Awal Yang Mengawali | part 01

731 35 2
                                    

Semua yang telah terjadi bukan berarti untuk dihilangkan dan dibawa pergi. Adakalanya untuk disimpan rapi dalam sebuah kotak kenangan memori. Awal sebuah kisah bukan berarti menghilangkan setiap langkah. Karena awal hanya melanjutkan sebuah perjalanan yang belum usai.

(Neira Adara Kusuma)

____________🍁_____________

Keputusan untuk menetap di Yogyakarta mungkin sangat berat bagi Neira,namun ia tetap jalankan demi kedua orang tuanya yang menuntut Neira untuk meninggalkan Jakarta. Awalnya sulit bagi Neira untuk menerima kenyataan jika dirinya harus terpisah dengan teman-temannya, tapi apalah daya ayahnya dipindah tugaskan dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Pagi di Jakarta dan Yogyakarta sepertinya berbeda. Biasanya di Jakarta pagi Neira selalu disambut dengan suara kendaraan yang menyelimuti jalan raya dengan segala aktifitasnya. Berbeda dengan Yogyakarta, sedikit sunyi dan terbebas dari polusi.
Mentari mulai masuk ke tirai jendela kamar Neira yang serba biru, pagi itu adalah hari pertama bagi Neira untuk membuka lembaran baru dalam dunia belajarnya. Pasalnya ia harus pindah sekolah dari SMA Garuda di Jakarta menuju SMA Cendekia di Yogyakarta.

"Pagii Princess kecil Bunda. Ayo bangun,hari ini sudah bunda siapkan sarapan juga seragam baru untuk Neira." Sapa Karlina, bidadari tanpa sayap bagi Neira dari kecil hingga dewasa ini.

"Pagii jugaa bunda, iyaa nanti neira turun dan langsung sarapan. Oh yaa, seragam baru Neira bunda taruh dimana?"

" Bunda taruh dilemari, dasinya bunda taruh di sebelah buku-buku kamu. Udah sana mandi nanti kesiangan,kan princess kecil bunda harus ke sekolah barunya dengan cantik." Ujar bundanya.

"Yayaa, Neira udah cantik dari lahir ko." Celoteh Neira.

Pagi itu benar-benar hari yang sibuk bagi Neira dan keluarganya. Ayahnya Wijaya Padma Kusuma telah bersiap untuk menuju markas besar TNI di Yogyakarta, ia merupakan salah seorang dari ribuan prajurit gagah Indonesia,tak heran jika hidupnya juga keluarga kecilnya harus berpindah sesuai tugas yang diembannya. Sedangkan Karlina sibuk dengan butik yang baru dirilis sejak ia pindah,ia membuka usaha sebagai bentuk mengisi waktu luangnya di rumah. Dan tak ketinggalan anak semata wayang mereka pergi ke sekolah barunya dengan sopir pribadinya.
Sesampainya di sekolah, para siswa SMA Cendekia menatap Neira dengan penuh heran. Awalnya membuat Neira gugup bahkan salah tingkah. Namun semua itu terkalahkan karena ia adalah tipe anak yang percaya diri.

"Aelah gitu amat sii liatinnya, kalo ada yang salah sama penampilan aku bilang aja ngga usah pada sinis napaa. Atau mungkin aku terlalu cantik." Batin Neira sembari tersenyum sendiri hingga tak sadar ada seseorang di depannya.

"Elah dalah, piye toh mlaku ko sekarepe dewek, main nabrak-nabrak orang. Nih mba tak kasih tau, sekolah di sini tu luas,jalan juga lebar jadi nggak jaman senggal senggol orang sembarangan." Protes seorang cowo yang berpenampilan gagah dengan logat jawanya.

"Kamu panggil saya apa tadi? Mba?emang saya pembantu kamu ya? Seenak jidat manggil mba-mba."

"Duh mbaa, emang panggilan mba cuma buat pembantu yaa, nii saya jelaskan mba itu panggilan khas untuk perempuan jawa mba,jadi jangan protes. Apalagi mba cantik dan manis, apa saya panggil mba gendis aja yaa." Celoteh cowo tersebut yang membuat Neira geram.

"Hii kamu tuu, hmm sabar Neira sabar.
Jadi gini, nama saya Neira Adara Kusuma jadi panggil saya cukup Neira saja ya." Ujar Neira dengan lembut.

Selang berapa lama saat Neira bercakap-cakap dengan cowo jogja yang medhok itu, datang satu cowo beserta dua rekannya menghampiri mereka.

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang