19

15 2 0
                                    

syeila memasukan beberapa barang barangnya kedalam loker pribadinya disekolah.

smu mahardika tergolong sekolah swasta, walau demikian fasilitas disekolah tersebut sudah bisa dibilang sangat memuaskan murid, guru, maupun pegawainya.

namun pandangan syeila melirik kebawah, karena ia merasa ada yang tiba tiba berada disampingnya.

dilihat dari sepatunya, itu bukan lah cewe. seorang tersebut pun mengenakan celana, sudah pasti dia adalah seorang laki laki.

menurut syeila pun laki laki tersebut bukanlah rendy, dia paham betul bagaimana postur tubuh rendy. namun, syeila pun tidak merasa asing dengan kaki tersebut.
jantung nya kemudian berpacu kencang, padahal ia belum melihat siapa yang berada di sebalik pintu loker.

"lo?" "ngapain lo disini?" lanjutnya cuek pada cowok itu.

dia adalah alex seorang yang sedari tadi telah berdiri disebelah loker syeila, yang membuat syeila bertanya tanya.

"kenapa gak dibales?" tanya alex datar

"suka suka gue lah"

"yang penting di save aja"

"ngarep banget deh lo"

"yaudah biar gak ngarep siniin hp lo" menarik paksa ponsel syeila yang berada digenggamanya.

"eh lo ngapain, gausah aneh aneh ya" syeila berusaha mengambil ponselnya, namun gagal karena alex telah berhasil menyimpan nomor cowok itu didalam kontaknya.

"nih" mengasihkan kembali ponsel syeila

"denger ya, alex atau siapapun lo. lo gausah sok baik sama gue, gausah sok ngedeketin gue dengan gaya lo yang sok cool itu. dan please jauhin gue" syeila mengatakan tersebut dengan nada meningginya.

alex bingung dengan perkataan gadis didepanya yang kali ini benar benar sangat marah padanya.

"dan gue juga gak tau, sekarang konspirasi apa lagi yang sedang lo buat. udah cukup, gue gak mau deket deket sama orang kayak lo. ngerti?"

"tapi kenapa?" tanya alex padanya dengan masih menatap gadis itu dengan bingungnya

"karna gue b.e.n.c.i sama lo" syeila yang mendorong bahu cowok itu kemudian pergi meninggalkan alex disana.

alex masih menatap kepergian gadis itu dengan sangat tidak mengerti, bagaimana gadis itu bisa semarah itu padanya. apa cuma gara gara dia mengambil ponselnya secara paksa dan menyuruhnya untuk menyimpan nomornya di ponselnya?

alex sungguh tidak mengerti. ia menatap kearah jalan yang sudah membawa lenyap syeila yang tadi sangat geram pada alex.

disisi lain rendy,vano, dan aryo melihat pertengkaran antara alex dan syeila tersebut pun dibuat bingung.

kenapa syeila semarah itu pada cowok tium padahal bukankah mereka tidak saling kenal sebelumnya, atau jangan jangan sebenarnya mereka punya masalalu.
tapi mengapa syeila dan alex sama sama seperti tidak saling mengenal sebelumnya.

"ren lo tadi liat kan?. syeila bisa semarah itu sama si alex" tutur aryo menatap rendy

"iya si yo, gue juga dari tadi bingung. padahal dia cuma minta save nomer. masa iya sampe semarah itu sih" rendy menegaskan apa yang ia pikirkan

"kok gue ngerasa si syeila itu udah kenal alex sebelumnya  ya" vano mengatakan yang sama seperti dipikiran rendy

"gue juga ngiranya gitu si" rendy menambahkan

"tapi anehnya si alex kaya malah ngerasa gak ngenalin si syeila. kalo misal mereka kenal ngapain si alex minta save nomernya. otomatis kan syeila harusnya udah punya" aryo pun sebenarnya merasa janggal akhir akhir ini.

***

syeila yang masih teringat dengan kejadian tadi pagi dilokernya membuat dia sangat membenci cowok itu.

syeila memilih berada di taman belakang sekolah, dia malas jika harus mengingat kejadian tadi. dia kemudian duduk disalah satu kursi disana dengan novel serta mendengarkan musik melalui earphone yang terpasang ditelinganya.

suasana semilir angin dan dibawah pohon yang rindang cukup mendamaikan hati syeila yang sangat kurang baik hari ini. serta musik yang perlahan membuat mood nya kembali up.

"jangan marah nanti gak cantik" "ya walaupun emang sebenernya gak juga si" lanjut orang itu yang sempat terjeda

"ngapain lo disini?" ketusnya pada rendy yang telah duduk disebelahnya

"ya duduk lah, lo kira ngapain" ucap rendy santai

"sini liat novelnya. fokus banget sampek lupain orang ganteng disini" tambahnya yang menarik paksa novel yang ada di tangan syeila itu.

syeila berusaha mengambil novelnya yang telah ada ditangan rendy.
syeila tau tubuhnya tak cukup tinggi untuk mengambilnya, karena rendy membawa novel itu dan menaikan tanganya dengan tinggi.

sudah pasti membuat syeila kesusahan untuk mengambilnya. saat syeila masih berusaha mengambil novel nya tiba tiba tubuhnya tak sengaja jatuh di bagian dada rendy.

syeila menatap lurus keatas yang tentu pada wajah cowok itu. begitupun rendy menatap wajah syeila dengan sayu. lumayan lama mereka beradu tatap.

jantung rendy yang sudah tidak teratur membuatnya sedikitp resah jika syeila bisa mendengarnya, dan akan menggoda cowok itu.

syeila pun merasakan hal yang sama, jantungnya kini berdetak lebih cepat 2x lipat dari biasanya. jarang sekali syeila bisa seperti ini apabila didekat rendy.

maaf ya guys segini dulu hehe.

selamat bertemu di part part selanjutnya.

dan semoga kalian tetep suka dengan cerita dari author amatir ini hehe

jangan lupa vote kalian biar semangat nulis hehe

makasih. semuanya:*

Memorie & RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang