Aokigahara (Hutan Kematian) | part 42

54 3 0
                                    

"Kenyataannya dalam hidup kita akan dihadapi beberapa hal yang kita sendiri ngga bisa ngerti. Letak ketulusan atau kebohongan itu seperti rentetan misteri yang tak bisa dipahami, sekalipun dengan hati."

( Neira Adara Kusuma)

______________  🍁______________


       Jepang sudah menyambut Neira dengan hangat, sehangat musimnya yang dihiasi dengan deretan sakura di beberapa sudut jalan. Kenangan Jogja belum sepenuhnya ia hapus, masih banyak hal-hal yang membekas dalam puing hati yang terpatahkan. Neira hanya berusaha menutupi luka bukan menyembuhkan, ia tahu tak semudah itu untuk menempuh hari-harinya dengan mimpi buruk sepekan lalu.

"Makasih Gel." Neira masih berdiri di depan apartemen dengan koper di tangannya.

"Jangan nangis lagi." Ucap Rigel dengan lembut. Perempuan di hadapannya hanya tersenyum seakan-akan tak menjanjikan dirinya akan tegar.

"Mau langsung pulang?"

"Rencananya mau ke Yusuke dulu."

"Chiki gimana kabarnya?" Wajah Rigel berubah saat Neira menanyakan seseorang yang tak seharusnya ia pedulikan.

"Jangan ada urusan lagi sama Chiki." Tegas Rigel yang membuat Neira sedikit tak nyaman.

"Ngga bisa gitu dong, dari awal Chiki temen aku dan ngga mungkin aku ninggalin dia gitu aja. Asal kamu tau, aku berhutang budi banyak banget sama dia."

"Hanya karena kamu berhutang budi, nyawa kamu terancam Ra."
Neira hanya diam, mengingat kenangan pahit saat Chiki berusaha melenyapkannya saat di hutan salju. Neira masih tak percaya namun seperti itulah kenyataannya. Tak ada ketulusan sama sekali di mata Chiki, tak ada persahabatan diantara mereka dan mereka akan kembali seperti orang asing.

"Gel, aku cuma mau hubunganku sama Chiki kaya dulu."

"Ngga bisa Adara, dia ngga bisa kamu percaya lagi."

"Aku udah..." Perkataan Neira terpotong saat Rigel mendadak mendapat telepon dari seseorang.

"Sebentar."

Raut wajah Rigel menegang setelah mendapat kabar dari seseorang. Neira hanya bisa diam melihat dari kejauhan, sepertinya hal buruk sedang menimpa dan Rigel harus pergi saat itu juga.

"Aku pergi dulu." Pamit Rigel dengan gugup.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Chiki... Ah ngga papa, kamu istirahat aja ya."
Tangan Neira menghentikan langkah Rigel, sepertinya ia juga penasaran dengan sesuatu yang terjadi pada Chiki.

"Chiki? Chiki kenapa?" Bentak Neira yang hanya mendapat respon diam dari Rigel.

"Gel jawab dong, Chikita kenapa?" Neira seperti kehilangan batas sabarnya, Rigel yang semula diam berusaha mengalah.

"Ikut aku sekarang." Rigel menarik tangan Neira seperti ingin mengajaknya ke suatu tempat.

"Ko... Koper aku gimana?" Tanya Neira yang masih menyeimbangkan langkahnya dengan Rigel. Matanya masih mencemaskan koper yang masih tergeletak di depan apartemennya.

Mereka berdua berdiri di sisi jalan, sebuah mobil hitam menepi dan menghampiri. Neira tak asing dengan mobil itu, dan benar saja Yusuke datang dengan wajah yang sama tegangnya dengan Rigel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Atap SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang