7. Wedding🐥

68.2K 4.5K 256
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

Hari - H

Sip, hari ini gue akan merubah status hidup. Yang tadinya jomblo ngenes, sekarang jadi princess. Yang tadinya kalau di pagi hari masih ileran, sekarang udah penuh polesan di setiap lekuk wajah. Iya, hari ini gue mau nikah.

Acara nikahan gue memang dadakan, tapi semuanya udah direncanakan sangat matang. Apalagi orang suruhan Mamanya Geo mahir banget menyiapkan konsep pernikahan kita, jadi segala urutan acara sakral gue sama Geo gak kalah keren kayak acara yang udah disiapin berbulan-bulan kayak orang-orang.

Gaun pengantin gue bisa di bilang simpel, gak terlalu panjang belakangnya kayak kebanyakan pengantin. Sengaja biar gak ribet, karena Mamanya Geo mengambil tema outdoor untuk pernikahan gue sama anaknya.

"Mau nikah aja lo." Bang Rian, kakak gue satu-satunya itu masuk ke dalam kamar. Dia duduk di samping sambil niupin helai rambut yang sengaja di biarkan menjuntai.

"Serah gue," balas gue acuh, tak lupa mendorong bahunya agar menjauh sedikit.

Ngerasa aneh banget dah, masa udah mau nikah aja bicara masih gak di filter sih? Tapi memang ini sifat gue. Cewek yang memiliki wajah polos namun akhlak berbalik dari itu. Mulut gak ada sopan-sopannya kalau ngomong. Sejak kuliah di Jakarta, bahasa gue yang tadinya sunda lemes malah ganti jadi bahasa kasar yang gak bersahabat banget kalau di gunain untuk ngomong sama orang baperan.

Ternyata lingkungan itu berpengaruh, lho.

Bang Rian beralih mengusap kepala gue, tapi lumayan kasar anjir.

Hiasan rambut gue berantakan lagi, woy!

"Rambut gue, Bang! Jangan lo acak woy lah! Asu."

Plakk

Bibir gue digaplok dia, pelan sih, tapi kaget banget, apalagi naboknya gak pakai aba-aba.

"Lo ngomong jangan kasar kenapa, Dek. Malu sama laki. Dia gak betah sama lo tauk rasa noh. Cerai menjadi jalan ninja yang sesungguhnya," katanya sambil mendelik.

Gue cuma mengangguk kecil, membenarkan tataan rambut yang hanya di gelung kecil. Gak besar lho, real ini mah rambut gue. Bukan konde.

"Gimana?"

Gue mengernyit. "Gimana apanya?" tanya gue sambil melirik dia sekilas.

"Laki lo. Ganteng ya?" Bang Rian niup-niupin telinga gue pelan. Geli banget.

"Ya ganteng lah! Kalau enggak mana mau gue nikah sama dia!" seloroh gue sinis. Agak menggeser bokong untuk menghindar dari tiupan mautnya. gg.

"Hubungan udah dua tahun nih?" Bang Rian nanya lagi.

"Iye!" sentak gue. Kesel ferguso lama-lama diintrogasi kayak gini.

"Nanti kuliah lo gimana? Sayang loh, Dek. Masih lama, dua tahun lagi. Lo juga mau KKN, kan?" Bang Rian kenapa sih? Kok jadi mikirin gue berlebihan gini. Padahal biasanya dia tuh masa bodo sama hal-hal yang bersangkut paut sama gue.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang