[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍***
"Yo, maafin gue."
Dia masih diam, badannya gak bergerak untuk berbalik dan menghadap gue.
"Yo, hiks, maafin gue. Gue tahu hiks salah, tapi gue juga gak mau hiks lo kayak gini. Gevan sih, dia hiks ngajak gue sama Abel hiks mainnya sampai kelabasan kayak hiks gini. Maaf, Yo."
YES BERHASIL! GEO BALIK BADAN, DUDUK DI ATAS KASUR DAN MATANYA MENATAP GUE.
Gue ikutan duduk, cuma menundukan kepala sambil mainin jemari. Karena gak ada suara yang menyahut, akhirnya gue memberanikan diri untuk mendongak, melihat Geo hanya menatap dengan ekspresi yang gak dapat dimengerti. Mukanya gak sedingin kayak tadi, ada pancaran kehangatan yang bisa gue rasakan.
"Yo?" Gue memanggil dengan suara serak, air mata yang masih membekas di pipi, diusap secara kasar. "Maaf," lanjut gue dan nundukin kepala lagi.
"Gimana gue bisa marah kalau merayunya lucu gini sih?" Tangan lembut Geo mencubit kedua pipi, kepala gue auto terangkat lagi, menatap dia heran. "Abel aja kalah sama lo, Na. Lebih lucu lo daripada dia."
Hah, kok gue disamain sama Abel, sih?
"Gue gak marah, dan gue udah maafin lo." Geo berucap lagi, kali ini mampu membuat mata gue membelalak gak percaya.
"Beneran?!" Nah, mulai nih, pekikan khas gue keluar dengan indahnya.
Geo senyum kecil, mengacak-acak rambut gue dan menganggukan kepalanya.
"Yoyo?" Gak bisa menahan sebuah perasaan senang, gue pun berhambur memeluk Geo erat, melingkarkan tangan di lehernya dan nyungsepin kepala di dadanya. "Gomawo," ujar gue lirih.
"Hah?"
Gue cengengesan, Geo pasti gak paham. "Gak apa-apa. Eh, makanan di meja jangan di buang, mubadzir kan, boleh gue makan?" Pelukan gue sama Geo terlepas, beringsut turun dari kasur, niat balik ke dapur untuk menghabiskan makanan di meja.
"Kalau udah kenyang gak usah, Na. Biar nanti gue kasih ke tetangga." Geo mengintrupsi.
Gue balik badan. "Itu masak atau beli?"
"Gue yang masak."
Tuh, anjrit. Dia yang masak, pantesan kecewa. Kalau gue gak makan dan malah di kasih ke orang lain, gue yakin hati dia gak akan baik-baik aja.
"Gue habisin semuanya, Yo. Sama Gevan gak kenyang, dia pelit."
Berbohong demi bahagiain Geo gak apa-apa, kan? Gue gak mau dia kecewa lagi, gue merasa jadi istri gak becus karena bikin dia masak sendiri. Mana alasan dia masak gara-gara gue yang pergi sama cowok lain. Huft, istri macam apa gue, tuh?
"Yaudah. Gue bantuin, gue juga belom makan." Geo bangkit, dia merangkul bahu dan menyeret gue yang bengong karena meresapi ucapannya.
Dia belum makan? Dan kalau gue gak makan, makanan dia akan di kasih ke tetangga?
Tega amat sih gue. Nyesel deh pergi sama Gevan, nanti-nanti, gak akan mau kalau dia ajak gue sama Abel pergi.
Gue gak mau buat Geo kecewa untuk yang kedua kali.
***
"Na, lo udah makan banyak, perutnya sakit gimana? Udahan, ya? Sisanya gue kasih ke Randy."
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]
Lãng mạn📌Follow dulu yuk sebelum baca, biar gak ketinggalan infonya😁 [ REVISI ] 15+ ⚠ TOXIC AREA ⚠ Geo Dwirantama. Entah hal apa yang membuat dia berani-beraninya melamar gue di lorong kampus pas orang-orang lagi lalu lalang. Dia cowok brengsek. Orangnya...