[2] Talk

13.8K 722 29
                                    

Abim tertawa lepas, lalu menggandengku ke arah meja makan. "Pasti kamu skip makan siang, ya? Itu suara perut kamu kaya singa puasa daging dua minggu," celetuknya jahil.

Aku mendengus. Tahu saja dia!

Kesibukanku di kantor mempersiapkan sebuah acara akbar tahunan, Femme Fest membuat jam makan ikut berantakan. Aku memilih untuk sarapan sangat berat, melewatkan makan siang, dan makan besar lagi sepulang lembur. Pastinya selalu di atas jam sepuluh malam. Bisa-bisa berat badanku meroket lagi seperti waktu SMA dulu!

Kubuka lemari es dan meraih dua botol Strongbow Apple Cider. Golden Apple untuk Abim dan Dark Fruit kesukaanku. Setitik alkohol jelas akan menyempurnakan malam pelepas lelah ini. Begitu aku melirik ke meja makan, Si Jangkung Wangi itu tahu-tahu mempersembahkan makan malam kami dengan gaya-gaya influencer syuting ulasan makanan di medsos.

 Begitu aku melirik ke meja makan, Si Jangkung Wangi itu tahu-tahu mempersembahkan makan malam kami dengan gaya-gaya influencer syuting ulasan makanan di medsos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wuaaah! Tahu aja kamu, aku lagi kepengin banget makan Sabbath-nya Lawless!" jeritku kegirangan.

Dua burger berlimpah keju dari salah satu restoran hits area Kemang seperti memanggil-manggil penuh harap. Padahal mendapatkan burger ini termasuk perjuangan. Lawless selalu penuh oleh pengunjung. Apalagi di jam pulang kantor dan akhir pekan, siap-siap antre lama!

"Ya, aku masih punya kode diskon Grabfood belum terpakai. Sayang, besok expired. Lumayan kan diskon setengah harga, biar budget nggak parah-parah amat bocor halusnya," kata Abim nyengir lebar.

Oh, perlu kubilang juga, my baby hottie bala bala ini tertib soal anggaran pribadi. Langganan paket Zomato Gold, diskon Grabfood, dan kupon Traveloka Eats sudah jadi keharusan setiap ia membelikan makanan. Benar-benar lulusan Manajemen Keuangan sejati. Aku belajar banyak darinya soal finansial. Apalagi aku cenderung melampiaskan kegalauan hati dengan retail therapy dan sering lemah terhadap godaan diskon atau cashback yang terkutuk.

"Gilsss! Aku nggak usah nunggu gajian buat makan Lawless. Surgaaaa!" Aku menikmati Sabbath, burger keju terbaik di Ibukota versiku sambil merem melek. Man, this is effin' greater than multiple orgasm!

Pepatah "curilah hati dari isi perut" jelas sangat berlaku untuk seorang Amesh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pepatah "curilah hati dari isi perut" jelas sangat berlaku untuk seorang Amesh. Salah satu alasanku betah pacaran dengan Abim adalah kegemarannya melimpahiku makanan enak. Tak hanya beli, ia tak segan turun ke dapur dan membuatkannya untukku. Kemampuan Si Geeky Ganteng ini belajar masak dari video-video tutorial resep di Youtube jauh lebih baik daripada aku yang mentok hanya bisa masak mi dan pasta, dengan bumbu instan pula. Gordon Ramsay bisa pingsan darah tinggi kalau mengawasiku di dapur.

"Dua-duanya buat kamu, My Dear Audrey," ujar Abim, mencium keningku, saat aku kalap menggigit Sabbath. Wow, porsi ini bisa dimakan bareng dan semua untukku? Oke, besok aku harus menyempatkan ikut kelas yoga sepulang kerja untuk membakar semua dosa ini.

Eh, dosa?

Aku terkesiap. Radarku tiba-tiba menyala. Biasanya, kalau Abim memanggil nama depanku, berarti ada hal serius yang akan ia bicarakan. Apakah akan ada pengakuan kesalahan fatal darinya? Sial, sepertinya gejala PMS yang bikin aku lebih drama dari biasanya sudah mulai tiba.

"What is it, Rakha Abimanyu? Just tell me. Kamu bikin aku kenyang dan happy, pasti ada sesuatu, kan?" tukasku tajam, balik memanggil nama lengkap Abim.

Satu burger sudah kutandaskan buru-buru. Begitu pula dengan cider-ku yang sisa satu dua teguk lagi. Menunggu Abim bicara lebih senewen dari terjebak macet di jalan saat mengejar penerbangan di bandara.

Kedua telapak tanganku berkeringat. Jantungku berdebar lebih cepat. Aku mulai mengatur napas dengan hitungan 4-7-8. Hirup empat detik, tahan tujuh detik, lalu embuskan delapan detik. Halah, sekarang aku malah seperti ibu-ibu mau lahiran. Bedanya, mungkin aku akan lahiran hajat di toilet. Anjir, mules!

Menyadari pacarnya mulai seperti ikan lele menggelepar keluar empang, Abim segera menggenggam tangan kananku. Ia tak peduli tanganku penuh minyak burger. Elusan lembut dari tangan Abim perlahan menenangkanku. Well, tatapan teduhnya membuat panikku mereda juga.

"Aku diterima di UNSW, Honey. Finally, my dream to study abroad is coming true," ucapnya dengan mata bersinar.

Aku sontak memeluk tubuh harum itu. Wow, ini rupanya rasa bangga kalau pasanganmu berhasil mencapai mimpinya!

"Congrats, Bim. I'm so proud of you," pujiku parau. Diam-diam, mataku mulai basah. Welcome, my happy tears.

"Aku mau kamu juga ada dalam mimpi ini, Mesh. I really need you by my side."

What the nani? Bloody hell, maksudnya apa itu?

Aku mengurai pelukan. Mataku memaku iris hitam pekat Abim. Lagi-lagi, sebuah kecupan lembut mampir di bibirku.

"Ikut aku ke Sydney, ya? Let's tie the knot before we move there," ajaknya dengan ekspresi paling semringah yang pernah terlihat sepanjang kami berhubungan.

Demi Dewa Vibrator Agung, aku dilamar!

Mendadak, seporsi burger keju yang sedang dalam perjalanan ke lambung meronta ingin keluar. Aku berlari ke kamar mandi. Segera kubuka penutup kloset dan mengeluarkan isi perut.

Selain terjebak dalam ruang sempit nan gelap dan ular kobra, menikah adalah hal yang paling menakutkan untuk kuhadapi. Tak kusangka, sampai juga hari di mana aku harus jujur pada Abim. Meskipun aku sayang padanya, bayangan menua bersama tak pernah ada dalam anganku.

"Hon, kamu kenapa? Perlu aku beli test pack?"

Ya Lord, orang takut komitmen malah dikira bunting! Apa dia lupa kalau selama ini enggak pernah absen berkondom tanpa ada satu pun yang bocor?

Lah, benar kan?

Seketika keraguan soal terpasangnya alat kontrasepsi sepanjang bulan lalu, membuatku kembali menundukkan kepala ke dalam lubang kloset.

Menikah? HUEKKK!
Hamil? HUEKKK!
Menikah karena hamil duluan? HUASEMMM!

---

Hola, Kawans!

Nah, lho, Amesh baru juga nikmatin makanan endes, udah dibuang aje. Sini dah, mending buat saya! Etapi, beran burger Lawless ini emang porsinya buat kuli dan perut karung. Hebat emang Amesh yang makannya rapelan hahaha!

Puas-puasin ya sama Abim, soalnya sebentar lagi bakal kegeser sama cogan-cogan lain yang sudah antre ingin eksis di WRL. Ya, kan eike maunya dikelilingi cogan, dong. Satu doang mah rugi bandar togel!

Doain ya WRL bisa memperbaiki peringkat, khususnya buat kata kunci 'Tinder'. Makasih banget buat yang udah mampir dan voment buat Amesh. Kedatangan kalian selalu saya tunggu di sini. Apa perlu disuguhin burger atu-atu biar betah?

*BRB ngamen di lampu merah pakai kostum boneka goyang Masha berwajah pasien Haji Jeje*

Keep those votes and comments coming! Biarkan Amesh orgasme dengan kasih sayang kalian, wahai readers!

xoxo,
~WR

Wanted Rebound Love (21+) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang