· + . * ✦
· ˚ * ˚
✹ ˚ ·
* ✫
* * ⋆
✦ ✵ * ⋆
. *
⠀⠀⠀⠀Aku mengetuk-ngetuk jari ku ke atas meja kantin dengan bosan. Didepan ku duduk ada Hanbin, yang sial sekali tahun ini aku malah sekelas lagi dengannya. Ada satu lagi yang duduk disamping Hanbin, orangnya ganteng, lumayan lah, namanya Seungyoun.
Mereka makan dengan lahap, gak niat sekalipun buat menawariku makan. Padahal didepan ku sekarang kosong, aku belum sempat pesan makanan karna uang jajan sialan itu dipegang si Jimin. Dia cerita semuannya ke bunda dan berakhir semua uang jajan ku berada ditangannya.
Iya, aku lagi nungguin Jimin. Emang kayaknya dia sengaja belum datang-datang ke kantin. Anak itu, kalau urusan bikin adiknya sengsara udah paling jago.
"Joyiiiii."
Senyumku langsung merekah. Bukan suara Jimin, jangan salah paham. Jimin mana mungkin pernah manggil aku selembut dan seriang itu. Suara barusan itu milik kak Seungcheol. Pemuda berlesung pipit yang sekali senyum bikin meleleh. Beda sama kak Bobby, temannya Jimin satu itu selalu jadi bual-bualan seisi kelas.
Aku menoleh. Memasang senyum terbaik dan membalas lambaian tangannya dari kejauhan. Namun senyumku langsung sirna melihat siapa pemuda yang berjalan disampingnya. Itu si Taehyung, oknum yang membuat uang jajanku terhambat.
Kedua tangannya dimasukan kedalam kantung celana. Cih, Banyak gaya banget dia.
"Gak usah sok manis didepan adek gue."
Aku menganga saat melihat tangan mungil Jimin mendorong mukanya. Kurang ajar, bisa-bisanya dia dorong wajah seganteng kak Seungcheol?!
Si yang kena dorong jelas memaki-maki, aku hampir ikut memaki kalau saja aku gak ingat, uang ku berada ditangan Jimin.
"Duit!" Aku buru-buru menyodorkan tanganku kehadapannya.
Jimin menggeleng. "Gue aja yang beliin, mau apa?"
"Seblak."
"Mau mati ya lo?!"
Aku mendesah jengah. Suara Jimin membuat kita hampir jadi tontonan seisi kantin.
"Ya lo kan tadi nanya, Sapri."
"Ya gak seblak juga, Jubaidah."
Salah mulu aku tuh.
"Apa aja deh."
"Sekalian sate ya, Jim!" Sahut Seungcheol ketika pemuda itu mulai menjauh.
"Beli sendiri lah njir!"
Seungcheol mendengus. Memilih duduk pada meja kantin disamping meja yang aku duduki. Sekat antar meja satu dan yang lain cuman sebatas setengah meter. Kakak manis berlesung pipit itu menopang dagu diatas meja sambil menatap kearah ku.
"Kakak lo ganas bener, Joy."
Aku mengangguk, menyetujui penilaian kak Seungcheol.
Dulu Jimin sempat ku kasih kado celana kain bercorak macan tutul, ku bilang ke dia kalau aku ulang tahun, Jimin gak perlu ngasih aku kado. Cukup cosplay jadi macan aja, soalnya dia itu astagfirullah galak banget. Tapi sekarang celana itu udah jadi serbet di depan kamar mandi di kamar dia. Udah ku bilang kan, Jimin itu bukan kakak cowok yang di idam-idamkan kaum hawa. Ibu tiri aja kalah sama dia.
"Hanbin?" Tunjuk Seuncheol kearah Hanbin. Lalu yang ditanya malah menggeleng dan menyodorkan tangannya kearah kak Seungcheol.
"Jasa sedot WC."
Brengsek.
Ingin kuhujat kencang-kencang, tapi harus ku tahan karna ada kak Seungcheol. Aku harus jaim didepan cowok ganteng.
Awas aja Hanbin, bakal sering-sering ku doain semoga dia kena azab pak Baekhyun lagi.
"Ohㅡ" Kak Seungcheol ketawa mendengarnya. Matanya yang bulat itu menatap kearah ku lalu berpindah kearah Taehyung yang dari tadi cuman diam.
Jangan bilang, dia......
:)
Abis ini aku mau cari Minjae. ASFSHSJGSGAJAKALAJAHHA
AKU MALU BANGET!1!1!1!1!
KENAPA AKU SELALU MALU-MALUIN DIDEPAN COWOK GANTENG?!
╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ─────── ❨ ੭♡੭ ❩
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Short Storyㅤㅤ⸙ ༘◍⃘۪۪៶ Siapa yang tau, berawal dari sahabat Joy yang iseng memberi nomor jasa sedot wc palsu. Taehyung yang selama ini diam-diam Joy perhatikan, bisa menjadi begitu dekat dengannya. ᱸᱹ༊⇝1st Book : Enigma ᱸᱹ༊⇝2nd Book : The Stealer...