Peringatan! Chapter pendek!
Enjoy it
.
.
.
.Matahari sudah terbenam sepenuhnya. Lampu jalanan sudah menyala. Rumah-rumah di sebuah perumahan elit di pinggiran kota juga sudah terang. Begitu pun dengan sebuah rumah minimalis berhalaman luas ini.
Dari jalanan perumahan, sebuah mobil mewah melaju pelan memasuki pekarangan rumah tersebut. Setelah memarkirkan mobilnya, lelaki berkulit pucat dengan kemeja sedikit berantakan keluar dari dalam. Wajahnya nampak lelah dan kurang tidur.
Matanya menyipit ketika menyadari ada sebuah mobil mewah lainnya yang terparkir di depan pekarangan rumahnya. Mobil ini asing sekali di matanya. Punya siapa?
Samar-samar dia mendengar suara dari dalam rumahnya. Ternyata pintu utamanya sedikit terbuka. Apa ada tamu? Sesaat kemudian, langkah terburu datang mendekat.
Senyum lelaki itu mencerah menampilkan dimple warisan ayahnya begitu melihat sosok wanita serupawan bidadari datang menghampirinya dengan senyuman tidak kalah cerah.
Lelaki itu merentangkan tangan kemudian langsung mendapatkan pelukan hangat dari wanita itu. Sebuah kecupan ringan dari bibir wanita itu diterimanya dengan cuma-cuma.
"Kangen~" rengek lelaki itu dengan raut manja. Seolah tahu kalau lelakinya menuntut lebih, wanita itu langsung melepaskan pelukannya.
"Nanti, ya. Rindu-rinduannya nanti saja. Sekarang kau harus terima tamu dulu."
Keningnya mengerut, "Tamu?" Wanita itu mengangguk semangat.
"Teman kuliahmu. Kenapa kau tidak pernah cerita kalau punya teman kuliah seorang pengusaha sukses begitu? Dia bahkan memberikan kita rainbow cake."
Dia makin tidak paham. Pengusaha sukses? Teman kuliahnya? Setahunya, dia hanya akrab dengan beberapa orang saat kuliah. Dan semua orang-orang itu tidak ada yang sukses. Semuanya berakhir menyedihkan. Mati mengenaskan.
"Ayo. Dia sudah menunggu sejak setengah jam yang lalu. Katanya rindu ingin bertemu dengamu." Wanita itu menarik suaminya yang masih terdiam bingung.
.
Mata lelaki itu menajam. Sesuatu ada yang tidak benar. Matanya mengilat marah seketika begitu melihat sosok lelaki muda gagah berkemeja hitam yang duduk tenang di sofa ruang tamu mereka.
"Kau?" Suaranya tertahan. Lelaki itu menoleh dan tersenyum. Dia berdiri dan menatap si tuan rumah dengan ramah.
"Lama tidak berjumpa, Jaehyun-ah. Bagaimana kabarmu?"
Jaehyun si tuan rumah tidak lekas membalas. Dia berusaha mengontrol emosinya dan beralih ke istrinya yang masih tersenyum senang pada tamu mereka.
"Baby, bisakah kau siapkan air untukku mandi?" Taeyong mengangguk.
"Setelah itu langsung tidur, ya. Aku akan menyusulmu nanti." Suara Jaehyun terdengar begitu lembut dan pelan. Bahkan air mukanya nampak teduh.Taeyong semula agak bingung. Sekarang masih belum masuk jam tidurnya. Lagipula Jaehyun belum makan malam. Kenapa dia sudah mau langsung mandi dan menyuruhnya tidur? Tidak biasanya. Tapi dia kemudian hanya mengangguk nurut.
Setelah memastikan Taeyong keluar dari ruang tamu, Jaehyun beralih ke tamu yang sebenarnya bukan teman kuliahnya.
"Kau kelihatan sangat mencintai istrimu. Siapa namanya? Lee Taeyong? Jadi dia kakak kandung Lee Haechan?"
"Apa urusanmu, Mark Lee?" Geram Jaehyun.
Lelaki yang mengaku kawan semasa kuliah Jaehyun itu nyatanya adalah Mark Lee. Jangan tanya dia bisa tahu rumah Jaehyun dari mana. Yuta tidak pernah setengah-setengah dalam menekuni pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Pain [MarkHyuck (GS)]
Fanfiction"Kau lelaki bejat!" Lee Haechan, 18 tahun. "Ambil uang ini dan menjauhlah dari jangkauanku." Mark Lee, 20 tahun. ---- "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku tidak peduli dengan orang yang seenaknya meninggalkan ibu...