ଘ⸙͎ ; O8

1K 247 27
                                    

     

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.     . 
  ⊹    +      ˚
      ✦ *
  .   +  ✹  ✹ .       
.*   
     ✷    ·✷    ·  ·
*         ·


⠀⠀⠀⠀Aku rasanya pengen kabur, kemana aja asal lari dari ekskul padus. Tapi sialnya, Jimin udah cabut duluan karna tau jadwal ku hari ini ada ekskul padus. Satu-satunya harapanku cuman Hanbin. Cuman dia yang sukarela nganterin aku pulang.

"Semangat dong!"

Sejeong mendadak aja datang dari belakang lalu mengapit tanganku. Aku khawatir bibirnya sobek karna dari tadi senyum mulu. Dia keliatan seneng banget karna hari ini penerimaan anak-anak kelas sepuluh yang ikutan ekskul padus.

"Sekalian cuci mata."

Ucap Sejeong sambil merayu-rayu aku. Entah kekuatan dari mana dia berhasil menarik tubuhku masuk ke dalam aula. Dia ini meskipun keliatannya cewek, mentalnya laki abis. Kebalik sama si Jimin.

Saat kami masuk, didepan sana udah ada anak-anak kelas sepuluh yang berbaris dengan rapi. Aku melihat Hanbin yang heboh menyuruh kami untuk cepat bergabung.

"Nah dia itu Joy, disebelahnya lagi Sejeong."

Aku mengumbar senyum, ikut bergabung diujung kanan dengan yang lain sambil melambai ringan. Rada seneng sih, soalnya tahun ini yang ikut padus anak cowoknya lumayan banyak daripada tahun kemaren.

Setelah perkenalan, aku beringsut mundur lalu duduk dilantai. Gak tau kenapa Sejeong juga ikut-ikutan mundur. Biasanya anak itu paling selengean, heboh sendiri. Hari ini dia jaim, emang anaknya gak bisa liat cogan sedikit aja.

"Nama?"

Begaya banget Hanbin. Dia berdiri didepan salah satu siswa dengan penggaris dan selembar kertas biodata. Lagaknya udah kayak kakak tingkat yang mengospek adik tingkatnya.

"Jungkook."

"Motivasi ikut padus?"

"Suara saya bagus kak."

Hanbin mendadak aja menolehkan pandangannya kearah ku, dagunya naik dan terlihat meminta pendapat, tapi aku gak tau maksud dia melakukan itu buat apa.

Aku mengedikan bahu, pandangan ku sempat bertemu dengan cowok yang namanya Jungkook itu.

"Ck." Hanbin berdengus. "Coba nyanyi?"

"Sekarang?"

"Pas yasinan." Hanbin menyugar rambutnya kebelakang, terlihat kesal dengan pertanyaannya. "Ya lu pikir?"

Si Jungkook itu meringis. Kepalanya menunduk lalu kembali mendongak, dia sempat menatap kearahku sekali lagi. Aku memalingkan wajahku, rada risih ditatap seperti itu.

Aku tau kok aku cantik, tapi gak harus terang-terangan begitu, kan?

Lalu petikan jari terdengar beriringan dengan suara Jungkook yang menyanyikan lagu. Aku tau lagu ini, dari Lauv yang judulnya Never Not.

Aku berdehem dengan gugup. Suaranya adem banget, ubin masjid aja pasti kalah. Jangan tanya Sejeong gimana, kewarasannya udah hilang terpental entah kemana. Dia dari tadi, dia gigit jari terus.

Aku menegapkan tubuh, menatapinya yang sedang memejamkan mata menghayati lagu.

Brengsek, aku ambyar :)

Riuh tepuk tangan langsung bersahutan pas si Jungkook itu menyelesaikan nyanyiannya, udah kayak sambutan presiden aja. Terlebih temen-temenku yang cewek udah kayak tikus kejepit pintu saking hebohnya.

"Kayaknya motivasi saya buat ikut padus nambah satu lagi deh kak."

"Mendadak banget?" Aku lihat Hanbin kebingungan. Aku juga ikut-ikutan bingung.

"Karna kakak itu tuh!"

Aku menatap kekiri,

Kekanan,

Lalu kebelakang tubuhku.

Barangkali jari Jungkook barusan enggak terarah tepat kedepan ku.

"Itu lo bego!"

Sejeong meremas bahuku, ekspresinya terlihat geregetan. Aku menatapnya, takut-takut aku salah persepsi.

Aku mendadak aja bengong.

HSHSHSHSHSHSHSH, AKU KOK JADI SALAH TINGKAH GINI?!


╰──༄ ‧₊˚──────ℰɴɪɢᴍᴀ─────── ❨ ੭♡੭ ❩

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang