ଘ⸙͎ ; 12

990 236 39
                                    


˚   ⋆   .
✷   ✹     +     . ✵ 
  ·     
  +        .    .  ✫
  .   .
*   *   ·  * . ˚
        ✦      ·  ·


⠀⠀⠀⠀Aku sedang berada ditengah-tengah koridor menuju kantin seorang diri. Sekarang lagi jam istirahat dan aku berniat menyusul anak-anak yang lain kesana. Tapi langkah ku terhenti ketika mendapati cowok berdiri tepat di depanku dengan jarak yang terpental semeter. Kedua tangannya di masukkan kedalam saku celana.

Aku menoleh kebelakang. Barang kali salah kaprah dengan pandangannya barusan. Namun tatapan matanya yang tajam itu rupanya memang terarah kedepan ku.

"Lo deket sama Jungkook?"

Aku kembali menoleh kearah cowok itu seperti semula. Iya, itu si Taehyung yang tempo hari bikin aku hampir gak bisa tidur dengan nyenyak karna kata-katanya.

Aku menunjuk diriku sendiri dengan telunjuk. Aku kebingungan dengan ucapannya.

"Deket gimana?"

"Lo suka dia?" Keningn ku menyerit. Ucapannya yang spontan hampir membuatku kehilangan nafas.

"Apa sih, kak?"

Lalu decakannya terdengar nyaring sampai ke telinga ku. Tangan kirinya meraih handphone dalam saku celananya, sementara tangan kirinya terarah ke depanku.

"Handphone lo!" Titahnya.

"Kakak mau maling ya?"

"Gue bahkan bisa beli sepuluh handphone yang sama kayak punya lo."

Idih.

Orang kaya kalau nyindir gitu ya. Ngomong kayak lagi ngangkat kapas, gak ada bebannya sama sekali.

Dengan malas, kuraih handphone dalam saku rok ku lalu kuserahkan ketangan dia. Handphone itu secepat kilat berpindah ketangannya. Aku diam-diam memperhatikan jemari itu menekan-nekan layar handphone-ku.

Taehyung kemudian menyerahkan handphone itu padaku. Dengan tatapan sedatar sebelumnya, dia membawa handphone miliknya kesamping telinga kanannya.

"Save nomor wa gue."

Lalu dering panggilan masuk ke handphone ku. Aku mengerjap-ngerjap bingung.

Aku masih kebingungan ketika dia maju hingga berjarak selangkah didepan ku. Tubuhnya membungkuk, wajahnya sejajar dengan wajahku.

"Jangan lo namain jasa sedot wc."

Aku memberut, cukup kesal dengan ucapannya. Namun hanya sebentar karna detik berikutnya, tangan kanannya berada diatas kepalaku sementara tangan kirinya menjejal saku celananya.

"Tapi kalo sayang boleh."

Tubuhku tegang bagai patung. Ia barusan menekan kata sayang. Keningnya membentur keningku dengan pelan sembari terkekeh geli.

Aku baru sadar, aku ditonton banyak orang setelah mendengar pekikan redam cewek-cewek disekitarku.

╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ─────── ❨ ੭♡੭ ❩

Maaf lama update soalnya aku sempet lupa ada book ini ㅠㅠ

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang