mengambil keputusan

1.7K 172 10
                                    

Pagi ini seorang wanita yang berperan sebagai Istri dan ibu bagi suami dan ketiga anaknya sedang sibuk di dapur,menyiapkan menu sarapan untuk keluarga.

"Mmuuaacch"

"Pagi"

Sebuah kecupan dan sapaan dari suami menyapa istrinya,mereka sangat terlihat romantis,walaupun usia mereka sudah tidak bisa di bilang muda lagi.

"Pagi mas"balas Vanesha

"Semalam Fawas pulang jam berapa?"tanya Iqbaal

"Emm hampir setengah satu pagi"jawab Vanesha

"Kerja kerasnya dia mirip kamu"balas Iqbaal

Vanesha tersenyum,lalu tangannya terulur menyentuh pipi sang suami.

"Mas"

"Hmm"

Vanesha sedikit ragu mengatakan sesuatu pada suaminya,pandangannya ia edarkan ke beberapa sudut ruangan

"Kamu cari apa?"tanya Iqbaal

"Semalam,emm semalam Fawas menanyakan lagi"jawab Vanesha

Iqbaal terdiam,tangannya yg sedang memegang gelas tiba-tiba menggantung di udara begitu saja,setelah mendengar ungkapan sang Istri.

Fawas tidak hanya sekali dua kali menanyakan apakah dia darah daging keluarga Diafahri,sudah sering.

Walaupun Iqbaal dan Vanesha berusaha meyakinkan dia dengan jawaban yang sama,tapi hal itu tidak mudah untuk Fawas terima.

Iqbaal sudah sama sekali tidak berhubungan dengan Enzy,mungkin Vanesha masih,karna Iqbaal beberapa kali melihat ada email yang masuk ke ponsel istrinya atas nama Enzy.

"Dia anak kita,selamanya Fawas anak kita"ucap Iqbaal

Vanesha menundukan pandangannya,kepalanya terasa berdenyut setiap kali suaminya bersih keras menyembunyikan fakta tentang anak sulungnya.

Vanesha sudah mencoba merayu agar Iqbaal mau bicara tentang rahasia Fawas,tapi suaminya selalu menentang,padahal menurut Vanesha Fawas berhak tahu siapa ibunya?toh Enzy sudah berubah,dia sudah menjadi wanita yang baik,tidak mungkin Fawas akan kecewa jika tahu tentang Ibu kandungnya.

"Mau sampai kapan sih seperti ini mas?"tanya Vanesha lirih

"Yank"

"Fawas sudah besar,dia sudah dewasa,dia berhak tahu"ucap Vanesha

"Kamu sudah siap kehilangan anak sulungmu hah?"tanya Iqbaal

"Kehilangan apa sih?aku dan kamu tidak akan kehilangan dia,dia sudah dewasa,dia sudah bisa menentukan jalan hidupnya"jawab Vanesha

"Kalau kamu mengatakan kehilangan?kita sudah kehilangan Fawas dan juga Abigail semenjak mereka berusia 18thn,mereka lebih banyak berkegiatan di luar rumah di banding di dalam rumah,mereka memilih jalan bersama teman-temannya di banding mengekori kita saat bekerja"lanjut Vanesha

"Dia akan kecewa dengan kita sha"ucap Iqbaal

Vanesha menggeleng cepat,dia menggenggam tangan suaminya,lalu menatap kedua mata Iqbaal,mencoba meyakinkan suaminya sekali lagi.

"Fawas tidak akan kecewa dengan siapapun,termasuk kita,kamu sudah menjadi Papa yang sangat baik untuk dia,kita sudah mendidik Fawas dengan cinta kasih"ucap Vanesha

"Kita sudah berusaha menghapus jejak digital masalalunya dengan baik"lanjut Vanesha

***
"Jejak digitalnya siapa pah?mah?"

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang