23

13 1 0
                                    

"kemana dia?" batinya

***

"pacaraan terooos...." suara bela telah menggelegar di telinga syeila yang baru masuk bersama rendy

keadaan kelas sudah tidak begitu ramai, pasalnya banyak siswa yang telah meninggalkan kelas sebab jam sudah menunjukan waktu untuk pulang

syeila sedikit mengedarkan pandanganya
hingga berhenti pada seorang cowok yang hanya tetap diam dikursinya seperti tidak ingin berkutik pergi

"dari mana ren?" begitulah ujaran yang alex berikan pada cowok yang tidak mengikuti pelajaran selama 2 jam terakhir

rendy awalnya diam, dan membuat kode untuk alex agar sedikit minggir

"iya, tadi telat terus langsung aja bolos" ucapnya sambil menata bukunya dimasukan ke tas

alex diam tidak memberikan respon apapun

"hayolo ngapain aja, sampek 2 jam sama syeila. disekolah lagi" vano yang mulai dengan kata katanya

aryo pun yang sedang menata buku di sebelah vano ikut menambahkan "sampek segitunya di sekolah segala"

"diem lo pada. berisik" rendy mencoba mengakhiri agar kedua temanya tidak menjadi kompor

berbeda lagi syeila yang langsung berhadapan dengan sahabatnya itu.
bela..

"sumpah sel, gue baru liat lo senekat ini kalo mau berduaan" bela yang tidak menyangka akan hal yang telah dilakukan oleh sahabatnya itu.

syeila memandangnya sekilas namun masih tetap membereskan bukunya yang ia masukan kedalam ransel hitam itu.

"gue telat. ya sekalian bolos, dari pada banyak yang nanya, contohnya kayak lo" jawab syeila

bela yang kemudian menggendong tasnya
"tapi kan sel.. jadi sekarang lo yang jadi keliataan a..."

tangan syeila yang berhasil mendarat di bibir bela menghentikan ia berbicara.

"gue mau ngomong" suara baritan itu membuat syeila tidak biasa

syeila menoleh dan menghadap pada orang yang berbicara tadi

"jangan diulangi, udah kelas 12" cowok dingin itu mengatakan dengan masih memasang wajah seperti biasanya

syeila memincingkan alisnya
"apa peduli lo?"

bela yang langsung mengarahkan pandangan bingung pada syeila

"ckk" dia hanya berdecak dan pergi dengan tangan yang masuk kedalam celana sekolahnya itu.

dia adalah alex, seorang yang selalu memasang wajah datar namun akhir akhir ini menjadi semakin memerhatikan syeila

"tenang kok bel, gue gak suka dia" syeila menepuk pundak bela yang dari tadi hanya diam semenjak alex datang hingga pergi

"maksud lo?" hanya itu yang dapat ia tanyakan pada syeila yang tidak mengerti dengan pernyataanya itu.

"apa bener lo suka dia?" begitulah yang sedang bela tanyakan yang hanya dapat membatin

syeila tersenyum pahit, sudah terlihat kalau itu bukanlah senyuman yang ikhlas
"gak apa apa kok, hehe"syeila seraya tersenyum

"udah ayo pulang, gue capek" tambah syeila

bela yang melihat sahabatnya seperti hanya dia dan menggut manggut mengiyakan.
namun masih sedikit berpikir keras tentang nya, segala kejadian yang terjadi pagi ini

saat pertengkaran alex dan syeila tadi pagi, syeila yang menghilang bersama rendy saat 2 jam terakhir, dan saat alex menghampiri syeila barusan. menurut bela membuat banyak perubahan mulai dari sikap hingga gaya bicara sahabatnya itu.

***

"udah siap nih, gak ada yang ketinggalan?" tanya bela meyakinkan

"gue bukan mau mudik kali haha" syeila tak habis pikir dengan pertanyaan yang dilemparkan bela itu

"yakan barangkali, tetep harus siap sedia. lo orangnya teledor" ucap bela

syeila tertawa singkat mendengar itu
"iya iya, gak ada kok udah siap" melanjutkan untuk merespon sahabatnya itu

tin tin tin
suara klakson mobil yang tidak begitu jauh mulai mendekat kearah dua cewek yang sedang menunggu didepan apart mereka

"tuh, pacar lo dateng" sindir bela

syeila bergidik sebentar " mana ada pacar kek dia" terang syeila

"buktinya kemarin aja berduaan, terus ini mau quality time lagi" bela yang tak habis habisnya terus memojokan syeila

ternyata mbil yang tadi telah membunyikan klaksonya telah berada teoat didepan mereka.

"serah lo, pokoknya gue bukan pacar dia. yaudah gue berangkat bye.." ucap syeila sambil melambaikan tanganya kemudian masuk kedalam

"woy jagain temen gue, pulang harus tetep cantik" teriak bela dari luar terhadap rendy, cowok yang hendak mengantar syeila pergi mengunjungi mamaya dibandung.

"bicit li"teriakan itu lepas dari mulut rendy yang berada di dalam mobil

bela sontak melambaikan tanganya saat mobil itu telah mulai melaju pergi menjauh dari pandanganya

mereka terbilang cukup pagi berangkat, sekarang berkisar pukul 6 mereka start dari apartemen syeila

karena syeila berharap ia tidak menginap dirumah mamanya, sebab embel embel tugas sekolah yang harus ia selesaikan

"lo gak bawa koper atau tas baju gitu?" pertanyaan yang hampir sama dari bela keluar dari mulut rendy

syeila menghembuskan nafasnya sebentar
"rendy, gue bukan mau mudik ya" syeila dengan sabar mengucapkan kalimat yang bermaksud sama

rendy tertawa kecil
"jadi ini gak nginep nih?" tanya rendy kembali

"kalo nginep lo mau nginep juga gitu? males banget rumah gue dibuat tempat tidur orang kayak lo"

"males tapi lo nyuruh gue anterin ke rumah"

"baper banget nih anak" melirik rendy sekilas
"kebetulan aja ada driver gratis, kan lumayan buat uang jajan" lanjutnya sambil sedikit meringis

"dasar anak unta" ejeknya

"gue bilangin mama tau rasa lo!"

"njir pas banget hahaha"

syeila ikut tersenyum mendengar ucapan cowo yang sedang bersamanya itu.

makin lengket aja tuh si syeila sam rendy ya guys.. kesian alex:(

oke makasih yang masih setia stay sama ceritanya :*

dan jangan lupa juga suport author pake vote atau komen kalian hehe
makasih kagi ya readers :*:*

Memorie & RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang