Rian mengangkat sebelah alisnya bingung saat dirinya baru saja duduk. Tapi gadis yang duduk di depannya malah berdiri. Seakan menghindari dirinya.
“Mau kemana sha?”
“Fisha mau sholat dulu,” jawab Nafisha sambil memakai tas punggungnya.
“Kalian lanjut aja. Assalamualaikum.”
Ditengah langkahnya Nafisha menghela napas saat dadanya terasa menghimpit. Membuatnya kesulitan untuk bernafas. Yah, menjauhi pria itu untuk sementara waktu merupakan keputusan terbaik untuk saat ini. Setidaknya sampai dirinya sudah benar-benar bisa melupakan perasaannya.
“Nafisha!”
Nafisha menghentikan langkahnya ditengah koridor saat diantara ketiga pria yang kini duduk di undakan tangga tak jauh dari tempatnya berdiri memanggilnya.
“Iya kak?”
“Kemana?”
Terkejut. Itulah yang dirasakannya saat ini. Andai Rian ataupun Rara yang bertanya seperti itu, maka semuanya tidak akan terasa aneh. Tapi yang menanyainya saat ini adalah si pria angkuh yang entah berasal dari belahan bumi mana.
“Masjid kak,” jawab Nafisha singkat.
Dilihatnya Evan yang menganggukkan kepalanya. Membuat Nafisha mengangkat sebelah alisnya bingung. Ini perasaannya saja atau pria ini yang mencoba sok akrab dengannya?
***
“Ayo!”
David yang sedang bermain game online di ponselnya melirik Evan sekilas yang kini telah berdiri “Kemana?”
“Masjid.”
Brukk. Sebelum ponsel di tangan David jatuh begitu saja, pria itu melotot tak percaya mendengar jawaban yang baru saja keluar dari mulut sahabatnya. Yang membuat tangannya secara tidak sengaja menjatuhkan ponselnya.
“Demi apa!?” teriak Regan yang duduk di sebelah David.
Evan menatap jengah kedua sahabatnya yang masih memasang wajah kaget mereka, “Lebay!. Ikut gak? Kalau gak, gue tinggal.”
“Lo serius?” tanya David.
Evan memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan david “Gue pergi.”
Regan dan David saling pandang melihat Evan yang mulai melangkahkan kakinya. Lah ini seriusan?
“Evan tungguin kita woii.”
***
Ketiganya saling pandang, kemudian menatap bingung kran dengan air yang terus mengalir. Yah, saat ini ketiganya sedang berada di tempat wudhu pria. Tepatnya salahsatu masjid dekat kampus.
“Hfptt kalian gak tau caranya?”
Evan dan David menatap tajam Regan yang menertawakan mereka. Kemudian memperhatikan Regan yang mulai menggulung lengan bajunya, dilanjut celana yang digulung sampai pertengahan betis.
“Lo yakin bisa gan?”
Regan yang sudah mencuci kedua tangannya, melirik sinis David yang secara tidak langsung meragukan dirinya.
“Gini-gini gue itu bagian anggota remas.”
Evan dan David mengangguk kemudian mengikuti panduan yang diberikan regan mulai dari mencuci kedua telapak tangan yang dilanjut berkumur-kumur, kemudian mencuci lubang hidung.
“Terus apalagi gan?”
Regan menyengir menatap Evan dan David “Sebenarnya gue lupa yang duluan itu muka apa siku dulu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy Pensiun
Novela JuvenilDevano Rafly Henandra. Kemewahan dan ketampanan yang dimilikinya, membuat pria itu terbiasa dengan orang-orang disekelilingnya yang terus saja memuja serta menghormatinya. Membuatnya berpikir bahwa dirinya dengan mudah bisa mendapatkan gadis manapun...