24

5 1 0
                                    

"nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi.." suara operator dari benda itu

sudah beberapa kali hanya suara itu yang ia dengar dari ponselnya
tanpa berubah menjadi suara yang sangat ia rindukan saat ini.

sekitar 2 bulan, tidak ada komunikasi diantara mereka.

ia mencoba menghubunginya lagi, namun tetapalah nihil.

"halo.. kek"

"halo, kenapa nak? kamu sehat?"

"sehat kok, kek aku mau nanya rey disana baik baik aja kan?"

"loh, rey sudah ke jakarta sekitar 2 bulan yang lalu. apa dia tidak menghubungimu?"

"ke jakarta 2 bulan lalu? tidak kek, aku mencoba menghubungi dia tapi dia tidak pernah menjawab. dan seakan hilang begitu saja"

"kok bisa? padahal setelah itu dia bilang ingin menemui kamu?"

"apakah hanya itu tujuanya kek?"

"selain dia mendapatkan kehidupannya yang baru, ia juga bilang akan menemuimu"

ia tidak percaya tentang paparan yang kakek berikan. jika memang disalah satu tujuanya adalah dia, mengapa sampai tidak pernah mengangkat telponya?

fikiranya semakin tidak enak, begitupun perasaanya. yang berfikir keras, diamana kah dia sekarang? apakah dengan kehidupan barunya itu ia melupakanya ?

"kamu kemana rey.. " batinya

***

terlewat dari rendy yang sedang bersama syeila menuju bandung, alex yang sedang berada didalam kamarnya sedang berdiam diri

ia menatap langit langit kamarnya yang mendamaikan, hingga tiba tiba kepalanya terasa pusing bukan main

ia berusaha memegang kepalanya agar menghilangkan rasa sakitnya, dan akhirnya ia setalah sekitar 4 menit merasakan sakitnya, lalu tiba tiba hilang

dan seketika terpikir dibenaknya tentanv gadis yang kemarin telah tidak mengikuti pelajaran 2 jam terakhir.

ia selalu memandang foto itu, foto yang terlihat akrab berdua dengan seseorang yang awalnya sangat asing baginya.

saat itulah dimana fikiranya mulai terlintas nama seorang cewek, iya dia syeila
cewek yang kemarin mengaku bahwa ia sangat membencinya dan menyuruhnya untuk menjauhinya.

***

drrt drrrt

suara dering telpon dari ponsel syeila pun muncul.

syeila yang tertidur tak berniat untuk menjawabnya, dikarenakan ia masih pulas berada dijok mobil itu.

"halo" suara itu muncul dari ponsel syeila

"loh, kok suara cowok?"batin rendy

"ini gue rendy, syeila nya lagi tidur. kenapa lex?" benar, rendylah yang menjawab telpon tersebut.

"nggak ada" singkat alex

"yaudah nanti aja, gue lagi nyetir"

alex menghembuskan nafasnya tenang
ia kira...

beeppp..

suara pemutusan sambungan itu dari alex

***

rendy pun memandang ponsel syeila serta mengangkat bahunya tidak

"ngapain alex telpon syeila?"batin rendy bertanya sendiri

kemudian rendy kembali meluruskan pandanganya pada jalan yang ia tujuh

sesekali rendy melihat ke arah syeila, yang tengah tidur dengan nyenyak.

wajah syeila yang selalu mendamaikan bagi rendy, membuat rendy yang tak henti hentinya mengulumkan senyumnya.

"arghh.." syeila sedikit menggerakan tubuhnya.

rendy yang tersadar, dengan cepat kembali menatap kemudinya.

"sampek mana ren?" tanya syeila masih lesu

"bentar lagi sampe, lo nunjukin jalanya dong. yakali nanti kita malah gak sampe sampe" ucap rendy

"jadi lo nyalahin gue tidur?" syeila nampaknya yang belum terlalu menormalkan sikapnya,

rendy membuang nafasnya kasar
"hm, yaudah tidur lagi aja" jawab cowok itu berusaha lembut

"nanti katanya gak sampek, nanti nyasar, bawel banget kayak ibuk2" syeila melipat tanganya didada

rendy diam, dia tidak berani berucap, kalau dia berucap sedikit saja takut membuat si singa betina itu marah dan mengamuk didalam mobilnya, bisa bisa nanti malah dia yang jadi mangsa

"duh rambutku berantakan lagi" omel syeila melihat rambutnya kedalam cermin yang ia ambil dari tasnya

"eh, kok berhenti?" seketika cewek itu menghadap rendy, yang tiba tiba menghentikan mobilnya.

"benerin dulu" ucapnya datar dan tidak berniat mengatakan panjang lebar.

syeila memainkan rambutnya, serta masih menghadap cermin cewek itu.

syeila sambil tersenyum kearah rendy, yang dibalas tolehan darinya

"makasih, udah ayo jalan. gue gak tidur, nanti gue tunjukin jalanya" tutur syeila yang telah berubah nada

rendy pun hanya membalas senyuman itu, dan kembali melajukan mobilnya.

***

dalam keadaan yang berbeda dengan rendy yang sedang bahagia karena syeila

alex yang sedang uring uringan didalam kamarnya, memikirkan cewek itu, yang sekarang bersama rendy

"arghhhh.. ngapain gue mikirin dia" ucap cowok itu sendiri

"aww.. sakit" seketika ia memegang kepalanya.

ada denyutan keras dikepalanya itu, sekarang dia semakin sering merasakan sakit dikepalanya, serta kejadian kejadian yang kadang ia ingat namun alex sendiri tidak mengerti, apa maksudnya itu.

"lex" panggil wanita paruh baya disebalik pintu kamar alex

"iya ma, masuk aja"

"kamu lagi ngapain nak? gak ada rencana main sama temen?"

"gak dulu deh ma, alex capek sekolah"

rena, iya itu adalah mama nya alex.

ia mengusap puncak kepala anaknya itu
"yasudah, kalo ada apa apa tinggal bilang saja. jangan merasa canggung ya nak" ucap rena lembut

alex mengangguk tersenyum menanggapi pernyataan mamanya.

"mama kebawah dulu ya" rina sambil berjalan menuju ujung pintu itu

"iya maa" jawab alex masih dengan senyum ramahnya.

alex masih merasakan sedikit sakit yang ada dikepalanya, dan juga merasakan kecanggungan yang sekarang ia rasakan dalam rumahnya sendiri.

***

"tadi alex telpon ren?" tanya syeila pada rendy

"hmm"

"lo yang angkat?"

"hmm"

"dia ngomong apa?"

"gak jadi, terus gue ngomong lo lagi tidur, dia langsung matiin telponya"

"oh" syeila yang tau itu hanya diam dan terlihat berubah raut wajahnya.

"kenapa?" tanya rendy pada cewek itu,

"gak apa apa" terlihat sekali penurunan dalam nada bicara cewek itu.

rendy menatapnya sekilas, dan kembali menyetir mobilnya.


hai guys, aku masih coba buru buru namatin cerita ini hehe.

makasih ya kalian yang masih baca hehe.

lupyu:*

Memorie & RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang