[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍***
"Keguguran?"
Samar-samar, gue denger pekikan Geo yang seakan terkejut. Gue masih merem-melek, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina.
Tunggu, sejak kapan gue ada di brankar Rumah Sakit. Sejak kapan, hah?
Mbak, kakinya berdarah!
Sekelibat teriakan petugas kebersihan tadi melintas dalam pikiran, membuat gue bangun dari posisi baringan secepat kilat.
"Akhhh."
Kenapa perut gue masih sakit anjir?
"Na?" Tirai yang menutupi brankar sekaligus orang yang ada di atasnya terbuka lebar hingga menampilkan sesosok lelaki tampan yang sudah gue jamin ketampanannya dari pertama kali ketemu dia.
Eh, kok mukanya gak ceria? Senyumnya juga mana?
Geo ada masalah?
"Muka kamu kenapa? Kamu ada masalah sama rapatnya?" Gue pegangin pipi Geo saat bokongnya duduk ditepi brankar, dia malah nurunin tangan gue dan genggam kedua tangan itu erat. "Yo, kamu ada masalah, ya?" tanya gue masih gak paham.
Bukannya menjawab, Geo malah menarik gue ke dalam pelukannya, mengusap rambut sampai gue sendiri bingung sama tindakannya ini. Sumpah nih ya, masa Geo mau modus di Rumah Sakit?
Kalau kecyduk sama dokter gimana?
"Di perut kamu ada calon anak kita, Na."
"Hah?" Gue mendongak, membuat pelukannya sedikit mengendur.
Anak apaan sih? Otak gue masih lemot, bambank!
"Disini." Jari telunjuk Geo mengarah ke perut datar gue. "Ada calon anak kita," jelasnya lagi.
Gue paham. Geo pasti ngekode kalau kalau istrinya ini lagi hamil. Sumpah demi apa hah?
Gue hamil?
Ya Gusti!
Muka gue udah berbinar kan tuh, seneng banget kalau gue beneran hamil! Kyaaaaaaaa! Harus ada syukuran nih. "Serius, Yo? Ada bayi di perut aku?" pekik gue gak tertahan.
Rasa haru mulai menyelimuti hati, merasakan debaran aneh yang berbeda dari debaran disaat gue gelagapan sama tingkah Geo. Saat ini, debaran itu sangat berarti untuk gue. Debaran yang mengisyaratkan jika gue siap terima takdir untuk menjadi seorang Ibu.
"Tapi kayaknya dia lebih seneng hidup di surga. Dia gak mau ngerepotin kita di dunia, Na."
"Maksudnya?" Seketika binar bahagia gue meredup dalam sekejap. Penuturan Geo itu seakan menusuk hati yang terdalam.
"Dia udah bahagia di atas sana." Geo menarik kepala gue lagi, menelusupkan di depan dadanya sangat erat, dan gue bisa dengar isak tangisnya yang teramat pelan.
"Aku keguguran?" tanya gue parau. Tangan juga mulai melingkar di pinggang Geo, sedang butuh dorongan darinya.
"Nggak, Na. Tapi calon anak kita yang gak mau ngerepotin Mama Papanya di dunia." Geo masih kukuh untuk tidak mengucapkan kata 'keguguran' itu.
Gue juga butuh kejelasan yang pasti, gue gak paham kalau cuma di kasih teka-teki kayak gini!
"Kenapa kamu gak bialng kalau aku keguguran? Aku cuma butuh itu untuk memastikan semuanya." Gue mulai mengeluarkan tangisan. Geo beneran gak ngertiin perasaan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]
Romance📌Follow dulu yuk sebelum baca, biar gak ketinggalan infonya😁 [ REVISI ] 15+ ⚠ TOXIC AREA ⚠ Geo Dwirantama. Entah hal apa yang membuat dia berani-beraninya melamar gue di lorong kampus pas orang-orang lagi lalu lalang. Dia cowok brengsek. Orangnya...