Memakan Ego | part 30

33 7 0
                                    

" Jarak tak akan membuat seseorang berpikir tenang, justru akan membuat masalah tak pernah terselesaikan. Jangan membesarkan ego yang ada atau selamanya akan terjebak dalam masalah yang sebenarnya tak pernah ada. "

( Bima Surya Purnama )

______________ 🍁 ______________

"Kita putus." Ucap Neira singkat yang membuat telinga Bima panas.

"Hah? Apa?" Tanya Bima yang masih tidak percaya.

"Kita putus Bima. Apa ucapan aku kurang jelas?!" Bentak Neira dengan nada kasar.

"Kamu becanda kan? Ngga lucu Nei."

"Tatap mataku, Bim. Apa ada lelucon yang aku katakan tadi?"

"Nei, kamu kenapa tiba-tiba minta kita putus?" Tutur Bima yang memegang tangan Neira dengan tatapan pilu.

"Karna kita ngga bisa lanjutin ini lagi, Bim." Sahut Neira yang melepas tangannya dari Bima.

"Apa aku melakukan kesalahan? Kasih alasan dulu sebelum kamu pergi."

"Kamu ngga salah, Bim. Hanya waktu dan keadaan yang sudah membongkar semua dan pilihan yang terbaik aku harus pergi dan menjauh dari kamu." Ucap Neira sembari menghapus air matanya.

"Beri saya alasan Nei...."

"Ngga semuanya yang terjadi itu beralasan. Kamu akan mengetahui seiring berjalannya waktu. Maaf..."

"Ngga bisa gini Nei, kamu...."

"Aku pulang dulu Bim, permisi..." Potong Bima yang langsung meninggalkan Bima dan berlari menjauh darinya.

"Nei... Nei tunggu... Ah sialan!!!!!!" Teriak Bima dengan nada frustasi. Sementara dari kejauhan ada seseorang yang tersenyum atas perpisahan mereka.

"Akhirnya yang gue tunggu terjadi juga di depan mata."

Neira masih menyusuri jalanan sore yang semakin ramai. Langkahnya tak tau kemana arah yang harus ia tuju, bahkan ia mendadak lupa dengan jalan menuju rumahnya. Untung saja ia bertemu dengan Pak Dodi yang kebetulan melintas. Mobil yang dikendarai Pak Dodi pun berhenti tepat disamping Neira.

"Non Neira." Panggil Pak Dodi yang membuka kaca mobil.

"Eh Pak Dodi." Jawab Neira dengan lesu.

"Non mau kemana? Kenapa jalan kaki? Harusnya kabari bapak dulu biar non ngga jalan gini." Tanya Pak Dodi dengan nada perhatian.

"Ngga papa Pak. Neira masuk yaa." Ucap Neira dan langsung masuk ke mobil yang mulai melaju.

"Mata non Neira bendul, habis nangis ya, non?" Sambung Pak Dodi yang menatap Neira dari kaca depan.

"Neira ngga papa Pak, cuma kecapean aja." Jawabnya bohong.

"Kirain non habis nangis."

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang