Jeda | part 25

39 8 0
                                    

" Kita hanya butuh istirahat untuk melepas penat. Namun tak selamanya kita harus bertahan dalam fase yang membingungkan, jeda hanya sementara lalu bangkit kemudian. Berlama-lama pun hanya akan menambah kesakitan."

( Neira Adara Kusuma)

__________ 🍁 __________

Akhir-akhir ini jarak antara Neira dan Bima sudah mulai terlihat. Sudah tidak ada kehangatan diantara keduanya, senyum bahagia Neira nyaris tak ia perlihatkan pasca ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Bima menghancurkan bangunan yang pernah dibuatnya sendiri di hati Neira.
Di sisi lain Bima pun heran dengan perubahan sikap Neira, seingatnya tidak melakukan kesalahan apa pun setelah ia diperlakukan dingin oleh Neira.

"Nei tunggu bentar." Panggil Bima sembari menarik tangan Neira di koridor sekolah saat istirahat.

"Apaan sih Bim, lepasin. Kalo mau ngomong nanti nunggu di kelas, Clarrisa sama Susan udah nungguin dari tadi." Jawab Neira dengan ketus dan melepaskan tangannya dari genggaman Bima.

"Kasih waktu buat aku sebentar, bisa?" Ujar Bima dengan nada memohon yang otomatis membuat hati Neira sedikit luluh.

"5 menit." Sahut Neira yang dingin.

"Kamu kenapa akhir-akhir ini menghindar dari aku? Udah 3 hari kamu nolak pulang bareng kaya biasanya. Telpon ngga diangkat, pesan ngga dibaca." Papar Bima sambil menghela napasnya.

"Terus?"

"Kamu marah sama aku?" Tanya Bima dengan tatapan nanar.

"Ngga." Jawab Neira singkat.

"Terus kamu dingin sama aku tanpa alasan? Ngga masuk akal, Nei. Neira yang aku kenal ngga gini." Tegas Bima yang membuat Neira sedikit takut.

"Mungkin kamu tau tentang aku, tapi hanya beberapa. Ngga semua hal harus kamu cari tau tentang aku. Berhenti peduli dan seakan-akan paling mengerti, coba pahami diri kamu sendiri dulu baru orang lain." Ucap Neira dengan sedikit menahan air matanya.

"Terus aku harus apa Nei? Apa yang kamu mau sayang?" Tanya Bima dengan lembut berharap Neira kembali menjadi Neira yang berperasaan.

"Kamu tanya aku mau apa, aku mau kita break." Ucap Neira dengan tegas.

"Sadar ngga sih Nei kamu ngomong apa? Kamu mau kita break?"

"Sadar kok."

"Ngga bisa gitu dong Nei. "

"Terserah kamu mau berpendapat apa, aku akan kekeh dengan pendirian. Maaf, permisi."

"Nei...aku belom selese ngomong. Neiraa!!!." Teriak Bima pada Neira yang sama sekali tak menggubrisnya.

"Sialan."

Neira tiba-tiba masuk ke kelas dan menangis di pelukan Clarissa. Susan yang tengah berbincang dengannya pun terkejut karena Neira.

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang