matahari kian terbit dari ufuk timur. sinarnya masuk kedalam jendela cewek mungil itu. seakan mengajaknya untuk bangun dan melakukan kegiatan seperti biasanya yaitu sekolah.
namun kini pikiranya kembali tertuju pada anak baru itu yang benar akhir ini berhasil menguras fikiranya yang hanya tentangnya.
dia melirik jam ternyata sudah jam 06.00 dia harus segera bergegas untuk berangkat karena agar masih kebagian sarapan dan sudah pasti harus menghampiri bela ke apartnya yang kadang belum terlepas dari alam bawah sadarnya.
kurang lebih 30 menit dia bersiap siap mulai dari menata apartnya membersihkan dirinya dan mempersiapkan keperluan sekolahnya.
"gue harap si bela udah bangun dah" gumamnya sambil berjalan kearah apart bela
tok.. tok.. tokk...
sudah beberapa kali syeila mengetok pintunya. namun masih tidak ada respon didalam sana. mungkin firasatnya benar. bela masih bergulat dengan mimpinya.dia memutuskan untuk menelpon sahabatnya itu. dan belum juga diangkat. setelah sekitar 3x menelponya baru ada respon dari bela.
"halo apaan?" lesu bela yang kembali menarik selimutnya.
"bangun ih kebo, udah jam 8 nih. duh mana ini bu syalsa masuk lagi" tegasnya
sontak membuat bela bergegas dan segera mempersiapkan dirinya tanpa melirik jam terlebih dahulu.
"ayo buruan" bela keluar dari apartnya seraya menutup pintu dan masih kurang rapi sambil menggendong tas ranselnya.
"ayo dih lemot amat lo jalanya. kita telat nih" bela sangat gugup berjalan dan kadang menoleh kearah bela yang pura pura biasa saja.
"ya itu salah lo gue jadinya gak sarapan dulu nih"
syeila berjalan dibelakang sahabatnya dengan kadang cekikikan melihat tingkah lucu sahabatnya ini."kok masih lumayan sepi. dan gerbang belum tutup padahal kata lo jam 8" mengehentikan langkahnya dan sambil melirik jam yang ada di tanganya
"lo bohongin gue ya?" lanjutnya dan bertanya pada sahabatnya itu.
"hahahhaha lagian lo kebo" syeila berlari menuju kelasnya sebelum mendapat pukulan atau sesuatu yang akan melukainya dari sahabatnya itu
"syeila kampret" desisnya dan berjalan dengan rasa kesalnya yang telah berhasil dibohongi oleh syeila.
***
kruuuuyuuukkk....
suara perut syeila yang lumayan keras saat jam pelajaran berlangsung membuatnya sedikit tegang karena kalau saja ada yang mendengarnya pasti dia akan sangat malu.
"plis jan ada yang denger tuhan" batinya seraya wajahnya yang agak masam
dia memang tidak saraoan seperti biasanya karena bela kesiangan jadi syeila tidak semoat kekantin. bisa bisa syeila telat masuk kelas seperti bela waktu itu.
untung saja pelajaran bu syalsa cepat berlalu. awalnya ia memilih untuk menata buku bukunya agar tidak terlalu berantakan. saat dia akan beranjak pergi kekantin tiba tiba.
"nih makan" meletakan sepiring nasi goreng tepat diatas meja syeil.
sontak syeila melihat keatas dan ternyata dia adalah alex. dia memilih tidak menjawab serta melanjutkan membereskan bukunya dan berniat memilih kekantin saja.saat kakinya melangkah ingin pergi dari mejanya itu dengan sigap tanganya dicekal oleh alex.
syeila diam seribu bahasa. dia tak menjawab dengan sesekali melirik ke arah lenganya yang telah dicekal kuat oleh cowok baru itu."makan lo belum sarapan" ucapnya dengan wajah datarnya itu.
syeila berbalik dengan hanya memasang wajah penuh tanya. dia bingung bagaimana cowo ini bisa tahu kalau dia belum sarapan.
"gue berangkat di belakang lo tadi" dia melangkah pergi dengan tangan disakunya.
syeila masih bingung dengan adegan cowo baru itu yang tiba tiba perduli denganya. dan jantungnya yang kian berpacu lebih kencang, sedangkan dia hanya dapat menatap punggung cowo itu yang kian lenyap dari pandangany itu.
disisi lain rendy yang melihat pemandangan itu dibanjiri beribu pertanyaan dengan sikap alex pada syeila begitupun sebaliknya.
alex yang dingin dan cuek namun peduli padanya. dan syeila yang sangat jutek pada cowok baru itu"kok aneh ya"batin rendy bertanya tanya
hai guys ternyata rendy juga mulai bingung nih, siapa sih alex dan apa hubunganya dengan syeila ?
kuy kepoin terus ya guys
jangan lupa tinggalkan jejak kalian :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorie & Reality
Fanfictionini bukan tentang bad boy bertemu good girl atau sebaliknya. ini adalah kisah, tentang dia yang pergi tanpa aku harap kembali. jika suatu saat kamu kembali, berikan aku alasan penuh untuk percaya. jika kau tidak pernah benar benar pergi. kamu tidak...