saat ini ia segera berjalan menuju ke apartnya. dengan bajunya yang agak basah ia berharap segera membersihkan dirinya sebelum flu menyerangnya.
tba di depan pintu apartnya ternyata ada seseorang yang telah menunggunya tepat didepan pintu apartnya
"ngapain lo disini?" tanyanya pada orang itu.
"hehe nunggu orang yang habis ngedate" goda bela pada sahabatnya
"mana ada, tadi gak sengaja ketemu. minggir dulu gue basah mau mandi" sambil menyingkirkan bela agar ia dapat masuk ke apartnya
"tapi lo harus ceritain gimana kronologinya" tanyanya lagi dan masih mengahalangi syeila masuk
"lo gak liat gue basah? habis mandi gue ceritain. minggir dulu, sama nih bawain tas gue disitu ada novelnya takut basah" ucapnya cepat seraya memberikan tas slempang itu padanya kemudian dengan cepat memasuki apartnya.
***
bela duduk di kursi depan televisi apart gadis itu sambil membaca novel yang telah syeila beli tadi.
terlihat dari kamar itu, seprang gadis yang baru saja keluar setelah menyelesaikan ritualnya dikarenakan air hujan yang mengguyurnya.
"buruan cerita" bela benar benar tidak sabar menunggu cerita dari sahabatnya itu
"dih sans ae dong bentar napa gue ngatur duduk gue biar enakan"
"jadi gue habis ke gramed gak sengaja ketemu dia disana juga"lanjut syeila
"udah gitu aja? terus kenapa bisa pulang bareng? sampe ada acara sweet-sweet an segala mayungin pake jaket lagi"
"helah, gini ya. kan pas gue lagi baca buku gue denger suara buku jatuh. gue bantuin rapiin tu buku deh, eh ternyata itu dia. udah kan, habis itu gue mau bayar buku gue dikasir tiba tiba dia yang bayarin buku gue. ya gue kejar lah sampe mobilnya" terangnya
"what? dia bayarin lo? wah wah wah kok bisa? dia ada utang sama lo? atau gimana? " tanya bela lebih detail lagi
"ya gak lah mana ada utang utangan segala. bentar, sabar, belum selesai. nah pas gue nyuruh dia keluar dia gak mau keluar dia malah buka kaca mobilnya yang ada didepan gue, terus yaudah gue sodorin uang gue . eh dianya tetep gamau"
"ternyata tu tiba tiba ujan bel, ya gue reflek masuk mobilnya padahal dia gak nyuruh" tambahnya
"haduh sel, kok ada si manusia kek dia. dingin dingin misterius. ya ampun kalo misal dia jadi crush gue pasti sweet banget ya" sambil matanya mengarah keatas gaya seorang penghayal handal
"crush lo?"gumam syeila bertanya
"dih kaya bahasa jawanya depan. ngarep!" ketus syeila pada sahabatnya itu.
"katanya gak tertarik, ngapain jealous gitu?"
"siapa juga yang tertarik" syeila memutar matanya malas.
"bentar lo belum kelar ceritanya, di adegan terakhirnya dong yang payungan pake jaket" pintanya
"ya karna gak ada payung aja paling. alhasil jaketlah yang jadi gantinya" jawab singkat syeila
"ohh gitu yaa.. tapi sumpah nih, gue akuin walau dia kadang cuek tapi dia bisa sweet juga ya sel"
"gak sih, biasa aja"
"heleh, tapi btw lo beneran gak tertarik sama dia setelah kejadian ini?" bela kembali menngintograsi syeila
jleebb..
pertanyaan bela tadi mempu menohok hatinya. ia rasa ia telah terlalu jauh berperang dengan pikiranya sendiri.
"gak" singkat jelas dan padat."beneran nih? yaudah deh syukur alhamdulillah" seraya mengelus dadanya sendiri
"maksud lo?" tanya syeila bingung pada sahabatnya itu.
"hehe gak papa kok sel" "gue udah baca kok ini ceritanya bagus juga ya lumayan " lanjutnya sambil mengalihkan pembicaraan mereka
dari pertanyaan pertama yang telah membuat hatinya merasakan hal sangat pikirnya larang itu ditambah dengan penyataan tentang rasa syukur bela tentang ucapan ketertarikan syeila pada cowok itu.
dan kadang syeila jadi berpikir kenapa sebegitu keponya bela tentang perasaan syeila pada cowok itu. namun apakah benar keingin tahunya tentang perasaan syeila pada alex karena bela mempunyai rasa pada cowok itu?
gimana? menurut kalian si bela itu sekedar kepo atau sebenernya suka sama si alex?
happy reading guys, ternyata sudah sampai part 14 ya hehe. sampai malem malem banget updatenya.
maaf ya kalo notif nya ganggu.
semoga kalian suka deh. jan lupa krisar yang membangun
dan vote, commentnya hehe:* thx

KAMU SEDANG MEMBACA
Memorie & Reality
Fanfictionini bukan tentang bad boy bertemu good girl atau sebaliknya. ini adalah kisah, tentang dia yang pergi tanpa aku harap kembali. jika suatu saat kamu kembali, berikan aku alasan penuh untuk percaya. jika kau tidak pernah benar benar pergi. kamu tidak...