Kunang-Kunang | part 21

56 9 0
                                    

" Sinarnya hanya terlihat dalam kegelapan dan tidak akan disadari dalam terang. Begitupula ketulusan seseorang, akan nampak dikala kita sedang kesusahan. Dan ia akan hadir seperti pahlawan yang mengulurkan tangan memberi pertolongan."

( Neira Adara Kusuma)
____________ 🍁 ____________

Jutaan bintang menghiasi langit malam di Pantai Seruni. Acara camp mereka semakin seru dengan adanya malam api unggun. Mereka menyalakan api di depan tenda yang telah didirikan. Tak lupa mereka juga menyediakan makanan seperti daging, jagung dan yang lainnya untuk dibakar dan dimakan bersama. Tugas Neira, Clarissa dan Susan adalah mengatur semua makanan.
Makan malam mereka begitu nikmat meski dengan seadanya. Setelah makan malam, mereka bernyanyi bersama di dalam hangatnya api unggun yang menyelimuti dengan petikan gitar yang dibawakan oleh Bima. Tajuk lagu yang mereka bawakan adalah Cinta Terbaik dari Cassandra.

Meski ku bukan yang pertama di hatimu tapi cintaku terbaik untukmu. Meski ku bukan bintang di langit tapi cintaku yang terbaik.

Suara teman-temannya yang bernyanyi membuat Neira hanya diam. Apalagi tatapan Bima padanya yang seakan-akan memberi sinyal bahkan sindiran pada Neira. Tak kuat dengan keadaan, Neira pun beranjak dari tengah-tengah mereka dan pergi ke ujung bukit yang menyuguhkan pemandangan hamparan laut malam.

"Eh eh, tuh anak mau kemana?" Tanya Clarissa yang mencemaskan Neira karena sedari tadi ia hanya diam.

"Heh dia ke tepi bukit, mau bunuh diri yaa?" Ceplos Andra dengan ekspresi kagetnya.

"Bisa jaga mulut ngga sih?! Neira masih waras, ngga mungkin ada pikiran buat mengakhiri hidup." Bentak Susan yang nampak tidak terima.

"Yeye maap gue asal ceplos."

"Udah udah, biar gue aja yang samperin dia. Kalian lanjutin aja yaa." Sambung Bima yang berdiri dan menuju Neira.

"Kenapa Nei? Lagunya membuatmu menjauh yaa?" Tanya Bima yang mendekati Neira dan membuatnya terkejut.

"Hmm, sedikit ngena dihati." Jawabnya dengan singkat.

"Akhirnya kamu paham." Lanjut Bima yang mendapat tatapan heran dari Neira.

"Belum Bim, sama sekali belum. Aku masih bingung dengan semua ini. Kamu yang dulu datang sebagai seorang sahabat, tempat mengadu semua keluh kesah tapi sekarang menjelma menjadi seseorang yang berambisi untuk memilikiku. Maksudnya apa?" Tutur Neira dengan lirih dengan mata berkaca-kaca.

"Dulu gue datang di hadapan lo sebagai sahabat karena lo memerlukan peran itu bukan? Hati lo sudah ada yang mengisi, lantas untuk apa gue memberanikan diri mengungkapkan semua?. Keadaan dulu beda Nei sama sekarang. Tentang lo dan Rigel? Gue tahu semua itu."

"Kalo kamu tahu, buat apa susah-susah mengejar aku yang jelas-jelas sulit untuk di dapat?" Tepis Neira dengan keras kepalanya.

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang