harapan Papa

1.2K 168 28
                                    

Iqbaal Pov

Sepanjang malam ini,aku melihat betapa hancurnya istriku,dia masih saja menangis,aku tahu musibah yang di alami anak gadis kami memang seperti pukulan terberat untuk dia,juga untukku.

Aku yang biasa melihat Vanesha optimis dan selalu ceria,sekarang aku justru melihat dia dengan sosok lain,aku memang salah,tapi tidak sepantasnya dia menghukum dirinya sendiri dengan menangis sepanjang malam.

"Fawas bilang,kamu di suruh istirahat"ucapku

Vanesha tetap saja menangis,dia mengabaikanku,dan itu membuatku merasa sangat sedih.

"Anak kita akan baik-baik saja,percayalah"ucapku lagi

"Dia sekarat Mas,di dalam perutnya juga ada bayi"balas Vanesha

Aku terkejut!dia bilang ada bayi?Abigail mengandung?anak siapa?

"Kamu bilang apa tadi?"tanyaku

"Ay-aybi sedang hamil Mas"jawab Vanesha dengan tangis yg semakin pecah

Jantungku seperti tertembak sebuah anak panah,tubuhku seketika luruh,bagaimana bisa Abigail hamil?bukankah selama ini dia selalu menjadi anak yang baik?dia sangat patuh kepadaku.

"Setelah dia dr London,dia pergi ke Bandung,menemui kekasihnya,lalu ada fakta baru yg dia tahu,ternyata Zayn seorang gay,saat itu bertepatan Fawas jg di Bandung,dia ingin membicarakan bisnisnya yg sedang ia rintis bersama Zayn"ungkap Vanesha

Aku masih diam terpaku,mendengarkan baik-baik setiap kata yang di ucapkan oleh istriku.

"Fawas marah,dia menghajar Zayn dan memutus kerjasamanya,Abigail diajak menginap di hotel"lanjutnya

"Apa mereka mel-"

"Iyah,mereka melakukannya,tapi tidak malam itu,bukan di hotel juga"potong Vanesha

"Abigail belum ingin pulang ke rumah ini,akhirnya selama beberapa minggu hampir satu bulan dia tinggal di Apartemennya Fawas"lanjutnya

Kepalaku rasanya berat sekali,selama ini aku sangat percaya jika Fawas bisa menjaga Abigail,kenapa dia bisa tega melakukan itu?

"Jangan pernah kamu salahkan mereka Mas,kita yang salah,kamu yg terlalu keras pada mereka,hingga mereka merasa aman ketika kamu tidak ada di rumah,mereka merasa bebas melakukan apa saja tanpa takut kamu tahu"ucap Vanesha

"Andaikan dari awal kamu tidak menentang hubungan mereka,mereka bisa mengendalikan semuanya,kita juga bisa mengontrol apa saja yg mereka lakukan,mereka tidak akan takut pada kita"lanjutnya

Ya Alloh!masalah apalagi ini?benarkah aku terlalu keras mendidik mereka?salahkah jika aku menentang hubungan mereka?

"Ba-bagaimana keadaan bayi di dalam rahimnya?"tanyaku

"Masih bisa bertahan,walaupun usianya masih sangat kecil,belum genap satu bulan"jawab Vanesha

Sekarang aku yang menangis hingga terisak,Vanesha hanya diam walaupun air matanya tetap keluar.

Fawas pov

Aku terbangun ketika aku merasa ada sebuah tangan sedikit mengguncang pundakku.

"Sudah pagi pak"

Perlahan aku membuka mataku,aku melihat dua perawat berada disini.

"Jam berapa sekarang sus?"tanyaku

"Sudah jam 6 pagi"jawabnya

"Kami cek keadaan pasien dulu yaa pak?sekaligus membersihkan tubuhnya"ucap salah satu dari mereka

Aku hanya mengangguk,aku mencoba mengumpulkan sisa-sisa nyawa dan tenagaku.

Saat aku memandang ke arah Abigail,dia masih saja tertidur,kedua matanya terpejam,ada sebuah pipa selang yg masuk kedalam mulutnya sebagai alat bantu pernafasannya,dia terlihat sangat menyedihkan.

"Suster"

"Iyah pak"

"Kira-kira dia koma sampai kapan?apa masih lama?"tanyaku

Kedua perawat itu saling berpandangan,kemudian mereka tersenyum padaku.

"Kami kurang tahu kapan pasien akan sadar,tapi dari kasus yang di alami pasien biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama Pak"jawab salah satu dari mereka

Aku tersenyum,bodoh sekali mereka!seharusnya mereka menjawab besok atau sebentar lagi,agar aku bisa merasa terhibur.

Mendengar jawaban perawat tadi membuat dadaku merasa sakit kembali,aku segera beranjak,melipat sajadah kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

                                      ***

Aku ingat,kemarin pagi,di jam yang sama dengan hari ini aku masih mendengar lenguhan dari Abigail,aku melihat kedua mata Abigail terpejam dengan bibirnya tersenyum,dia sangat cantik dengan tubuh telanjang yang penuh dengan keringat,bahkan berulang kali dia menyebut namaku,semuanya masih sangat indah,semuanya masih baik-baik saja.

Sedangkan pagi ini?Abigail masih terpejam,dengan wajah yang sangat pucat sekali.

Tanganku terulur ke perutnya,didalam sana ada janin yang tumbuh.

"Hai,,tetap tumbuh yaa?bertahan di sana,Mama sedang tidur,nanti pasti dia akan bangun jika kamu juga bertahan,kamu harus kuat,agar Mama juga kuat"ucapku

Bibirku tersenyum,jadi seperti ini rasanya berkomunikasi dengan bayi yg masih di dalam perut?

"Kamu yg Papa harapkan,cuma Kamu yang bisa membuat Mama bertahan,bantu Papa yaa nak?kamu jangan menyerah"lanjutku

Selanjutnya aku mencium perut Abigail yg masih terlihat rata,lalu aku juga mengecup bibirnya yang sedikit terbuka karna ada alat bantu pernafasannya.

"I love you Bii"gumamku lirih

#tbc,,,
Allohuakbar kalo Abigail tiba-tiba bangun bisa gak sih?tapi nanti jadi ngeri dong ceritanya?

Hhhuuuuaaaaahhhh makan apa aku?kenapa otakku bisa berfikir sekejam ini???

Hari ini sudah 3 part yg on publish,jadi kemungkinan nanti mlm gak ada next lagi yaa?

Kecuali kalau ada waktu buat ngetiknya,terimakasih kalian yg sudah turut serta menangis bersamaku,maaf jika banyak kekurangan dariku,maaf juga kalo belum bisa balas komentar kalian satu per satu.

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang