Ya udah, couplenya kita blend aja, ya.
Semoga tidak mengecewakan 😂
Enjoy it
.
.
.
."Pokoknya aku mau adik!"
Makan malam di kediaman keluarga Wong mendadak hening saat si Anak Tunggal meneriakkan keinginannya di depan kedua orang tuanya.
Orang tua Chenle Wong saling memandang heran, kemudian beralih ke anak semata wayang yang masih duduk dengan mangkuk menyisakan sedikit nasi, menuntut alasan.
"Baba dan Mama semakin sibuk. Jisung juga jadi sering ke Incheon untuk menemui Si Kembar. Aku jadi tidak punya teman, aku kesepian." Bibirnya mengerucut dengan bahu merosot.
"Apalagi semua sepupuku di China. Jauh sekali." Tambahnya.
Jungwoo terdiam dengan air muka yang sulit diartikan, beda lagi dengan Lucas yang hanya bisa menghela nafas berat menambah kapasitas sabar.
"Permintaanmu berat sekali." Gumam Lucas yang masih bisa didengar sang istri dan anak.
"Tinggal bikin apa susahnya? Bukannya kata orang-orang enak?" Chenle merengut.
"Tidak semudah itu, Chenle-ya. Ini tidak seperti membuat kue yang setelah adonan siap, dipanggang, jadi, tinggal makan, selesai. Beda! panjang urusannya." Lucas masih menekan suaranya, dia tahu ini bukan saatnya bercanda.
Chenle menunduk, "Tapi aku benar-benar ingin punya adik." Cicitnya.
"Chenle-ya, Mama berjanji akan pulang lebih cepat dari kantor dan menemanimu di rumah. Kita akan punya banyak waktu bersama nanti, bagaimana?" Bujuk Jungwoo.
"Shireo! Aku mau adik! Pokoknya mau adik!" Teriak Chenle.
Trak
Lucas meletakkan sumpitnya dengan kasar, membuat Jungwoo dan Chenle berjingat. Chenle memandang ayahnya takut-takut. Ekspresi lawak yang biasa sangat kental di wajah si kepala keluarga, kini berubah menjadi keras. Ayahnya marah.
"Sejak kapan kau menjadi egois begini?" Tanya Lucas dengan suara dalam.
"Kau belum paham? Kupikir kita sudah pernah membahas ini sebelumnya? Kenapa kau jadi mengungkitnya lagi, Chenle Wong?" Suara Lucas tiba-tiba meninggi dan menatap Chenle dengan mata menyalang.
"Luke, pelankan suaramu. Kau membuat anak kita ketakutan." Jungwoo menggenggam tangan Lucas yang terkepal di bawah dan berbisik untuk menenangkan.
Percayalah, orang yang gemar melawak akan sangat menyeramkan saat sudah marah dan naik pitam. Lucas, contohnya.
"Biarkan! Anak ini harus diberi pelajaran!" Bentak Lucas.
Di sebrang meja makan, Chenle kembali menunduk dengan tangan yang sama terkepal kuat.
"Ini kesalahanmu yang paling fatal, anak muda. Masuk ke kamar dan renungkan perbuatanmu. Kau tidak kuijinkan keluar rumah selama dua minggu, dan aku sendiri yang akan mengantar-jemputmu sekolah."
Chenle terdiam. Dua minggu? Di kurung di dalam rumah hanya karena meminta adik? Apa itu masuk akal?
"Apa yang kau tunggu?" Suara Lucas menyentak, "Kubilang masuk kamar!" Bentaknya sekali lagi, membuat si anak langsung mengambil langkah seribu tanpa menghabiskan makan malamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Pain [MarkHyuck (GS)]
Fanfiction"Kau lelaki bejat!" Lee Haechan, 18 tahun. "Ambil uang ini dan menjauhlah dari jangkauanku." Mark Lee, 20 tahun. ---- "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku tidak peduli dengan orang yang seenaknya meninggalkan ibu...