Maaf ya.. kayaknya part kali ini rada pendek. Tapi semoga bisa membalas rasa penasaran kalian semua.
Enjoy it
.
.
.
.Pukul sebelas siang di kota Seoul, sebuah BMW putih keluar dari area gedung perkantoran Wong Benefits. Melaju dengan kecepatan rata-rata membelah keramaian ibukota metropolitan.
"Apa agendaku sekarang?" Kata bos besar Lucas Wong pada sekretarisnya.
"Meeting dengan Tn. Wong."
Lucas mengerut bingung, "Aku meeting dengan diriku sendiri?"
"Animida. Nama klien kita kali ini Hendery Wong. Beliau memegang kendali hampir sebagian besar hotel di Asia. Perusahaan miliknya, YV Inc. meminta kerja sama untuk meng-handle urusan dapur hotel mereka di Seoul."
Lucas mengangguk paham.
"Dimana meeting-nya?"
"The Sweetbutter Cafe and Bakery."Lucas mengerjap, "Kafenya Haechan?"
Doyoung mengangguk.
"Kenapa di situ? Apa pihak kita yang memilih tempat?" Doyoung menggeleng.
"Tn. Hendery sendiri yang memilih disana."
"Hee... Kupikir orang sekelas dia mau di resto bintang lima." Gumam Lucas.Doyoung hanya menggedikkan bahu. Lagipula, si Tn. Wong itu juga hanya berbicara melalui sekretarisnya yang tidak suka basa-basi.
Mobil mereka masih melaju sekitar sepuluh menit lagi untuk sampai di Kafe milik Haechan. Jalanan kali ini juga terasa cukup padat. Sesekali bahkan mereka terkena antrian lampu merah. Kota Seoul benar-benar berkembang pesat sekarang.
"Oppa, aku akan pulang jam lima sore. Bisakah oppa pulang cepat juga dan menjemputku? Aku punya kejutan. Akan kuberi tahu nanti. Saranghae~"
Adalah rentetan kata yang barusan dikirim oleh Doyoung ke suaminya. Wajahnya bersinar-sinar dengan kerlip kebahagiaan di matanya.
Dia menyimpan ponselnya di tas kecilnya, tidak berharap suaminya akan membalas pesan dengan cepat. Suaminya sedang menggarap lagu untuk debut boygroup milik agensi tempat dia bekerja. Dia pasti sedang kerja seperti orang kesetanan dan baru akan membuka ponsel saat makan siang.
"Kira-kira Jungwoo akan pulang cepat hari ini tidak ya?" Gumam Lucas tiba-tiba.
"Bukannya kau sudah menelponnya tadi? Dia bilang tidak akan pulang malam, kan?" Sahut Doyoung.
"Iya, sih. Tapi rasanya kami tidak akan bertemu hari ini." Suara Lucas berubah sendu.Doyoung berdecak lidah, "Kalau kau sebegitu ingin dia pulang cepat, pergi jemput dan seret Jungwoo dari agensi. Orang-orang seperti Jungwoo dan Taeil itu sangat keras kepala. Kalau tidak dikerasi balik, mana mau dengar."
Lucas mendelik tidak terima, "Jungwoo-ku orang yang dengar-dengaran, kok!"
"Kalau begitu kau tidak usah repot-repot pikiran seperti tadi!" Hardik Doyoung membuat Lucas merengut dalam diam. Memang hanya dirinya yang bisa membentak atasannya begini.
Doyoung melempar pandangannya keluar jendela. Matanya membulat dengan jantung berdegup cepat ketika melihat sebuah mobil pick up melaju cepat ke arah mereka.
"Pak Shin!" Doyoung berteriak keras memanggil nama supir mereka, membuat Lucas ikut terjengat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Pain [MarkHyuck (GS)]
Fanfiction"Kau lelaki bejat!" Lee Haechan, 18 tahun. "Ambil uang ini dan menjauhlah dari jangkauanku." Mark Lee, 20 tahun. ---- "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku tidak peduli dengan orang yang seenaknya meninggalkan ibu...