[32] Yes

14.1K 465 35
                                    

"Kamu aman di sana, Audrey?"

Wajah merengut penuh kecemasan, tapi tetep menggemaskan itu terpampang di layar laptopku. Sementara aku tengkurap di atas kasur sambil memeluk guling.

Abim, yang semakin susah tidur, gara-gara ada berita heboh. Padahal, tesisnya yang tinggal sedikit lagi selesai revisi pasca sidang, cukup bikin kepalanya mau copot. Sebuah kasus kejahatan yang terjadi dalam radius satu kilometer dari rumahku, bikin ia senewen berat. Apalagi, begitu ia menyadari tidak bisa melindungiku dari dekat.

"Aman, Bim. Tenang aja. Ada satpam-satpam songong siap ngejagain aku di sini, kok!" tukasku cengar-cengir.

Dari ruang televisi, suara Arif dan Ben yang sedang bermain Playstation terdengar begitu riuh.

"Anjir! Curang maneh! Licik ka urang wae!" semprot Arif.

"Buruan, kalah lo, Rif! Bikinin gue Indomie goreng dua bungkus telor satu setengah mateng, ya! Ayo dong, kan yang kalah jadi babu!" seru Ben.

"Ngeri banget aku kalo baca kronologi kasusnya. Kamu udah enggak mainan aplikasi temenan, kencan, atau ketemuan sama stranger, kan? Enggak kebayang, cowok yanng kamu temuin, sok manis terus have sex sama kamu. Abis itu, dia bunuh kamu, ambil barang-barang kamu, kabur ninggalin mayat kamu gitu aja. Atau, lebih parah, mayat kamu diilangin sama dia," papar Abim, dengan ekspresi ruwet.

"Enggak, boro-boro mau buka dating apps. Ngurusin kerjaan aja udah ngabisin tenaga. Masih untung ini bisa video call sama kamu dan masih sadar," selorohku.

Ya, kasus bloody fuck date dua hari lalu yang masih ramai dibahas media itu memang bikin bergidik. Cewek korbannya itu punya profil mirip sepertiku. Ia berusia 32 tahun, masih lajang, tinggal sendiri, punya pekerjaan mapan, dan kendaraan pribadi. Pelakunya, cowok 7 tahun lebih muda, yang mengaku karyawan agensi kreatif. Padahal ternyata hanya office boy di sebuah percetakan dan nyambi jadi ojol sekali-sekali. Hook up di Tinder, berlanjut intim di aplikasi chat, dan bertemu untuk seks.

Sayang, semua berakhir dengan satu nyawa melayang dan si pelaku masih buron dicari aparat kepolisian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayang, semua berakhir dengan satu nyawa melayang dan si pelaku masih buron dicari aparat kepolisian.

Sontak, banyak orang dekatku yang langsung was-was. Arif dan Ben berinisiatif menginap di rumahku seminggu ini. Sekar mendaftarkanku pada kelas Muaythai, demi keterampilan bela diriku yang masih nol besar. Dhea membantuku menghubungi penyedia jasa pemasangan alarm di rumah.

Abim? Ia menghubungiku kian intens. Bahkan menelepon sejam sekali untuk memastikan aku baik-baik saja.

Sementara, aku yang sebenarnya memilih santai saja, hanya bisa nyengir-nyengir sedap melihat luapan perhatian teman-temanku ini.

Di tengah kesibukan mereka masing-masing, masih ada sisa perhatian dan tenaga yang mereka curahkan untukku. Semua ingin aku baik-baik saja. Semua mau aku selalu bahagia. Apalagi, buku solo perdanaku tentang modern dating tips sedang dalam masa sunting. Mungkin satu atau dua bulan lagi, kalau aku rajin setor revisi, bakal bisa terbit.

Wanted Rebound Love (21+) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang