Perhatian!
Segala diagnosa, kalimat ilmiah, atau medis, semuanya berasal dari internet dan pengetahuan Author yang dikombinasikan dengan imajinasi Author.
Jadi tolong jangan terlalu dibenarkan.
Now,
Enjoy it
.
.
.
.Rambut berantakan, baju kusut, wajah bengkak dan sembab, harus seperti apa lagi kondisi Mark digambarkan?
Saat ini, dirinya sedang berada di dalam sebuah ambulance. Duduk di bagian belakang memepet pintu dengan sebuah tirai di sampingnya yang menutupi sisi lain. Di balik tirai tersebut, suara-suara kecil terdengar sahut menyahut. Matanya lurus kedepan dengan gelisah. Jantungnya masih berdebar keras dan cepat dengan tangan terus merasakan tremor.
Sekitar tiga puluh menit berlalu, tirai terbuka. Mark yang semula duduk menyandar dengan kepala tertempel di jendela, langsung menegak. Matanya melotot ketika seorang lelaki dan wanita beralih tempat untuk duduk di hadapannya.
Kedua orang asing itu melepas masker mereka dan menarik nafas panjang karena pengap.
"Boleh aku melihatnya?" Tanya Mark. Si lelaki mengangguk. Mark melesat dan duduk bersimpuh di ranjang beroda yang terlipat rendah.
Mark melihat tubuh mungil berbalut baju terusan berwarna biru langit yang tengah terlelap di sana. Matanya bengkak, wajahnya pucat tanpa ekspresi, bibir sobek, serta ada banyak tanda ungu kemerahan di leher dan dada atasnya. Melihat seberapa banyak tanda itu, Mark yakin kesayangannya ini telah melalui hal terburuk.
Tangan Mark terulur menyentuh jemari lentik yang terasa dingin di kulitnya. Mark menggenggamnya erat, berharap mendapat balasan. Tapi sayang, tubuh itu bagai beku. Nafasnya panjang dan jarang, disertai keringat yang banyak. Mark kembali menangis dalam diam.
Surai madunya dia singkirkan dari wajah ayu itu. Elusan kecil di dahi wanita cantik untuk menyeka keringatnya. Untuk kesekian kalinya, hati Mark terluka. Wajahnya dia dekatkan ke telinga si wanita.
"Kumohon, bertahanlah, Haechan." Suara itu lirih namun dalam. Terdengar sangat tulus, namun secara bersamaan sangat menyakitkan.
.
Penampilan Mark jauh lebih baik sekarang. Bisa dikatakan dia sudah cukup lega mengetahui fakta bahwa Haechan selamat dari percobaan bunuh dirinya. Walaupun di sisi lain, Mark sudah terlambat menyelamatkannya dari tindak pelecehan seksual. Apa pun yang terjadi, Mark harus siap dengan kemungkinan yang jauh lebih buruk.
Dalam satu jam kedepan, mereka akan tiba di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Sementara itu, Mark kini duduk berhadapan dengan laki-laki dan perempuan tadi.
Mereka hanya saling menatap tanpa berbicara hampir sekitar sepuluh menit. Mark? Dia terlalu lelah untuk memulai percakapan. Sampai akhirnya, si lelaki yang duluan bersuara.
"Izinkan kami memperkenalkan diri, Tn. Lee." Ucap si lelaki berkacamata, "Namaku Kim Hanbin dan ini istriku, Kim Jinhwan." Dia menunjuk wanita mungil di sampingnya yang berwajah datar.
Sejenak, auranya terasa familiar bagi Mark.
"Ny. Doy menyuruh kami --"
"Doy?" Sela Mark tiba-tiba. Dia merasa asing dengan nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Pain [MarkHyuck (GS)]
Fanfiction"Kau lelaki bejat!" Lee Haechan, 18 tahun. "Ambil uang ini dan menjauhlah dari jangkauanku." Mark Lee, 20 tahun. ---- "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku tidak peduli dengan orang yang seenaknya meninggalkan ibu...