Jennie duduk berhadapan dengan Yoongi, menatapnya seperti ingin memakannya. Tapi Yoongi tak juga mengeluarkan suaranya walaupun Jennie sedari tadi menyuruhnya menjelaskan.
Yoongi mengambil napas dalam, lalu menghembuskan nya dengan berat.
"Kau tahu Jen, ketika kita masih bersama hari- hariku menjadi sangat indah, tapi ketika ayahmu menikahi ibuku dan mendengar bahwa kau adalah adikku, aku tak tahu harus bereaksi seperti apa? Apakah senang atau sedih? Aku tak bisa. Aku menyayangimu, tapi aku lebih sayang ibuku. Ia segalanya bagiku, tak pernah aku menbantah perkataan nya ataupun menyakiti perasaanya. Kau dan ibuku mempunyai kedudukan yang sama di hatiku. Bukan berarti aku tak menyayangimu.."
Jennie menatap Yoongi dengan sendu, matanya mulai melembap.
"Hanya saja.. berat bagiku menerimamu sebagai adikku, karena aku harus melupakan perasaanku padamu. Karena itu aku beralih pada Lisa, aku awalnya hanya menyukainya biasa, lama- lama aku semakin tertatik padanya. Aku berperang batin pada diriku sendiri untuk melepasmu atau tidak. Tapi sekarang pikiranku beralih ke Lisa, ia membuat duniaku berubah. Maaf Jen, mungkin ini terakhir kalinya aku mengucapkan bahwa aku mencintai mu, sangat." lanjut Yoongi.
Jennie hanya terdiam melihat ke arah lain selain bola mata Yoongi yang memperlihatkan rasa pedih yang mendalam.
"Berbahagialah tanpaku." Yoongi pun beranjak dari duduknya dan berjalan memasuki kamarnya.
Tak lama setitik air mata pun jatuh dari mata Yoongi, menangis dalam diam.
Sementara Jennie, menahan tangisannya lalu mengeluarkan handphonenya dan mematikan panggilan tersebut. Lalu menangis dengan sangat keras.
Yoongi membuka laci di nakasnya dan mengambil sebuah foto yang belum ia bakar, fotonya bersama Jennie beberapa tahun lalu saat ia dan Jennie masih di menengah atas.
Disana ia dan Jennie terlihat bahagia sekali, menahan sakitnya yang diberikan, ia bukannya tak menyayangi Jennie, tapi ibunya hanya memilikinya sedari kecil, tak ada keluarga dekat, hanya mereka berdua setelah ayah kandungnya mencampakkan ibunya.
Yoongi pun melihat ibunya yang bekerja keras untuknya pun selalu menurut dan tak pernah membantah.
Oleh karena itu ia menuruti ketika ibunya di lamar oleh ayah Jennie. Menangis pun tak akan mengubah apapun, Yoongi pun mengelap air matanya dan memasukkan bajunya ke dalam tas karena besok ia akan mengunjungi Lisa.
Sementara itu ketiga orang yang mendengar penjelasan Yoongi pun terdiam seketika. Sebenarnya sedikit bisa merasakan apa yang dirasakan Yoongi, Jungkook selama ini tinggal sendiri, uang dikirim tiap bulan oleh orangtuanya tapi tak pernah menanyakan kabar sedikitpun, mungkin jika Jungkook mati kedua orangnya akan menyuruh orang untuk menguburnya. Pemuda yang malang.
Ji Eun yang menjadi sedikit canggung pun berdiri dari duduknya lalu berjalan ke dapur.
"Kalian mau minum apa?" tanya Ji Eun dari dapur.
Keduanya masih terdiam membuat Ji Eun hanya membuat teh madu hangat untuk keduanya.
"Lo rela?" tanya Taehyung menatap Jungkook yang sedang menunduk, mungkin pikirannya sedang berkecamuk.
Jungkook pun menutup matanya, berpikiran dengan jernih dan mengangkat kepalanya, menggeleng pelan pada Taehyung.
"Ga lah. Ga bakal gue rela, lo?" tanya Jungkook.
Jungkook tahu bahwa Taehyung juga menyukai Lisa sudah jelas dari cara pandang nya setiap menatap Lisa.
Taehyung menghelakan napas panjang, "Sama sepertimu, tapi jika Lisa bahagia dengan Yoongi.. Aku akan melepasnya." tutur Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Unlove me - Liskook
FanfictionBisakah untuk kali ini saja, kau merelakanku? "Kumohon lepaskan aku, Jung." "Kau tak akan pernah lepas dariku, Lisa." - Heyyo, this is Liskook story, hope you enjoy the story! P.s : bahasa baku & non baku campur jadi satu. - Moon.