Tak kusangka, Tinder begitu memabukkan.
Sudah lama aku tidak melalui percakapan di ruang virtual seintens ini sejak resmi menjomlo kembali. Sejak aku melanjutkan chat Ben di Tinder dengan Luthfi dan Gavin, aku seolah tersedot. Waktu berjam-jam berlalu begitu saja. Kalau tak pakai diingatkan perut yang berontak oleh rasa lapar, aku kuat-kuat saja tidak makan pada saatnya.
Tahu begini, dari hari pertama putus, aku Tinder-an aja!
Siapa suruh jadi cewek terlalu mellow, Mesh? Dasarnya brengsek sih, ngapain pakai acara patah hati macam anak SMP diputusin pacar pertama? Kehilangan berapa hari tuh berjumpa dengan batang-batang premium ibukota?
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Seperti cowok anti kondom yang enggak pas momen cabut singkongnya.
Ah, Luthfi dan Gavin. Dua cowok pilihan Ben ini memang sebenarnya bagaikan air dan api. Luthfi mengingatkanku akan sosok ketua OSIS di sekolah yang cakep, pintar, serius, jago memimpin, tetapi lempeng dan enggak asal merayu.
Sesuai isi profilnya sebagai lulusan dari salah satu PTN terbaik negeri ini, Luthfi berbicara dengan bahasa yang sangat terstruktur. Lihat aja nih cara dia ngobrol di chat.
Luthfi: Jadi, kamu penulis?
Audrey: Ya gitu deh.
Luthfi: Cocok, sih. Cara kamu menjawab, semua dengan kalimat rapi. Tanda baca dan huruf kapitalnya juga tidak terlewat. Sejauh ini, kamu yang paling benar menggunakan EBI.
Luthfi: I am impressed.
Luthfi: Kamu sudah lama menulis?
Audrey: Jadi, kamu sebenernya manajer IT atau manajer HRD?
Luthfi: Hahaha, maaf kamu terganggu ya kalau aku tanya-tanya begini?
Audrey: Harusnya sih gitu.
Audrey: Untung aja sih kamu cakep hehehe.
Luthfi: Memang wajahku berpengaruh sama keputusan kamu menjawab atau tidak?
Audrey: Becanda, Fi.
Audrey: I am just flirting a bit with you.
Luthfi: Jadi, mau kan jawab pertanyaan aku tadi? Sudah berapa lama kamu menulis untuk media?
Audrey: Dari waktu skripsi sih. Aku udah mulai nulis freelance.
Luthfi: Skripsinya selesai tepat waktu?
Audrey: Wow, kamu juga merangkap dosen wali?
Audrey: Tenang aja.
Audrey: Aku nggak malu-maluin nama keluarga kok hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanted Rebound Love (21+) [COMPLETED]
Chick-LitCERITA DEWASA (21+) --- Patah hati ditinggal satu-satunya pacar serius yang pernah ia punya, membuat Amesh merasa dunianya ambruk. Tak cuma itu, ia jadi ikut skeptis akan cinta. Sebuah ironi bagi seorang penulis tips "modern love and romance". Ben...