[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍***
Semilir angin menghembus tenang menerpa wajah gue. Pemandangan kebun yang di miliki keluarga Om Pras memang luas bukan main, indahnya juga bener-bener gak nanggung, full, bahkan hampir sempurna. Banyak pohon rindang yang tertanam, bunga indah nan cantik yang dipajang, dan ditengahnya ada hamparan padang rumput yang luas.
Perfect! Gue baru sadar kalau taman ini indah banget jika di lihat dalam keadaan hati yang sedang tidak baik-baik saja.
"Nih, lo suka susu ini, kan?
"Hah!" Badan gue terperanjat kaget mendapati Gevano yang sudah berdiri di samping entah sejak kapan.
"Ambil, nih. Gue buatin untuk lo. Semoga moodnya balik lagi," ujar dia tanpa menatap gue, cuma memandang ke depan tapi tangan kirinya menyodorkan segelas susu putih yang sama dengan Geo yang pernah kasih dulu.
"Lo ngasihnya gak ikhlas, gue gak mau!" Gue berucap datar, berpaling dan tak menghiraukan susu yang dia bawa.
"Heh, maksudnya?"
Gevano balik badan menghadap gue, wajahnya mengkerut gitu.
Gue menghela napas pelan. "Ada ya orang yang mau kasih hadiah pakai tangan kiri? Biasanya cuma orang yang gak ikhlas doang deh, terpaksa juga," cibir gue.
"Oh ini." Gevano ketawa kecil, dia melirik tangan kanannya. "Tangan kanan gue 'kan habis nyomot daging, takut bau, Len. Sorry, deh, tapi ikhlas beneran kok. Gue buat khusus untuk lo malah," tandasnya.
Gue tersenyum simpul. Cuma karena tangan kanannya nyomot daging? Emang daging apa yang dia comot? Babi? Takut haram gitu? Haha, lucu banget sih pemikiran manusia laknat kayak Gevano.
"Hehe, makasih, ya. Pengertian banget lo sama adek iparnya." Gue mengambil gelas itu, segera neguk isinya sampai habis. Memang sih, kalau disuguhin susu yang selalu ada di rumah Om Pras itu gak mau lama-lama di dieminnya, teramat enak dan gak ikhlas kalau para semut mengkerubuni susu itu.
Gue pelit? Huh, kalau gak enak juga gak akan pelit kayak gini lah. Suer!
"Ngapain menyendiri di balkon? Kenapa juga gak mau gabung sama yang dibawah?"
Oh iya, gue diri di balkon ini udah lumayan lama, ada lah lima menitan. Tadinya mikir kalau Geo bakal mengejar gue yang lagi marah ini, eh malah Abangnya yang melakukan.
Gue 'kan maunya Geo. Pengen dirayu kayak dulu, dimana gue marah, Geo pasti membujuk rayu pakai iming-iming traktir makanan di restoran mall.
"Males, ada mantan laki gue." Gue tersenyum sinis, jalan ke arah meja dan meletakkan gelas bekas susu diatas sana. "Dan lo juga kenapa ikutan menyendiri di atas balkon sama gue? Gak ada kerjaan?" Tanya gue saat kaki ini berdiri lagi disamping dia.
Gevano tersenyum manis. Heran deh, kenapa anaknya Om Pras punya senyum manis semua sih? Gue 'kan yang dikasih senyuman itu bisa kepincut, eh tapi jangan, kalau gue kepincut, cerita ini gak akan berjudul 'Suami Dadakan!' dong.
"Iya gak ada kerjaan, dan lagi pengen berduaan sama lo. Udah jarang banget gue ngobrol berdua gini, apalagi kalau lo ambil Abel kesini dan langsung pulang gitu aja. Seakan lo gak punya waktu buat gue," curhatnya sambil merunduk dan memperlihatkan tampang sedih.
![](https://img.wattpad.com/cover/218978405-288-k892577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]
Romance📌Follow dulu yuk sebelum baca, biar gak ketinggalan infonya😁 [ REVISI ] 15+ ⚠ TOXIC AREA ⚠ Geo Dwirantama. Entah hal apa yang membuat dia berani-beraninya melamar gue di lorong kampus pas orang-orang lagi lalu lalang. Dia cowok brengsek. Orangnya...