45. Pencerahan?🐥

26.7K 2.2K 79
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

My Naughty Husband♥

Kamu dimana?

Kenapa gak berangkat ke kampus? Gak ada taksi?

Aku jemput, ya? Aku udah di jalan.

Na, apart kamu kayaknya gak ada orang. Kamu dimana?

Aku ketemu Randy, katanya kamu udah keluar dari subuh sambil bawa koper kecil, kamu mau ke Bogor?

Na, jangan gini dong. Jangan buat aku khawatir.

Sayang, please, respon chat aku.

Gue segera keluar dari roomchat dengan Geo, gak membaca pesan lainnya yang menembus ratusan. Oke, Geo kirim spamchat begitu disaat gue sedang dalam perjalanan menuju daerah Bandung. Kota yang di singgahi oleh Nenek dan Mbak dari keluarga Papa untuk menjadi tempat singgah sementara waktu.

Sengaja gue abaikan pesan Geo. Udah dibilang kalau gue ini butuh waktu sendiri. Terlalu banyak masalah sampai gue sakit hati untuk yang kesekian kali. Mungkin karena rasa itu gue membutuhkan kesepian.

Drttt drttt

Getaran ponsel yang diiringi ringtone mengalihkan perhatian gue, melihat nama yang melakukan panggilan.

My Naughty Husbandis a calling...

Hembusan napas kasar keluar dari bibir, berdecak pelan dan menggeser tombol merah, membuat panggilannya terhenti begitu saja.

Drttt drttt

"Aish! Ganggu aja sih!"

Tanpa pikir panjang, gue menekan tombol matikan daya, memutus komunikasi dengan orang-orang yang berhubungan melalui benda pipih itu.

Mungkin memutus komunikasi adalah cara yang terbaik.

Dan bisa bikin hati gue sedikit ... tenang.

Setelah tenang, gue mulai fokus pada jendela Bus, melihat jalanan yang sudah memasuki area Tol. Entah setan apa yang merasuki hingga berani berbuat nekat seperti ini, tapi untungnya Tante Dinar sudah di kasih tahu bahwa gue akan pergi ke kota Bandung untuk satu minggu ke depan, dengan alasan yang pastinya hanya bualan semata.

Tante Dinar menyetujuinya karena gue memberikan alasan kalau Mbak disana itu lagi ada acara dan sedang butuh bantuan, bukan memberikan alasan mengenai pertengkaran gue dengan anaknya.

Mengingat kesalah pahaman yang sudah terjadi antara kita, membuat senyuman miris terpampang dilengkungan bibir. Menyadari betapa labilnya tingkah gue yang menyikapi masalah ini.

Sumpah demi apapun, gue kecewa banget sama kejadian ini. Bukan masalah Febby yang memberikan alasannya, bukan juga masalah Geo yang menjelaskan kesalah pahamannya. Namun ini semua karena pelukan sialan itu terjadi di hari yang udah gue rencanakan. Andai aja terjadi di hari lain, mungkin gue juga gak akan selabil ini.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang