20

13.2K 1.5K 137
                                    

Ini tumben banget lumayan cepat update. Biasanya hampir seminggu lebih baru update lagi.

Heuheu.. maafkan aku.

Enjoy it


.
.
.
.



Pemilik kaki jenjang berlapis stocking itu melenggang anggun memasuki sebuah restoran Jepang yang walaupun belum masuk waktu makan siang sudah ramai dikunjungi peminat.

Mata coklatnya melihat kesana-kemari berusaha menemukan apa yang dia cari.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Suara waitress membuatnya terjengat.

"Ah-- aku ada janji dengan seseorang. Dia bilang menunggu di meja nomor 3. Tapi ini kenapa hitungannya mulai dari nomor 10?"

"Oh, meja nomor satu sampai sembilan dikhususkan untuk tamu private dan dari nomor 10 sampai 30 untuk pelanggan biasa. Mari saya antarkan Nona ke meja nomor tiga."

Wanita itu hanya mengangguk pasrah dan mengikuti waitress tersebut.

Ternyata yang dibilang 'Meja' itu lebih ke ruangan. Ada beberapa pintu bertuliskan angka satu sampai sembilan di lantai dua restoran. Ini pasti untuk acara pribadi, rapat, dan semacam itu.

"Silakan, Nona."
"Terima kasih."

Waitress itu pergi meninggalkan wanita bersetelan rapi tertutup coat di depan pintu geser.

"Aku harus bagaimana?" Dia ragu, apa mengetuk dulu?

Tok Tok Srek

Manik matanya jatuh pada seorang lelaki berambut Coma yang duduk santai sambil membolak-balikkan buku menu. Lelaki itu menoleh ke arahnya dan mata mereka bertemu.

"Dia sungguh orang yang akan kutemui? Aku harusnya bertemu dengan pegawai kantoran, ini siapa yang menaruh idol di sini?" Jerit gadis itu dalam hati.

"Annyeonghaseyo." Lelaki itu berdiri dari duduknya dan membungkuk sopan.
"Ah, ne. Annyeonghaseyo."
"Perkenalkan, saya Qian Kun, sekretaris Tn. Lucas Wong."

Lelaki itu menjulurkan tangan yang langsung disambut oleh gadis tersebut.

"Saya Liu Yangyang. Maaf, Tn. Hendery sedang ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan, jadi saya yang datang kemari."

Kun hanya tersenyum sambil menggumamkan kata tidak apa-apa. Sejenak mata coklat Yangyang benar-benar terpesona dengan senyuman Kun.

"Charming sekali. Aku berani jamin. Laki-laki ini pasti lembut dan penyayang."

Dia mempersilakan Yangyang untuk duduk dan memilih menu makan mereka. Setelah selesai memilih apa yang mereka inginkan dan menyerahkannya ke waitress, keduanya duduk sambil menyesap teh hitam yang disediakan gratis disana.

"Jadi, kenapa anda memilih tempat ini untuk bertemu, Sekretaris Qian?"

Kun terkekeh, "Tampannyaaaa~~" batin Yangyang menjerit.

"Tidak perlu terlalu kaku, Sekretaris Liu. Buat dirimu nyaman."

Yangyang tersenyum menampilkan senyum kalemnya. Jaga image itu perlu, dia tidak boleh kelihatan konyol, demi citra perusahaan dan dirinya sendiri.

"Ini salah satu cabang milik Wong Benefits. Kami punya beberapa restaurant bergaya masakan dari setiap negara. Jepang, China, Thailand, Indonesia, Korea, Italia, ada juga kafe kekinian. Sebenarnya, Wong Benefit paling dikenal di Kafe-nya. Banyak peminat kami yang tergila-gila dengan kopi racikan kami. Saya sendiri suka produk makanan Jepangnya."

Untold Pain [MarkHyuck (GS)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang