo bersikap kasar cuman ke gw doang, ternyata sama sahabat lo sendiripun lo bersikap kaya gitu, Gw kecewa sama lo, tadinya gw mau minta maaf sama lo dan berharap kita bisa temenan lagi, tapi setelah gw tau sikap asli lo, maaf gw akan pernah mau maafin lo" ucapnya sambil melenggang pergi, Haechan langsung berlari menyusul Mark

Setelah itu satu persatu pergi meninggalkan Koeun yang sedang terisak dengan penuh penyesalan "Maafin gw Rin Na" gumamnya

...

Sore sudah berganti menjadi malam tapi kelima pria ini masih mengenakan seragam sekolahnya lengkap dengan tas di punggungnya, malam ini mereka tidak ingin pulang ke rumah, lantas dimanakah mereka sekarang? Mereka tengah terduduk lesu di Cafe dekat sekolahnya yang buka 24 Jam

"Ini salah gw" ucap Mark tiba-tiba

Jeno menegakan punggungnya yang semula tengah bersandar pada kursi "Ini bukan salah lo, pliss jangan nyalahin diri lo sendiri" ucapnya khawatir

"Kalo aja gw gk marah saat tau kalo Koeun suka sama Lo, pasti semuanya gk akan kaya gini" ucapnya sambil menatap Haechan Lekat

"Kalo boleh Jujur gw iri sama lo chan" ucapnya terhenti Dia menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya "gw jadi keinget masa kecil, saat persahabatan kita Lo, gw dan Herin yang berakhir sangat indah" Dia tersenyum miris "Saat persahabatan berubah menjadi cinta, disitulah masalah terjadi" ucapnya sendu

Haechan mengkerutkan keningnya bingung "Maksud lo?"

"Dulu waktu kecil Herin suka sama lo dan lo juga suka balik sama Dia, Lo gk mikirin perasaan gw?, saat itu  gw juga suka sama Herin" ucapnya sambil menunduk

Raut wajah Haechan berubah menjadi menegang

"Tapi gw gk bisa jujur, gw takut ngerusak kebahagiaan Herin yang bener-bener lagi suka sama lo, akhirnya gw pendem perasaan itu sendiri"

"Setelah semuanya berlalu, tiba-tiba kejadian itu terulang lagi saat ini, dimana gw suka sama Koeun tapi Dia malah suka sama Lo Chan, Lawak banget kisah cinta gw" senyumnya miris

Haechan ingin berucap tapi lidahnya terasa kelu, yang bisa Dia lakukan hanya menatap Mark dengan tatapan sendunya

"Kalo aja sekarang gw lakuin hal yang sama kaya dulu yaitu memendam perasaan ini sendiri dan menelannya sendiri, pasti semuanya gk akan kaya gini pasti semuanya akan baik-baik aja"

Tanpa sadar Haechan meneteskan air matanya, dengan cepat Dia menyekanya dengan kasar "Kenapa lo gk bilang?" Tanyanya dengan suara yang bergetar

Mark berdecih "Kalo gw bilang, kasian Herin Dia gk akan suka dan pasti persahabatan kita langsung putus saat itu juga, gw pernah baca salah satu buku di situ tertuliskan jika ada persahabatan yang melibatkan perempuan dan laki-laki, mustahil jika salah satunya tidak ada yang jatuh cinta tanpa mereka sadari dari perasaan itu akan memicu suatu perpecahan, maka dari itu gw harus ngalah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan"

Haechan terdiam "Maafin gw, gw gk peka" ucapnya lirih

Mark tersenyum "udahlah yang dulumah dulu aja, cinta monyet doang kok" ucapnya sambil menepuk pundak Haechan

Renjun, Jeno dan Jaemin hanya menjadi pendengar yang budiman, entah mengapa mereka merasa miris mendengar curhatan Mark tersebut

...

Terlihat seorang Tante dan Keponakannya tengah Risau dengan wajah yang sangat khawatir "Hpnya juga gk aktiff" ucap Irene risau

Jisung mengacak rambutnya kasar "Jaemin hyung kemana dong Kok gk pulang-pulang" Dia merengek seperti bayi

Tante Irene terus saja sibuk dengan ponselnya Dia menelpon Jaemin berulang kali walau tetap saja yang menjawab telepon itu hanya suara operator yang menyatakan bahwa ponsel Jaemin tidak aktif

"Duhhh Jaemin kemana yah, mana udah malam lagi" ucapnya Frustasi

Jisung memutar otak kemana sekiranya Hyungnya itu pergi, Lalu Dia berpikir "Apa Jaemin Hyung pergi ke rumah Hina Noona?" ucap batinnya, "eh tapi mau ngapain juga datang ke rumah mantan malam-malam" Dia menggelengkan kepalanya

"Waktu pulang sekolah, kamu gk pulang bareng sama Jaemin? Emangnya motornya yang di bengkel udah di ambil?" Tanya Tante Irene penuh selidik

"Nggak, waktu aku pulang aku gk ketemu sama Jaemin hyung, waktu aku telepon katanya Kamu pulang aja, Hyung ada urusan, gitu, aku gatau juga motornya udah di ambil atau belum" ucapnya jujur

Tante Irene berkacak pinggang "Kamu gk tanya urusannya urusan apa?"

Jisung menggelengkan kepalanya "Nggak, soalnya aku keburu seneng jadikan aku bisa pulang bareng Lami" ucapnya asal

Tante Irene menghela napasnya kasar "kira-kira Dia kemana yah?" Tanyanya bingung

"Tante ayo kita cari aja" Jisung langsung menyambar kunci motornya dengan kasar

Tante Irene mengangguk "Ayo, tapi naik mobil aja udah malam ntar kamu masuk angin lagi" Lalu Dia mengambil tasnya dan beranjak ke arah garasi

...

Happy Reading Temen-Temen😊 Jangan Lupa Comment Dan Vote Yaaa:)

LOVE or FRIEND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang