Matahari terus meninggi kemudian awan kelabu melintas membawa rinai hujan. Shania duduk di tepi ranjang, tatapannya sendu sekaligus sorot mata terluka yang tak bisa ia sembunyikan, semahir apapun Shania berbohong pada akhirnya bom waktu itu akan meledak.Shania kehilangan napasnya. Sesak sekali memang, bicara tak mampu namun diam lebih menyakitkan. Diamnya Shania bukan karena lemah namun ia tahu kapan harus bertindak.
Suara tangis pilu merenggut jiwanya, setiap air mata yang jatuh seperti menancapkan duri baru dalam hatinya. Kenapa Boby tak membunuhnya saja, itu akan lebih melegakan dibanding dengan cara seperti ini. Shania sedang disiksa perlahan dan sama-sama berujung pada kematian.
"Brengsek, BRENGSEK!" Teriakan Shania memenuhi kamarnya.
Deritanya di sebabkan oleh kebodohannya yang lagi-lagi percaya pada pria yang ia anggap segalanya, pada dunia yang hampir mengubahnya sedemikian yakin bahwa ia masih mempunyai Boby yang hadir mengisi hatinya kembali.
Shania menyeka air matanya, dagunya terangkat, tatapannya menghujam hingga ke bola matanya. Bayangan dirinya terpantul dari bias cermin di hadapannya, napasnya memburu dengan rahangnya yang mengeras tegas.
"Gue bakal ikuti permainan kalian berdua."
++++
Seminggu yang lalu, keadaan Shani drop. Ia terus mengeluh kepada Vino bahwa badannya sangat lemas, ditambah mual dan muntah. Shani maupun Vino tak berpikir sejauh itu, mereka menyangka Shani hanya masuk angin biasa atau kecapean. Hingga beberapa hari lalu, Vino menemukan istrinya pingsan di kamar mandi. Vino segera membawa Shani ke rumah sakit. Dan ternyata kabar baikpun datang. Shani hamil, entah Vino harus sedih atau bahagia mendengar kabar kehamilan istrinya, mengingat Shani pernah tidur bersama laki-laki lain.Vino ataupun orang suruhannya tak memberi kejelasan tentang kedatangan mereka di hotel beberapa pekan lalu. Namun Vino bisa memastikan jika diantara keduanya ada hubungan khsusus. Vino memandang dari sudut keduanya, sudut pandang Shani dan Boby. Keduanya masih punya ikatan, bertemu secara diam-diam. Apalagi yang mereka lakukan selain melampiaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For 2S to B Continued (END)
FanficParalyzed Sequel. Shania, kamu seperti biru dalam balutan rindu, seperti romansa hujan yang kian syahdu kamu adalah candu semanis madu. Boby, apa yang kamu cari di semesta yang luas ini? Memulai kisah baru tanpa melupakan masa lalu. Shani, untuk me...