Sisi Lain Bima | part 13

57 9 0
                                    

"Nampak tegar bukan berarti tidak ada masalah yang menghajar, semua itu hanya ingin nampak hidup dengan wajar. Memikul masalah sendiri pun butuh segenap kekuatan dan membagikannya pada orang lain akan menjadi beban. Mungkin di saat seperti itu diam menjadi solusi dan menampakkan senyuman untuk menutupi atas apa yang terjadi."

(Bima Surya Purnama)

_____________ 🍁_____________

Aktivitas sekolah seperti biasa masih tetap berjalan. Kali ini Neira tak seperti biasanya, pasalnya sudah dua hari Bima tidak hadir di hadapannya. Jika ia sakit, maka seharusnya mengirim surat keterangan bahwa dirinya sakit. Namun itu nihil, tidak ada surat satupun darinya.

"Nei, menurut kamu Bima kemana yaa?" Tanya Clarissa dengan cemas pada Neira yang masih menulis catatannya.

"Aku juga ngga tau Ris. Bukannya kamu yang dikasih kabar?" Neira pun balik bertanya pada Clarissa.

"Jadi dia ngga ngabarin kamu atau siapapun selain aku?"

"Enggaa Ris." Jawab Neira singkat yang reflek membuat Clarissa tersenyum kecil karena merasa dia diistimewakan Bima.

"Ohh yaudah, nanti juga nongol sendiri." Celoteh Clarissa yang membuat Neira tertawa, namun ia masih bingung ada apa dengan Bima.

Bel pulang pun berbunyi, kali ini mereka dipulangkan lebih awal karena guru-guru disibukkan dengan rapat persiapan ujian. Seperti biasa, Clarissa pulang lebih awal untuk membantu ibunya membuat kue sementara Neira pergi berlari menuju kelas Andra, Bejo dan Cius untuk mencari informasi tentang Bima.

"Heii kalian!!!" Panggil Neira pada mereka bertiga yang jalan bersamaan keluar kelas dan langsung berlari menuju mereka.

"Iyaa Nei, kenapa?" Sahut Andra yang menghentikan langkahnya.

"Kalian tau ngga Bima kenapa? Udah dua hari ngga masuk tanpa keterangan." Tanya Neira dengan wajah panik.

"Lho bukannya kata Clarissa dia sakit toh?" Ujar Bejo yang masih ingat dengan perkataan terakhir Clarissa yang mengatakan Bima sakit.

"Tapi ngga ada surat yang dateng, Jo." Sambung Neira dengan nada yang mulai tinggi.

"Sabar kakak, daripada bertanya-tanya mending datang saja ke rumahnya." Tutur Cius yang menyuruh Neira datang ke rumah Bima.

"Yaudah minta alamatnya." Neira pun mengeluarkan buku diary birunya untuk menulis alamat rumah Bima di lembaran terakhirnya.

"Jln. Kasturi nomor 30, perumahan Bina Griya. Kayanya deket deh sama rumah lo yaa Nei?" Ujar Andra yang memberikan alamatnya pada Neira.

"Iyaa lumayan, tinggal naik Trans Jogja bentar kok." Sambung Neira yang memasukkan buku birunya ke dalam tas.

"Maaf yaa Nei, kita ngga bisa nemenin. Soalnya ada janji mau futsal." Sahut Bejo yang meminta maaf karena tidak bisa menemani Neira untuk ke rumah Bima.

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang