Seharusnya aku mengoleskan lebih banyak lip balm di bibir ini sebelum tadi pergi dari Cuppa Jakarta. Diserang kecupan, lumatan, gigitan bertubi-tubi dari dalam mobil, di lorong, dan sekarang baru saja masuk ke unit apartemen Gavin, rasanya bibirku sudah setengah bengkak. Rasanya terakhir kali aku foreplay seganas ini waktu mau lulus kuliah.
Waktu itu aku pergi merayakan selesainya skripsi ke Bali. Biasalah, aku mabuk-mabukkan minum miras harga diskon, kemudian make out dengan sembarang cowok di dekat toilet pub. Cowok yang namanya saja samar-samar melekat. Apakah Andy, Adam, atau Abe, pokoknya kebule-bulean. Make out yang ternyata enggak berlanjut ke ranjang, sedihnya. Karena aku keburu jackpot lalu tepar. Untung saja ada Sekar dan sepupu-sepupunya yang membopongku kembali ke hotel.
Sekarang, aku tidak menenggak alkohol sedikit pun. Namun, aku tetap saja seperti setengah sadar. Mabuk oleh hasrat tak tertahankan. Keinginan ragawi yang tak tersalurkan layak selama berbulan-bulan.
Today, I will get laid. Getting a wild kind of laid. Maybe until I cannot move.
Aku melepaskan diri dari rengkuhan Gavin, yang lebih mirip belitan piton. Alarm dehidrasi di tibuhku sepertinya mulai berbunyi.
"Gav, time out. Boleh minta minum air dingin?" pintaku dengan suara parau.
Busyet! Ini cowok udah biasa dijemur siang bolong atau puasa seharian sih? Masa sih dia enggak ngerasa haus?
"Capek ya tadi udah dikuras di mobil?" canda Gavin. Ia lalu membuka lemari di dapur dan mengambil sebuah gelas. Aku duduk di meja pantry. Tak lama, apa yang kuminta tersaji. Langsung kuteguk habis saking dahaga tak tertahan lagi. Sampai ada tetesan air ikut membasahi kausku.
Kembali Gavin menggoda, "Abis nguli, Mbak?"
Aku nyengir saja menahan malu. Kulepas sepatu, kemudian berjalan ke arah ruang televisi.
Unit ini didominasi nuansa warna cokelat dan putih. Bahan kayu menjadi pilihan utama perabotan. Desainnya modern, tetapi ada unsur homey nan nyaman pula terpancar.
Aku jadi berjalan mengelilingi unit dengan satu kamar tidur ini. Aku sempat melirik sedikit kamar tidur Gavin.
Hampir sama luasnya seperti kamarku yang berukuran empat meter kali empat meter. Cukuplah untuk ditempati seorang bujangan. Termasuk kalau ia membawa pasangan untuk ...
Otakku sesaat membeku. Mataku menangkap sebuah benda yang membuatku terhenyak. Ada sebuah foto dalam bingkai, berdiri di sebuah meja kecil sudut kamar. Foto sepasang cowok dan cewek saling berhadapan, namun kepala menengok tak ke arah kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanted Rebound Love (21+) [COMPLETED]
ChickLitCERITA DEWASA (21+) --- Patah hati ditinggal satu-satunya pacar serius yang pernah ia punya, membuat Amesh merasa dunianya ambruk. Tak cuma itu, ia jadi ikut skeptis akan cinta. Sebuah ironi bagi seorang penulis tips "modern love and romance". Ben...