syeila berjalan menuju keluar sekolah, sebab ini adalah jam kepulangan murid smu mahardika.
tapi, hatinya sekarang masih tidak tenang. pikiranya masih saja terpenuhi oleh cowok itu. apalagi, setelah mengetahui keadaanya yang tidak baik baik saja.
"woy, cantik cantik kok murung" dari belakang rendy muncul dan mencoba mengagetkan syeila dan bela
"dih emang gue cantik" yang menjawabnya bukan syeila, melainkan bela yang ada disamping syeila
"ngarep banget gue ngomong sama lo. gue ngomong sama tuan putri disebelah gue kali"
"ayo sel, kita jalan" rendy menarik saja tangan gadis itu.
"ta tapi bela gimana?" tanya nya sambil sesekali melihat kebelakang.
"udahlah dia kan tau jalan. deket lagi, pulang sendiri pasti bisa" jawabnya yang segera menuju mobilnya.
bela yang hanya bisa mendengus kepada mereka berdua, karena bukan untuk pertama kalinya bela ditinggal seperti ini.
***
"mau kemana?" syeila melirik kearah rendy. karena sekarang ia telah berada di mobil cowok itu.
"pake dulu safe belt nya, kalo gue pakein nanti lo baper" ucapnya pada gadis itu
"hilih" singkat syeila sambil melakukan instruksi dari cowok itu"time zone yuk, lama kan kita gak main bareng?" ajaknya pada syeila dengan masih memacukan mobilnya.
"jadi lo ngajakin gue main? beneran? kenapa gak bilang dari tadi si curut. ya mau lahhh" ujar syeila sangat senang saat rendy mengajaknya untuk main di time zone
"dasar budak kecil" sambil mengelus puncak kepala syeila
"biarin" syeila yang masih senang setelah tau tempat yang akan mereka tuju.
alasan rendy selain karena mereka sudah lama tidak main bareng juga karena syeila terlihat sangat murung saat pulang tadi. jadi, mungkin dengan ia mengajak gadis itu jalan akan membuat mood nya kembali up.
***
"halo"
"iya"
"lo baik baik aja? katanya lo sakit"
"tau dari mana?"
"adaa"
"gak, cuma pusing"
"iya itu sama aja. cepet sembuh ya, cepet masuk"
"iya makasih" singkatnya
beeeep. diakhiri dengan memutuskan sambungan telpon tersebut.
***
"mau makan apa main dulu?" tanya rendy pada syeila
" emm.. main dulu yuk" jawab syeila semangat.
"hmm" rendy menyetujui gadis itu.
mereka berjalan naik menuju time zone yang terletak di lantai empat.
mereka memilih untuk naik lift biar lebih cepat mereka sampai disana.kebetulan di lift tersebut tidak terlalu banyak orang disana. hanya sekitar, 5 orang terhitung dari rendy dan syeila. namun nampaknya ke-3 orang tersebut tidak saling mengenali.
awalnya keadaan memang hening. 2 cewek dan 1 cowok tersebut tidak ada yang saling membuka pembicaraan. dan berdiri saling berjauhan.
"kamu pernah kepikiran naik lift, terus lift nya macet atau listrik mati gak?" tanya nya pada gadis disampingnya
"ya gak lah, yakali bayangin gituan. serem" ucapnya sambil bergidik menggelengkan kepalanya
"kalo gue sih bayangin. apalagi kalo kejebak di lift nya sama lo" papar rendy sambil melihat kearah syeila
"kenapa kok bisa gitu?" tanya nya bingung terhadap pemikiran si cowok itu.
"ya kalo misalnya sama lo. nanti paling lo auto ketakutan, dan paling lo reflek meluk gue" tutur rendy santai
"dih apaan si lo" syeila melipatkan tanganya didadanya
"becanda syeila" rendy mencubit kecil hidung gadis itu.
namun, sepertinya syeila merasa aneh. ke-3 orang yang berada bersama rendy dan syeila nampaknya melihat kurang enak kepada mereka. seperti seseorang yang terganggu atau tidak nyaman.
"udah gausah berisik" ucap syeila pada rendy
"kenapa emang? sepi ini" rendy malah bersikap seperti anak kecilsyeila tak menjawab pertanyaan cowok itu. namun, ia berhasil mencubit perut cowok itu. yang berhasil membuatnya sedikit kesakitan.
"iya iya iya" rendy memegangi perutnya yang telah dicubit oleh gadis itu.
saat pintu lift terbuka syeila bergegas melangkah kan kakinya agar cepat keluar dari lift itu. tiba tiba tanganya ditarik oleh rendy
syeila menghadap kearahnya tidak berkata apa apa hanya memasang wajah bertanya pada cowok itu
"lihat, ini lantai 3" rendy menunjukan pada tulisan yang benar menunjukan lantai 3 bukan lantai 4 tempat time zone yang mereka tuju.
syeila sedikit malu, pasalnya dia sangat exited hingga ingin cepat cepat keluar padahal ini masih di lantai 3.
***
"gue pingin karaoke" rengek gadis itu.
"suara jelek aja belagu lo sel" tutur rendy yang berhasil membuat syeila kesal dengan perkataan cowok itu.
"yaudah gue balik" hampir saja syeila benar berbalik badan untuk peegi dari sana
"bercanda ih, lo mah seriusan. iya iya ayo karaoke" rendy memilih mengalah, kalau dia memilih debat, bisa bisa ada singa kabur lagi.
drrtt drrrt drrrt
suara getaran itu berasal dari ponsel syeila yang berada di tasnya. syeila segera mengambil ponselnya dari dalan tasnya."bentar ren, hp gue bunyi" syeila menghentikan langkahnya.
mama is calling you...
"halo asaalamualaikum ma"
"waalaikumsalam sel, itu paket yang mama kirim sudah sampai. kata kurirnya di udah sampai di apart kamu nak"
"syeila gak di apart ma, bentar syeila ngomong ke bela dulu ya ma buat ambilin dulu"
"yaudah kalo gitu nanti lagi, kamu juga kayaknya lagi sibuk. assalamualaikum"
"waalaikumsalam. makasih ma"
syeila kemudian mematikan sambungan telpon dengan mamanya. yang lanjut menelpon bela
"halo bel"
"iya, kenapa?"
"gue nitip paket gue dulu ya, kurir nya didepan tolong ya"
"gu gu gue gak bisa. gue juga lagi keluar"
"lo pergi kemana?"
"emmm.. nanti lagi sel gue sibuk"
beeep..
bela mematikanya secara sepihak. bela terlihat begitu aneh sikapnya. padahal syeila cuma nanya bela ada dimana kenapa dia tidak mau menjawab dan menjadi gugup seperti itu.from
mama : ma, bela juga gak ada. suruh kurirnya taro depan dulu gpp. maaf ya ma ngerepotin. makasih mama.send.
"emang nya lo kemana si bel? tumben gamau ngomong" gumam syeila yang merasa aneh dengan sikap bela.
sampai part 16. menurut kalian suka
syeila & rendy
or
syeila&alexkalo author sih
author & dia hehe. gak guys, becanda.tinggalin comment sama vote kalian.
makasih readers:*
![](https://img.wattpad.com/cover/221307290-288-k195955.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorie & Reality
Fanfictionini bukan tentang bad boy bertemu good girl atau sebaliknya. ini adalah kisah, tentang dia yang pergi tanpa aku harap kembali. jika suatu saat kamu kembali, berikan aku alasan penuh untuk percaya. jika kau tidak pernah benar benar pergi. kamu tidak...