˚ · .
· . . . ⋆
* ˚
✵ .
*✵ ⊹
· ✵ ⊹⠀⠀⠀⠀"Manisku kok dari tadi murung terus?"
Aku mendengus, niatnya ingin buru-buru menjauh namun Hoshi keburu melingkarkan tangannya kebahu kananku. Mengukungku dan memimpin jalan dengan langkah pelan.
"Gak usah cari gara-gara." Dengusku.
"Kayak preman pasar aja lo."
Hoshi tertawa, menuntun langkah menuju parkiran yang sudah lumayan lenggang. Setengah jam setelah pulangan, kami terpaksa membekam diri dikelas. Siapa lagi pelakunya kalau bukan bu Taeyeon.
"Kamu jangan murung-murung, hati abang masih disini."
Mataku mendelik. Kalau lagi waktunya, Hoshi ini emang kumat melebihi Hanbin. Mereka berdua cocok, sama-sama gila.
"Dimana?"
Baru juga diomongin, Hanbin sudah berdiri disamping kananku. Sebelah tangannya merangkul bahuku seperti yang dilakukan Hoshi.
"Dekat empedu."
Mereka berdua tertawa, mengabaikan muka masamku yang mendengar celoteh enggak bermutu mereka.
Aku mengedarkan pandanganku ketempat parkiran motor yang sering Jimin tempati. Tentu saja motor hitam kesayangannya itu sudah enggak berada pada tempat seharusnya. Jadi satu-satunya cara yang harus kulakukan adalah bergelayut pada lengan Hanbin.
"Bisa pinjam Joy-nya, gak?"
Aku gak jadi membuka suara untuk merayu Hanbin saat langkah kami bertiga terhenti dan Taehyung didepan sana berdiri dengan jarak terpental sejauh tiga meter sembari menjejalkan satu tangannya kedalam saku celana.
Aku berdehem gugup. Kejadian siang tadi berputar-putar seperti kaset rusak dipikiranku. Perihal ucapannya yang terdengar seperti ajakan pulang bareng lewat speaker radio sekolah, jujur aja itu memalukan. Aku bahkan mati-matian menutup muka saat balik kekelas.
"Ambil aja." Sahut Hanbin sambil melepas rangkulannya dibahuku yang di ikuti oleh Hoshi. Aku melotot gak terima, namun sebelum sempat aku meraih tangan Hoshi, Hanbin lebih dulu mendorong bahuku kehadapan Taehyung.
"Kalo mau lo jual, bagi tiga sama kita kak." Sambung mulut sampah satunya. Aku mendelik menatap sengit pada Hanbin yang dibalas dengan pelotan mata sipitnya.
"Hahaha."
Taehyung cuman tertawa singkat, lalu menarik tali ranselku yang melorot hingga aku berdiri disampingnya. Cowok itu sempat tersenyum singkat kearahku sebelum melingkarkan tangannya keleherku, lalu memitengnya hingga aku sedikit membungkuk.
"Duluan, Bin—" Dagu Taehyung naik kearah Hanbin, lalu mengarah kearah Hoshi. "Hos."
Taehyung membawaku berbalik, meninggalkan Hanbin dan Hoshi yang ikut melangkah pergi. Jika Taehyung berniat memperbaiki keadaan, gak ada salahnya kan melihat seberapa besar usaha cowok itu padaku?
"Ada cara yang lebih manusiawi lagi, gak?"
Aku meraih tangan Taehyung lalu berusaha menarik lengan itu untuk berhenti memiteng leherku.
"Kayak gini?"
Tangan itu terlepas sebelum sempat aku menariknya. Aku terkejut saat tangan Taehyung berpindah kepinggangku dan menariknya hingga aku benar-benar menempel ke samping badannya.
"Kak Taehyung!"
Aku mendorong badannya kuat-kuat hingga Taehyung tertawa geli meskipun badannya sedikit terpental. Tangannya bergerak hendak mengacak rambutku yang terurai sebelum seseorang menarik tanganku cukup kencang.
"Loh Jungkook?!"
Aku melonjak kaget. Alisku rasanya bahkan hampir terpaut menjadi satu saat mendapati badannya berdiri disampingku. Bel pulangan sudah berkumandang lewat dari setengah jam yang lalu. Aku gak tau alasan Jungkook masih berada disini.
"Kenapa?"
"Pulang bareng gue yuk?"
Aku hampir tercekak mendengar ucapannya. Kupandangi Jungkook, ada rasa cemas terselip disana.
"Lo gak liat dia mau pulang bareng gue?"
Aku lupa kalau barusan Taehyung masih berada disekitarku.
Aku rasanya pengen lenyap. Aku gak suka situasi seperti ini. Harusnya aku gak pasrah digeret Taehyung dan memilih balik bareng Hanbin.
"Lo mau pulang bareng gue apa sama Taehyung?"
"Lo apa-apaan sih?!"
Taehyung maju dan meraih sebelah tanganku, sedikit menariknya namun Jungkook juga masih mempertahakan genggamannya padaku.
Keningku berdenyut pusing. Kalau Jimin ada disini, aku pasti diledekin lagi syuting FTV.
Aku menoleh keujung kanan. Perawakan Hanbin san Hoshi sudah menghilang. Aku gak mungkin pulang dengan ojek online, dan gak ada yang bisa memberikan tumpangan kecuali dua orang disekitarku sekarang.
Mataku menatap kearah Jungkook dengan perasaan gak enak dan cowok itu sepertinya paham dengan itu.
"Sorry Jungkook, berhubung kak Taehyung ngajakin gue duluan—"
Taehyung langsung menarik tanganku, enggak membiarkan mulutku untuk melanjutkan kalimatku.
Tanganku kembali ditarik oleh Jungkook hingga aku mendengus dan hendak menyentak kedua tangan mereka.
"Gue suka sama lo kak!"
Tanganku lemas. Niatku barusan entah menguap kemana. Aku menatap Jungkook dengan pandangan gak percaya.
Anak itu gak lagi kesurupan kan?
╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ────── ❨ ੭♡੭ ❩
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Short Storyㅤㅤ⸙ ༘◍⃘۪۪៶ Siapa yang tau, berawal dari sahabat Joy yang iseng memberi nomor jasa sedot wc palsu. Taehyung yang selama ini diam-diam Joy perhatikan, bisa menjadi begitu dekat dengannya. ᱸᱹ༊⇝1st Book : Enigma ᱸᱹ༊⇝2nd Book : The Stealer...