ଘ⸙͎ ; 22

955 205 34
                                    

✵        ✵          * 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✵        ✵
         *  .  ⊹
✵          
     *              ·
 *       
* .         *  ✺     
*  ✵        .


⠀⠀⠀⠀Aku menguap bosan diatas kursi yang kududuki. Aku gak tau, kenapa aku betah berada disini meskipun gak ada hal satupun yang aku lakukan. Mataku mengedar pandang kesekitar, pada anak kelasan yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Sekarang lagi jam kosong, guru-guru lagi rapat dan aku gak tau sampai kapan itu bakal berakhir. Biasanya aku paling seneng waktu jam kosong, tapi sekarang semangatku melanglang buana entah kemana.

Kulirik Jennie disampingku. Cewek itu lagi PMS dan aku gak berniat sama sekali mencari gara-gara dengannya. Mood ku bisa ikut-ikutan buruk mengingat betapa cerewet bibir pinknya itu.

"Wah, kita kedatangan tamu nih."

Keningku berkerut. Mendongak menatap speaker ditengah ruang depan, diatas papan tulis. Semenjak guru-guru pada rapat, radio sekolah menyala, yang sempat kudengar saat acara radio itu baru dimulai, MC-nya mengenalkan diri sebagai Eunwoo dan Mingyu. Aku ingat dua anak itu adalah teman sekelas Jungkook.

"Coba kenalin diri dulu."

Seseorang yang kuyakini suara Mingyu menyahut. Kulihat, Jennie yang semula sibuk dengan handphone ditangan mendadak ikut memerhatikan speaker radio itu.

"Hi guys, gue Jungkook anak kelas 10."

Jennie langsung mendelik menatapku. Kutarik daguku naik, meminta penjelasan atas tatapannya. Namun Jennie memilih berpaling dan kembali memerhatikan seperti semula.

"Mau ngapain nih?"

Sekarang giliran suara Eunwoo yang menyahut. Anak-anak cewek dikelasku yang barusan sibuk dengan kegiatan masing-masing juga mendadak ikut-ikutan mendengarkan radio itu setelah nama Jungkook disebutkan.

"Mau nyanyi." Balas yang ditanya.

"Emang lo bisa nyanyi?" Mingyu disebrang sana meragukan.

"Ya iya, pita suara gue bukan kenalpot kayak lo."

Suara tawa Eunwoo di speaker melebur bersama beberapa tawa anak kelasan saat mendengar balasan receh Jungkook. Aku mendengus sambil menggeleng heran, lalu memilih menopang dagu dikepalan tanganku.

"Buat kak Joy, anak sebelas IPA tiga yang lagi dipetrus Jungkook, jangan suka sama ini anak deh. Dia nyebelin kak."

Aku melotot ditempat beriringan dengan suara hantaman ringan dari radio sana. Entah apa yang Jungkook lakukan pada Mingyu, yang jelas kewarasanku sudah hilang saat mendengar siul-siulan menggoda disekitar. Aku bahkan bisa mendengar suara Hanbin beradu tawa dengan Hoshi. Kupastikan, mereka meledekku habis-habisan diluar sana.

"Jangan didengerin kak, dia cuman iri karna gak bisa deketin cewek secantik kak Joy."

Jennie tersedak air liurnya sambil tertawa lalu bertepuk tangan dengan heboh. Aku mengeram menahan malu, terlebih belasan pasang mata didalam kelas menatapku dengan pandangan geli.

Jungkook sialan, bisa-bisanya.

Aku menutup telingaku rapat-rapat berusaha menulikan suara tawa Hanbin dan Hoshi yang kian mengeras. Mereka kayaknya duduk dikursi panjang depan kelas hingga aku bisa sejelas ini mendengar suara tawa sialan itu.

"Udah ah gue mau nyanyi."

Lalu setelah Jungkook berucap seperti itu. Suara grasak-grusuk dari radio terdengar sebelum suara Jungkook kembali menyahut.

"Test test."

"Gak usah lo test test, bukan speaker masjid."

Aku mengeram, berharap listrik disana mati hingga siaran radio memalukan itu enggak lagi terdengar.

"Gue mau bawain lagu 10,000 hours. Dengerin ya, kuping kalian gak bakal rusak kok."

Gak lama, suara petikan gitar menyahut disusul dengan suara Jungkook yang menyanyikan bait demi bait lirik dilagu itu.

Berpuluh-puluh detik berselang, Jennie menyenggol bahuku lalu tersenyum menggoda. Padahal aku ingat, mood-nya barusan jelek banget bahkan untuk tersenyumpun rasanya haram baginya. Tapi liat dia sekarang, bagaimana bibir itu melengkung dan matanya menyipit dengan ekpresi menyebalkan.

"Suaranya bagus."

Aku mengangguk singkat tanpa repot-repot mencelotehi godaan Jennie. Kalau kuladeni gak bakal ada untungnya, yang ada Hanbin dan Hoshi juga bakal ikut-ikutan.

Nyanyian Jungkook berakhir dengan suara cengkokannya yang merdu. Entah kenapa aku bisa merasakan ia tersenyum diakhir nyanyian dan itu membuatku mendadak berdebar dengan alasan yang gak jelas.

"Lagu barusan buat kak Joy."

Aku memijat kepalaku yang berdenyut. Anak itu, rupanya gak ada habisnya, entah urat malunya hilang kemana hingga ia masih bisa berucap hal yang seperti itu.

"Satu lagi—" Aku menahan napas, menatap pada speaker dengan pandangan was-was, gak lagi.  "Jangan lupa di cek kolong mejanya."

Kejadiannya secepat kilat ketika tangan panjang Jennie terulur kebawah kolong mejaku disusul dengan menghilangnya suara Jungkook lalu digantikan oleh suara Mingyu dan Eunwoo. Aku bahkan masih melongo ditempat saat tangan Jennie meraba-raba kolong meja dan menarik isi didalam sana.

"Ceileh coklat."

Jennie tertawa, meraih tangan kananku lalu melebarkan telapaknya. Dua batang coklat itu ia taruh keatas tanganku dengan kekehan geli.


╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ─────── ❨ ੭♡੭ ❩

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang