Enjoy it
.
.
.
.Minho dan Han Ji duduk bersisian di tepi ranjang Dowoon. Wanita 26 tahun itu masih belum sadarkan diri sejak kejadian yang menimpanya kisaran sore tadi. Mereka benar-benar buntu. Mereka kehilangan Jisung dan Haechan. Pasangan ibu dan anak itu belum diketahui keberadaannya sanpai sekarang.
"Menurutmu, kemana Jisung pergi?" Han Ji menggeleng, "Dia hanya bilang akan ke Seoul, tapi tidak bilang mau menemui siapa." Katanya.
Beberapa saat setelah keheningan, "Apa ada kemungkinan dia menemui Chenle?" Tanya Minho.
"Masa iya? Apa aku harus menelpon Chenle-Sunbae?" Minho menyetujui usulan Han Ji.
Namun sebelum Han Ji membuka ponselnya, pintu ruang rawat Dowoon mendadak terbuka menampilkan sosok lelaki kecil berwajah sangar. Keduanya tersentak, langsung memempet ke pinggir ranjang.
Mereka mendadak merinding ketika mata bulat itu menatap seolah menusuk. Auranya mengerikan dengan air muka muak.
"Nuguseyo?" Tanya Minho pelan.
"Kau Han Jisung?" Tanya lelaki itu pada Minho. Minho menggeleng."Kalau begitu, pasti kau." Dia menunjuk Han Ji. Han Ji menelan ludahnya dengan kasar. Seram.
"Chogiyo, kau ini siapa?" Tanya Minho.
"Kyungsoo."Langkahnya mendekat dan kini sudah berdiri di depan dua anak Adam yang masih berdempetan karena sama-sama takut.
"Kyungsoo siapa? Kenapa tahu aku di sini?" Tanya Han Ji.
"Aku kerumahmu, ternyata kosong. Jadi aku tanya tetangga. Mereka bilang kau kemari."Han Ji mematung. Memangnya tadi dia berpamitan ke tetangganya?
"Katakanlah aku kakaknya Lee Jisung. Sekarang mana anak itu? Apa dia bersamamu?"
Han Ji menggeleng, "Tadinya. Tapi pagi-pagi sekali dia sudah ke Seoul dan sampai sekarang belum kembali. Ponselnya juga tidak aktif."
Kyungsoo berdecak keras, kemudian menggeram disusul mengumpat, membuat dua anak remaja bergedik ketakutan, "Merepotkan sekali sih, orang-orang ini!" Marahnya.
Han Ji dan Minho rasanya ingin menangis saja.
"Kenapa mencari Jisung?" Kyungsoo yang sudah siap menelpon seseorang, menahan gerakannya dan melihat Han Ji.
"Dia harus pulang. Anak itu mainnya kejauhan dan kelamaan. Apa dia tidak tahu kalau Ayahnya sedang pusing mencari? Sangat merepotkan kalau melihat Ayahnya Jisung uring-uringan. Aku kan jadi kena getahnya juga!" Omel Kyungsoo tiba-tiba.
Kyungsoo mengerjap, "Apa Haechan-ssi juga di sini?"
Mata Han Ji berkaca-kaca, "Tadinya mereka tinggal di rumahku. Tapi seperti yang kubilang tadi, Jisung pergi tanpa kabar, Haechan-Imo juga tiba-tiba menghilang saat pergi berbelanja dengan Noona-ku. Noona-ku ditemukan pingsan, tapi mereka tidak melihat kemana perginya Haechan-Imo."
Kyungsoo melirik ke sosok tubuh perempuan di belakang bocah remaja, "Noona-mu?" Han Ji mengangguk.
"Boleh aku lihat?"
Han Ji dan Minho menepi, Kyungsoo mendekati tubuh pucat yang sedang terbaring tidak sadarkan diri, "Kenapa dia?"
"Seseorang menyuntikkan anestesi padanya."
"Dia diperkosa?" Han Ji menggeleng, "Dirampok?" Dia menggeleng lagi.
"Dia begini saat pergi bersama Haechan-ssi?" Han Ji mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Pain [MarkHyuck (GS)]
Fanfiction"Kau lelaki bejat!" Lee Haechan, 18 tahun. "Ambil uang ini dan menjauhlah dari jangkauanku." Mark Lee, 20 tahun. ---- "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku tidak peduli dengan orang yang seenaknya meninggalkan ibu...