[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍***
"Kamu yakin, Yo? Aku gak pandai, beneran." Gue merengek layaknya anak kecil.
Geo tertawa ringan. "Yakin dong, ayok, buruan pasang. Udah paham 'kan sama tahap-tahap yang aku ajarin?"
Gue mengangguk kecil. "Iya udah, tapi aku takut, kalau salah tusukan gimana?"
"Gak apa-apa, paling cuma infeksi biasa. Kamu cuci tangan dulu, Na," titahnya dan dia mulai berbaring di brankar. Kita udah stay di RS sekitar lima belas menit yang lalu, tapi kegiatan prakteknya mandet gara-gara gue yang masih takut untuk jadiin dia kelinci percobaan.
Gue mendengus kasar. "Aku udah cuci tangan, udah siapin bahan-bahannya, tapi cairan yang kamu kasih ini jenisnya apaan? Aku takut kasih cairan yang salah, Yo." Gue semakin panik kan.
Yap. Hari ini, setelah kemarin rayain ulang tahun Abel, Geo tepatin janjinya untuk ajarin gue pasang infus. Dia udah siapin semuanya, alat dan bahan, bahkan sampai dirinya untuk dijadiin sasaran aja udah siap sedia.
"Cairan yang bersifat hipertonis, Na," jawab Geo lantang.
Gue mengernyit, sedikit berfikir tentang cairan yang Geo sebutkan. "Yang Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sampai menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Terus mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Ini 'kan penjelasannya?" Terang gue sedikit ragu.
"Nah, iya, pinter kamu. Udah, gak akan kenapa-napa, kok. Cepetan pegang suntikannya." Geo mengacungi jempol, dia mengangkat tangan kanannya, lengan kemejanya udah digelung sampai atas bahu. "Nih, disini aja dulu." Dia menunjuk sikut bagian atas dari tangan kanannya itu.
Perlahan gue mendekati suntikan ke arah yang Geo tunjukki, melirik dia cemas dan mulai pasang alas, tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk.
"Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm ya, Na." Geo kasih arahan lagi.
Sebenarnya saat praktek dulu juga udah dikasih tahu tahap-tahapannya, tapi karena gue ngotot bilang gak pandai dan takut salah prosedur jadinya Geo kasih arahan lagi.
Oke, kali ini gue harus bisa, gak boleh gagal kayak dulu. Apalagi sampai bikin pasiennya bengkak kayak waktu itu.
Abocath mulai masuk ke area kulit Geo, lumayan hati-hati dan gue berdoa supaya gak salah tusukan.
"Akhhh, Na, kayaknya jarum infusnya melesat dan gak menusuk Vena deh, tolong cabut lagi."
"Hah, iya? Beneran?" Gue semakin panik, segera mencabut suntikannya dan secara spontan darah segar keluar banyak dari bekas tusukan gue tadi. Geo merintih kecil, pasti perih. "Aduh, Yo. Aku bilang juga apa, jangan mau di jadiin kelinci percobaan sama aku. Aku jadi merasa bersalah kalau gini." Gue menyambar kain kasa secepat kilat, segera menutup luka Geo dengan kain itu. Lumayan kuat gue tekan lukanya, berharap banget agar darahnya berhenti keluar.
Geo tertawa samar, tangan kanannya mengusap puncak kepala gue. "Aku gak apa-apa kali, Na. Wajar juga kamu salah gini, baru satu kali percobaan dan sama yang ini jadi dua. Iya, kan?" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]
Romance📌Follow dulu yuk sebelum baca, biar gak ketinggalan infonya😁 [ REVISI ] 15+ ⚠ TOXIC AREA ⚠ Geo Dwirantama. Entah hal apa yang membuat dia berani-beraninya melamar gue di lorong kampus pas orang-orang lagi lalu lalang. Dia cowok brengsek. Orangnya...