16. Cinta Pertama?🐥

45.7K 3.4K 172
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

Dua jam perjalanan menuju posko gue jalanin dengan tabah, dan ketabahan itu berakhir saat udah berpijak di posko bencana yang disiapkan. Pertama yang gue lihat, banyak warga yang mengungsi, gak ketinggalan sama bocah-bocah yang lagi main sambil lari-lari.

"Yo, petugas medisnya mana?" Gue bertanya pelan.

Kata Pak Indra, gue ini akan di tempatkan di posko medis, tapi ini gak ada satupun perawat atau Dokter yang hilir mudik di sekitaran.

"Salah posko, Na. Anak-anak adanya di posko sana." Geo menunjuk sebuah posko yang tempatnya lumayan jauh sama posko yang gue pijak.

Iya, disana ada tenaga medis sama anak fakultas. Pak Indra juga ada disana, aelah, ngapa salah alamat sih?

"Maklumim, Yo, hehe. Orang terakhir berangkat kan kita berdua." Gue menyengir kecil, melangkah duluan daripada dia.

"Na, tasnya mau gue bawa? Lo keberatan, gak?" Geo udah jalan di samping gue, dia menyodorkan sebotol air mineral yang langsung gue embat.

"Gak, kok. Santuy, barang-barang gue gak banyak. Btw, thanks minumnya." gue mengacungkan botolnya, segera minum setelah dia anggukin kepala.

"Na, lo kalau tidur di tempat kayak gini gimana? Nyaman?"

"Lo perhatian banget sih, Yo." Gue memukul perut Geo pakai botol itu, berniat kembaliin minumnya sih.

"Salah ya perhatian sama istri sendiri?" Tanyanya parau.

Kok baper? Wah, parah nih. Laki gue baperan!

"Gak salah sih, tapi gue takut," ujar gue seraya mandang Geo, menampilkan seutas senyum kecil.

"Lo takut sama gue?"

Bugh

"Bukan ih, Yo." Gue terpekik sekilas, memukul bahunya lumayan kenceng sampai dia sendiri meringgis kecil. Kesel asli nih hadapin tingkah Geo. Dia itu kenapa? Sikapnya kok bisa beda-beda sih? Di Jakarta, stay cool. Di sini malah baperan macam cewek PMS. "Gue takut jatuh cinta sama lo," lanjut gue sambil memalingkan wajah.

Ini yang gue takutin, gue gak mau jatuh cinta sendiri, terhasut sama perhatiannya. Gue gak mau! Kenapa? Karena wajah Febby masih selalu terbayang-bayang di kepala. Apalagi setelah komenan dia itu.

Bukan apa-apa sih, tapi kan gue gak mau di cap pelakor sama gengnya. Febby memang baik, tapi gengnya anjir yang barbar. Rokes parah.

"Ya gak apa-apa dong, malah bagus. Kalau lo takut jatuh cinta sama gue, gunanya pernikahan kita ini buat apa?" Tanya Geo, dari nadanya kentara banget ada harapan besar yang dia taruh untuk gue.

Gue menoleh sekilas, ini posisinya masih jalan ke posko ya. Karena jaraknya jauh, jadi kita bisa ngobrol tanpa takut kecyduk Pak Indra lagi. "Jangan tanya gue, Yo. Lo sendiri yang mulai duluan, buat gue mencoba pengalaman baru yang di dasari ikatan pernikahan."

Sok bijak banget gue nying! Biasanya juga gak beuh gitu kata-kata gue, ah udahlah, yang penting Geo sadar.

Tuh kan, dia tuh malah diem. Cuma natap gue pakai tatapannya itu. Gak tahu kenapa, tapi gue rasa ucapan tadi terlalu kasar banget sih.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang