. · + * .
. ⋆ ✧
˚ · .
. . . ✺ ·
* ⊹ .
* *⠀⠀⠀⠀"Sekarang kalo pagi-pagi, lo doyannya bengong ya?"
Minjae menjetikan jarinya kedepan wajahku. Tubuh itu tepat duduk didepan meja yang sering kududuki. Badannya berbalik mengarah kearahku.
Aku mengulas senyum tipis, enggak ada semangat sekedar hanya menyapa apalagi membalas perkataannya barusan.
"Mikirin sesuatu?" Minjae menopang dagu ditelapak tangan.
Senin menyambut, entah jam berapa sekarang namun kurasa, kurang dari sepuluh menit lagi upacara akan dilakukan seperti biasa.
Pagi ini, bukan Minjae yang ingin kusapa pertama kali. Aku butuh Jennie, aku mau curhat karna dia satu-satunya yang bisa kupercaya sekarang.
"Engga ada."
"Tapi sayangnya gue tau pasti ada."
Aku hampir mendengus. Hari senin memang selalu menyebalkan, tapi senin sekarang lebih menyebalkan dari yang sudah-sudah. Minjae menjadi salah satu alasan kenapa senin kali ini sungguh menyebalkan.
Tanpa membalas ucapannya, kuputuskan untuk mencoret-coretkan pulpenku ke buku tulis dihalaman paling belakang.
"Itu cewek mantannya Taehyung."
Gerakan menulisku terhenti. Kelas sekarang lagi sepi dan pendengaranku juga masih bagus. Jadi aku gak mungkin salah dengar dengan sederet kalimat barusan.
"Maaf."
Aku mengigit bibir bawahku. Semua kejadian seperti kaset rusak berputar dalam pikiranku. Aku berusaha mengartikan apa maksud kata maaf yang Minjae ucapkan barusan.
੭♡੭
Aku bersumpah, senin ku sekarang benar-benar senin yang amat sangat sial sekali. Topi yang biasa digunakan untuk upacara itu tertinggal diatas meja belajar kamarku. Kalau saja aku gak kebanyakan bengong sebelum berangkat, aku gak bakal sesial ini.
Gak ada topi lebih dan lapangan panas didepan sana siap mempermalukan aku.
Atribut sialan.
Alangkah lebih baik jika itu dasi, aku masih bisa sedikit menutup-nutupinya. Tapi topi, kontras sekali, enggak bisa kututup-tutupi sama sekali terlebih tubuhku lumayan tinggi.
Jadi yang bisa kulakukan sekarang adalah berusaha mengelabui diri sebaik mungkin. Semoga saja guru piket atau siapapun yang bertugas mencek kelengkapan atribut upacara enggak menemukan perawakan ku meskipun itu terdengar mustahil.
Kelakuanku sekarang benar-benar memalukan, terlebih Hanbin dan Hoshi sudah terkikik beberapa kali ketika memerhatikanku. Mereka gak sama sekali membantuku. Aku juga terpaksa menjauh dari Jennie dan bergabung kebarisan anak cewek yang tinggi dibelakang.
Karna lapangannya luas, satu kelas dibagi dalam empat barisan. Dua barisan kebelakang buat cowok, begitupun dengan cewek. Barisannya juga cukup lenggang, tertata rapi hingga aku kesusahan menyembunyikan diri.
"Loh Mi! Kamu mau kemana?"
Aku berbisik panik saat Chanmi malah mundur kebelakang hingga posisi disampingku kosong.
"Gak bawa topi?"
Aku mendongak dan saat itupula aku melihat Taehyung tengah tersenyum, meskipun aku sadar ada kegetiran terselip disana. Tampang rasa bersalahnya masih melekat hingga aku mendengus dan langsung menghadap kedepan.
Tentunya aku masih ingat dengan baik kalimat Minjae belasan menit silam.
Aku ingin kabur, namun posisiku enggak memungkinkan.
Pertama, upacara tengah berlangsung.
Kedua, jika salah pergerakan aku bisa saja ketahuan gak pakai topi dan berakhir berjemur didepan sana.
"Pake topi gue."
Taehyung melepaskan topinya. Aksinya yang gesit membuat aku hampir gak sadar bahwa topinya yang longgar itu sudah berpindah tempat keatas kepalaku.
"Apa-apaan sih kak?!"
Suaraku terdengar sedikit keras. Kita berdua pasti jadi tontonan oleh beberapa orang disekitar. Tanganku berusaha menarik topinya namun tangan Taehyung yang lebar menekan atas kepalaku.
"Itu siswa yang gak pakai topi kenapa baris dibarisan siswi?"
Aku langsung menegapkan badan dan menghadap kedepan dengan kaku, bersikap seolah barusan enggak terjadi apa-apa. Biar aja, mau Taehyung dihukum atau apapun, aku udah gak peduli.
Kudengar Taehyung terkekeh geli dengan gerak refleksku.
"Sini kamu!"
Lalu tanpa sepatah katapun Taehyung berbalik kebelakang menuju sumber suara yang menegurnya barusan.
"Cieee yang ditolongin mas gebetan."
Disampingku, Hanbin sempat menyenggol bahuku. Entah kenapa akibat ucapannya, aku merasa sedikit gak enak. Terlebih saat melihat tubuh Taehyung berjalan kedepan. Berdiri seorang diri dipaling depan barisan murid-murid, tepat dibelakang pemimpin upacara.
Aku benci melihat dia menjadi orang satu-satunya yang dihukum, karna ketika melihat itu, aku menjadi kasihan padanya.
╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ─────── ❨ ੭♡੭ ❩
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Short Storyㅤㅤ⸙ ༘◍⃘۪۪៶ Siapa yang tau, berawal dari sahabat Joy yang iseng memberi nomor jasa sedot wc palsu. Taehyung yang selama ini diam-diam Joy perhatikan, bisa menjadi begitu dekat dengannya. ᱸᱹ༊⇝1st Book : Enigma ᱸᱹ༊⇝2nd Book : The Stealer...